Cantik Terlihat Jelek - Bab 468 Anak Haram Dari Keluarga Ningga

“Wen Wen, kembalilah dan tinggal bersama kami? Aku mendengar Bima mengatakan kalian telah menikah.”

Iya sudah menikah, tetapi juga sudah bercerai?

Lagipula, dia benar-benar tidak mengerti apa maksud Bima?

Mereka berdua telah berpisah selama beberapa tahun, dan sekarang tiba-tiba memberitahu keluarganya, mereka sudah menikah......

Dia memutar kepala, dan menatap Bima dengan tatapan meminta bantuan.

“Bu, kami tinggal di luar agar kamu bisa lebih cepat menggendong cucu.” Selesai berkata, dia tersenyum dengan penuh makna.

Weni hampir tersedak oleh air liurnya sendiri.

Karena dia tidak mengerti niat Bima yang sebenarnya, jadi dia hanya bisa tersenyum dan tidak bisa mengatakan apapun.

Dia bertahan, hingga keluar dari gerbang komplek, dia bertanya, “Apa maksud dari perkataanmu itu?”

Dia mengakui bahwa saat ini, dia masih memiliki khayalan.......

Bima menghentikan mobilnya di tepi jalan, meletakkan lengannya di sterling, dan memandang Weni, “Aku hanya ingin menjernihkan telingaku sebentar.”

Selesai berkata, dia membuka kunci pintu.

“Oh.” Weni tampak mengerti, dia melepaskan sabuk pengamannya, mendorong pintu dan keluar dari mobil.

Terdengar sebuah kata dari belakang, “Hari ini sangat berterima kasih padamu.”

Dia malah melarikan diri.

Hari ini, dia hampir menganggapnya serius.

Baru saja tiba di rumah, Hutu meneleponnya

Melihat nomor yang dikenalnya, dia malah merasa sedikit bersalah.

Dia mencuci wajahnya dengan air dingin, dan kemudian mengangkat telepon, “Halo....”

Hutu terdiam sejenak, kemudian berkata, “Apakah kamu....... telah mengetahui sesuatu?”

Kewaspadaannya membuat Weni tertawa terbahak-bahak.

“Kamu...... apakah kalian......”

"Ini bukan inses, aku..... aku sebenarnya bukan anak kandung orang tuaku, dia juga tahu tentang ini.”

Hutu tahu apa yang ingin dia tanyakan, jadi dia duluan mengatakannya.

Bukan anak kandung?

Weni mengerutkan kening, dan dia terdiam sejenak kemudian berkata, “Meskipun bukan anak kandung, orang tuamu juga tidak akan setuju, bukan?

Selain mengatakan latar belakang keluarga Ningga, Raven sendiri adalah seseorang yang sangat terkenal dalam industri teknologi di dalam negeri.

Hutu tidak mengatakan apapun.

“Dia lebih tua 5 tahun darimu, kan? Sekarang sudah 33 tahun...... Aku rasa kalau kalian benar-benar saling mencintai, lebih baik menderita sakit jangka pendek daripada penyiksaan jangka panjang.”

Hutu tetap diam......

Topiknya menjadi sangat tertekan, Weni menarik nafas, “Oke, jangan bicarakan ini, selama dua orang saling mencintai, hal lain seharusnya tidak akan menjadi masalah, dan berdasarkan kemampuan Raven, aku merasa kamu bisa percaya padanya, dia akan memberimu sebuah penjelasan.”

Tetap diam......

Weni masih ingat pertama kali bertemu Hutu, ketika baru masuk kuliah, dan sedang membagi kos, rambutnya pendek dan ketika tertawa, ada lesung pipi di sudut mulutnya, dia adalah orang yang sangat lembut.

Akhirnya dia baru tahu, ternyata dia berpura-pura, mereka berempat di dalam kos, sifatnya paling dingin dan paling diam.

Sekarang berpikir kembali, mungkin dia juga tahu mengapa dia seperti begini.

“Apa benar pria marga Qiu yang kamu katakan kemarin?” Dia mengganti topik pembicaraan.

Hutu tertegun sejenak, lalu berkata, “Maksudmu Altius Timin? Oh, dia dan Raven adalah teman sekelas, dan sekarang mereka adalah rekan kerja, kemampuannya juga tidak perlu diragukan, seorang pria di bidang teknologi yang kaya dan tampan, banyak orang yang mengejarnya, namun dia tidak tertarik, pernah sekali dia melihat fotoku bersamamu, dia sepertinya lumayan tertarik padamu.”

Hutu jarang mengatakan perkataan yang begitu panjang, Weni sangat mengerti sifatnya, orang yang bisa dipuji olehnya, seharusnya tidak terlalu buruk.

Namun terpikir Kiki, dia tidak punya keberanian lagi......

“Ada apa, mengapa tidak bicara?”

Melihat dia tidak merespon, Hutu bertanya.

Weni menghela napas, berdiri dan berjalan ke jendela, menggosok rambut pendeknya, dan terlihat kesal.

“Lupakan saja, aku khawatir, kami tidak cocok, kalau begitu kamu sibuk dulu, kalau ada waktu, kita keluar dan berkumpul.”

Selesai berkata, Weni menutup telepon.

Hutu memandang telepon yang diputusin, alisnya berkerut.

Raven keluar dari ruang kerja, memeluk pinggangnya dari belakang, “Ada apa?”

“Aku merasa Weni agak aneh, dia sepertinya memiliki sesuatu yang tidak dapat dikatakan, dia memintaku memperkenalkan Altius Timin padanya, namun aku baru saja memulai topik ini, dia langsung bilang tidak cocok.”

Raven duduk berhadapan dengannya, memegang tangannya dan berkata, "Kamu tidak cocok menjadi mak comblang.”

Dia berkata dan tersenyum, kemudian mencubit lembut di wajahnya.

Hutu memelototinya, “Banyak hal yang tidak cocok denganku.” Membicarakan ini, dia berhenti sejenak, “Aku juga tidak cocok menjadi wanitamu.....”

Tangan pria yang memegang tangannya menjadi erat.

“Tu Tu.....”

“Aku juga tidak cocok menjadi anggota keluarga Ningga.” Oleh karena itu, dia mengikuti marga ibunya Hu bukannya Ningga.

Membicarakan ini, dia menarik tangannya dari pria itu, “Semalam kakak ipar meneleponku, dia bilang orang keluarga akan merencanakan kencan buta untukmu.”

Dia menelan ludah, “Kamu tidak menjawab ketika dia meneleponmu, lalu dia tahu kita tinggal bersama, jadi memintaku untuk memberitahumu.”

Rambutnya yang panjang, sedikit berantakan, bagaikan suasana hatinya saat ini.

Raven duduk di sofa, menatap padanya dan sudut mulutnya sedikit terangkat, “Clover?”

“Ya.”

Raven adalah anak haram yang dilahirkan Tuan tua keluarga Ningga bersama wanita luar, lebih tua dua tahun dari Devan.

Sedangkan Hutu? Dia adalah anak angkat dari kakaknya ayah Devan.

Dia terlihat lembut, namun sifat sebenarnya sangat dingin, biasanya dia hanya berbicara dengan Clover.

“Aku akan pergi mengatakannya bersama Tuan tua, kamu tidak peduli.” Raven bangkit, berjalan ke depan Hutu, merangkul bahunya ke dalam pelukannya, “Apakah kamu takut?”

Hutu tidak mengatakan apapun, sebenarnya dia tidak takut, dia hanya merasa belas kasihan padanya, karena sebagai anak haram, ia menghabiskan banyak usaha, untuk menghilangkan gelar “anak haram” dari hidupnya, dia benar-benar tidak ingin membuatnya kembali dikatakan “inses”.

“Kalau tidak, kamu mencari orang lain dan menikahinya, aku.....”

Sebelum selesai berkata, Raven langsung membungkukkan tubuhnya menciumnya.

Ketika cairan pahit mengalir ke mulut, tangan pria yang memeluk di pinggangnya, menjadi lebih erat.

“Telah menyia-nyiakan waktuku hingga usiaku 33 tahun, dan sekarang kamu tidak menginginkanku lagi?”

Pria menatap Hutu, dan berkata dengan nada rendah.

Hutu menatapnya, dan memeluknya, pada masa kuliah tahun kedua, dia berusia 19 tahun, dan Raven berusia 24 tahun, dia berkata setelah dia lulus, dia ingin menikah dengannya, pada saat itu dia menyangka cinta akan menaklukkan segalanya.

Namun....

Sudah sembilan tahun, dia berusia 28 tahun, dan dia berusia 33 tahun, karena ketakutannya, Raven selalu menunda.

Dia tidak ingin menyakitinya.

“1 Mei kamu libur, kita kembali ke Kota Ciput.”

Tuan tua di Kota Ciput, Keluarga Ningga juga berada di kota Ciput.

Hutu tidak berkata, namun tangan yang menarik pakaiannya menjadi semakin erat.

Weni baru saja menutup telepon, bel pintu langsung berdering.

Dia melihat waktu, sudah jam sebelas malam, siapakah itu?

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu