Cantik Terlihat Jelek - Bab 269 Ini Santai Apaan

Mikasa menjilat bibirnya dan duduk, kemudian mencium pipi dan bibir Gary, "Sudah, kamu sudah boleh berikan aku banyak pendapat"

Kemudian Mikasa melihat ke Gary dengan senyuman yang lebar, tetapi dia malah menyadari mata Gary memerah, Mikasa menelan air liurnya, "Kalau tidak, aku pikir sendiri saja?"

Mikasa mencoba menarik kembali kertas yang Gary pegang dengan perlahan, tetapi Gary malah memegang tangannya, kemudian Mikasa pun jatuh di pelukan Gary.

Suara Gary yang serak berbisik di telinga Mikasa : "Santai yang teratur bisa membantu inspirasi"

Sambil berkata, Gary mengulurkan tangannya ke dalam baju Mikasa.

Setelah satu jam, Mikasa menarik sebuah nafas dan mengeluh, "Gary, kamu pria jahat" Ini santai apaan?

Gary juga tidak marah, dia mengambil baju Mikasa yang berada di lantai dan membantu dia memakainya, setelah merapikan, dia memeluk Mikasa dan mulai menggambar di atas kertas menggunakan pensil.

Jari Gary yang panjang sangat cantik, seolah-olah pena itu memiliki jiwa sendiri, dimana dia bergerak, dimana akan muncul bunga.

Hidung yang tinggi dan mancung, bibir yang tipis, alis yang seperti sebuah pedang, wajah yang tampan, sempurna sampai tidak memiliki kekurangan.

Pria sempurna seperti ini malah menjadi suaminya, Mikasa merasa sangat bahagia, sampai tidak bisa dijelaskan menggunkakan kata-kata.

Tiba-tiba Gary mengerutkan alisnya dan menoleh ke Mikasa, kemudian mencium dahinya dengan penuh kasih sayang, "Kalau kamu masih begitu terbengong, aku tidak mau pedulikan kamu lagi"

"Baik, aku tidak akan melihat kamu lagi, kamu lanjut"

Setelah itu, Mikasa menyimpan tatapannya dan melihat kembali ke kertas, kemudian Mikasa merasa sangat kaget.

Desain yang tadinya masih berantakan sudah menjadi rapi dan cantik sekarang.

Kekaguman Mikasa sangat berguna terhadap Gary, sudut mulut Gary terangkat, "pengaturan pemandangan pohon menggunakan prinsip angin bisa bertiup dan menghalagi badai angin, desain kamu sebelumnya terdiri dari banyak jenis, makanya membuat orang yang melihat terasa kacau, kamu boleh menggunakan prinsip bunga, rumput, pohon dan kayu pada saat perubahan musim untuk mengaturnya, agar musim panas bisa menikmati angin dan bisa menghalangi angin pada saat musim dingin"

Mikasa sibuk mengangguk, kekaguman dia terhadapa Gary pun semakin menambah.

Mikasa kemudian mengambil kertas desain itu dan melihat dengan teliti, selanjutnya dia mulai mengomel sendiri : Bisa menggunakan perbedaan ketinggian ruang untuk memenuhi fungsi kehidupan dari area villa dan pada waktu yang sama mengintegrasikan konsep nyaman dan alam menjadi satu, menurut kamu ide ini bagaimana?"

Gary mengelus kepala Mikasa, "Iya, ide ini terdengar bagus, istriku memang hebat"

Pujian Gary membuat Mikasa terasa sedikit malu, "Guruku ini terlalu pandai mengajar"

Besok paginya.

Mikasa dibangunkan oleh suara ketukan pintu.

Mikasa pun melihat Gary yang masih tertidur nyenyak di sampingnya, semalam Gary kerja sampai larut malam.

Melihat ke ponsel, sekarang masih belum jam 7, Mikasa merasa sedikit frustrasi, bibi tahu kebiasaan Mikasa dan Gary, biasanya tidak akan datang mengetuk pintu.

Karena takut membangunkan Gary, Mikasa pun turun dari tempat tidur dengan lembut dan jalan ke arah pintu.

Pada saat melihat Gisel yang duduk di atas kursi roda, Mikasa menyipitkan matanya dan menutup pintu kamar dengan lembut.

"Gisel, mengapa kamu datang begitu pagi? Ada urusan?" Mikasa berusaha membuat dirinya terlihat tenang.

"Kakak Gary belum bangun?"

Tatapan Mikasa tertuju ke lantai, dia berpura-pura malu, "Itu..... dia, semalam..... mungkin ada sedikit capek"

Setelah berkata, Mikasa melihat ekspresi Gisel berubah.

Sudut mulut Mikasa terangkat, "Kalau tidak, aku bantu kamu bangunkan dia?"

Gisel menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, aku mendengar kakak Gary mencariku kemana-mana, beberapa hari ini aku pergi liburan, ponselku hilang juga, makanya tidak kontak kakak, aku takut dia cemas, jadi aku datang pagi-pagi"

Melihat penampilan Gisel yang terlihat pengertian, Mikasa merasa dadanya sesak, tetapi dia juga tidak bisa langsung menghancurkan kebohongan Gisel secara terus terang.

"Kamu belum sarapan kan? Aku akan suruh bibi masak lebih banyak, nanti biarkan kakakmu antar kamu ke kantor"

Melihat Mikasa masih memperlakukan dia seperti biasa, Gisel mengira tidak ada yang tahu masalah yang dia perbuat, senyumanpun sekali lagi muncul di wajahnya.

"Terima kasih kakak ipar"

"Kamu duduk dulu, aku pergi bangunkan kakakmu" Setelah berkata, Mikasa berputar balik badannya dan masuk ke kamar.

Setelah beberapa saat, dari kamar terdengar suara bercanda, tangan Gisel yang sedang memegang cangkir teh pun bergetar.

Pada saat melihat Gisel, tatapan Gary berhenti di kaki Gisel beberapa saat, "Gisel......." Gary memanggilnya.

"Kak Gary"

Gary berjalan ke depan Gisel dan mengambil remot tv, kemudian menyalakan tv.

"Beberapa hari ini kamu kemana?"

"Aku pergi liburan, ponselku hilang, aku juga tidak ingat nomor kalian, makanya aku tidak kontak dengan kalian, setelah pulang aku dengar kamu mencari aku, jadi aku ke sini pagi-pagi" Gisel melihat ke Gary dengan tatapan yang jernih, kalau bukan karena Gary melihat Gisel berjalan dengan matanya sendiri dari CCTV, Gary pasti akan percaya kepada kata-katanya sekarang.

Tetapi.... Gary dibohongi Gisel itu fakta, berpikir tentang Mikasa bahkan tidur di jalan karena dia, ekspresi Gary pun menjadi sedikit jelek.

"Sayang, sarapan sudah siap, makan dulu, bukannya semalam kamu bilang hari ini ada rapat?" Melihat ekspresi Gary, Mikasa tahu Gary sudah mau marah, jadi dia sibuk menarik tangan Gary.

Pada saat bersentuhan dengan tangan Mikasa, ekspresi Gary pun menjadi agak lembut.

"Makan dulu"

Setelah makan, Mikasa pun mandi dan mengganti baju, kemudian mendorong Gisel keluar dari rumah.

Pada saat mau naik ke dalam mobil, Gisel duduk di samping mobil dan tunggu Gary untuk mengendongnya seperti biasa.

Ekspresi Gary tenggelam, Mikasa mendorong Gary masuk ke dalam mobil.

Kemudian menoleh ke Gisel.

"Gisel, maaf ya, pinggang kakakmu semalam keseleo, mungkin tidak bisa mengendong kamu, kalau kamu tidak apa-apa, aku yang mengendong kamu saja?" Mikasa pun siap-siap mau mengendong Gisel.

Gary menyipitkan matanya, pinggang keseleo? Alasan yang bagus.

"Itu, tidak perlu, sebenarnya, kamu bantu pegang aku sedikit, aku bisa mencoba"

Mikasa mengerutkan alisnya, "Iya ya? Boleh"

Sambil berkata, Mikasa pun membantu memegang Gisel, "Gisel, kamu bersandar di tubuhku, aku bantu kamu mengangkat kakimu"

Sambil berkata, Mikasa langsung mengangkat kaki Gisel dengan tenaga yang agak besar, kemudian Mikasa pun mendengar suara Gisel yang berkata sakit.

Sebuah senyuman pun terbentuk di wajah Mikasa, bukannya kedua kakinya sudah mati rasa? Benar-benar pandai berpura-pura.

Tetapi, Mikasa tidak ingin menghancurkan kebohongan Gisel, wanita ini terlalu licik, Mikasa takut Gisel akan melakukan hal lain lagi kalau dia menghancurkan kebohongannya.

Mending ikuti keinginan dia dulu sekarang, lagipula Gary juga sudah tahu.

Gary menghentikan mobil di bawah kantor Mikasa, kemudian Gary mencium wajah Mikasa, "Nanti siang, aku jemput kamu untuk makan siang bersama?"

"Tidak... boleh, aku tunggu teleponmu"

Mikasa berputar balik badannya dan melihat ke Gisel yang memiliki ekspresi jelek.

"Gisel, aku pergi dulu, kamu hati-hati"

"Kakak ipar...." Gisel tiba-tiba memanggil Mikasa.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu