Cantik Terlihat Jelek - Bab 456 Sebab Dan Akihat

Suatu hari.

“Eren, mengapa dulu kamu begitu tidak suka padaku?”

Pandangan pria perlahan-lahan mengarah dari dokumen meja ke atas, menatap Suya, “Takut jatuh cinta padamu.”

Tangan wanita yang membawa kopi sedikit bergetar.

“Apa yang kamu katakan?”

Pria menjilat bibirnya, “Pertama kali kita bertemu, kamu mengaitkan rambutmu ke belakang sebanyak enam kali, menggigit bibirmu sembilan kali, dan menatapku dua belas kali.”

Suya membuka mulutnya, “Kamu......”

“Penampilanmu cantik dan bisa berteman dengan Mikasa, berarti sifatmu seharusnya tidak buruk, namun kamu diperkenalkan oleh mereka, jadi aku tidak ingin berhubungan denganmu.”

Sifat Eren sebenarnya agak malu-malu, jadi dia jarang mengatakan hal seperti itu padanya.

Sehingga begitu banyak tahun, Suya selalu menyangka dirinya yang mati-matian menjerat Eren dan jatuh cinta padanya, dia selalu berpikir seperti ini, dan kadang-kadang, dia bahkan menyangka Eren bersamanya hanya karena berterima kasih padanya, bukan cinta.

Suya meletakkan kopi di atas meja, melangkah maju, dan memeluk leher Eren dari belakang, “Kamu, mengapa kamu tidak pernah memberitahuku tentang ini?”

Eren menariknya, Suya langsung jatuh duduk di pangkuannya.

“Aku khawatir kamu menjadi sombong.”

“Dasar.”

Eren menatap Suya dan mencium di dahinya, “Sebenarnya, aku tidak menemukan kesempatan untuk mengatakannya.”

Selesai berkata, dia menatapnya lagi, “Kamu tidak tidur dan datang mencariku, apakah hanya karena ingin mendengar perkataan ini?”

“Besok ulang tahun papa, mari kita pulang bersama?”

“Ulang tahun papa? Bukannya bulan lalu? Berapa papa yang kamu miliki?” Pria berkata, tangannya sudah berada di pinggang wanita.

Wanita menekan tangan besar pria yang sedang bergerak, kemudian menepuknya dengan keras, “Menurutmu berapa papa yang aku miliki?” Selesai berkata, dia memandang pria dan mengedipkan matanya.

Dia melihat simpul tenggorokan pria bergerak dengan cepat.

Biasanya, dia berpenampilan seperti ini, hanya ada dua kemungkinan, satu dari kebutuhan fisik dan satu lagi dari dorongan psikologi.

Sangat jelas, kali ini adalah yang kedua.

Sejak mereka menikah kembali, dia belum pernah kembali ke keluarga Dekai, dia tentu saja tahu bahwa Eren masih kesal tentang orang tuanya menyerahkan dirinya, jadi selama bertahun-tahun, Suya tidak pernah memaksanya.

Tetapi.......

“Suya, mama tahu, sekarang datang mencarimu untuk mengatakan ini memang agak mempersulitkanmu, tetapi papamu menderita kanker stadium lanjut, dokter mengatakan dia tidak bisa bertahan hidup lebih dari tiga bulan, akhir-akhir ini dia semakin sering membicarakan Eren, meskipun hubungan kami tidak terlalu dekat, namun kami sudah bersama dalam waktu yang lama, aku benar tidak dapat melihatnya seperti begini, dia tahu dirinya berhutang pada Eren, begitu juga dengan aku, aku juga merasa bersalah dengan anak ini.”

Kata-kata Nyonya Dekai bergema di telinga Suya.

“Jangan memberitahu Eren papanya sakit, katakan saja ulang tahun papanya, Suya, kumohon padamu.”

Sebenarnya Suya benar-benar tidak ingin membantu pasangan suami istri keluarga Dekai, tidak hanya Eren membenci mereka, dia juga membencinya, dia tidak berani membayangkan bagaimana Eren melewati masa kecilnya, dia takut dia akan menjadi gila kalau terlalu memikirkannya, jadi dia hanya ingin memberinya sebuah keluarga yang hangat.

Dia berjanji pada Nyonya Dekai, karena tidak ingin Eren menyesal di kemudian hari.

“Kamu tidak perlu khawatir tentang ini.” suara Eren yang magnetik terdengar di telinganya.

Suya tahu dia akan menjawab seperti ini, dia berpikir dan mengatakan yang sebenarnya, “Papamu menderita kanker stadium lanjut dan mungkin tidak dapat hidup lebih dari tiga bulan.” Setelah mengatakannya, dia menatap pada Eren.

Wajahnya sangat tenang, namun tatapannya sangat rumit.

Suya berdiri dari pelukannya dan memeluknya, “Eren, kalau kamu merasa sedih, silakan menangislah.”

Pria bergerak di dalam pelukannya, tepat di posisi dadanya, Suya tidak peduli, hingga tangan pria masuk dari baju bagian bawah.

Dia baru terkejut.

“Eren.....” Akhirnya perkataan yang sudah sampai di mulut, dia tidak mengatakannya, kalau dengan cara ini bisa melampiaskan emosinya, bagaimana dia bisa menolaknya.

Di tengah malam, ketika Suya bangun, tidak menemukan Eren di sampingnya, dia mendengar ada suara kecil dari luar, akhir-akhir ini karena libur, kedua anak tinggal bersama orang tuanya, jadi dalam rumah hanya tersisa dia dan Eren.

Memikirkan ini, dia bangkit dan berjalan ke luar, dan melihat pria yang duduk di balkon sambil minum alkohol, Eren tahu Suya tidak suka melihatnya minum, selama bertahun-tahun, Suya pertama kali melihatnya seperti begini.

Dia membuka pintu kaca balkon dan keluar, lalu mengenakan mantel tipis di bahunya, “Mengapa minum sendirian, ayo kita minum bersama.”

“Apakah aku telah membangunkanmu?”

Wanita mengambil botol bir dan langsung menuang ke mulutnya, dia minum terlalu cepat lalu tersedak.

Pria berdiri tak berdaya, dan menepuk punggungnya, “Siapa yang merebut denganmu?”

Suya menarik nafas, “Sudah lama tidak minum, sangat pahit.”

Pria merebut botol bir darinya, “Sudahlah, jangan minum lagi, tidurlah.”

Suya memeluk di pinggangnya, “Eren, kamu jangan seperti begitu, ok? Aku sangat sedih, kalau memberitahumu akan membuatmu begitu sakit hati, aku seharusnya tidak memberitahumu.”

Pria tidak berkata, namun hatinya merasa lebih hangat setelah mendengar kata-kata wanita, tidak peduli bagaimanapun orang tuanya, dia tetap berterima kasih pada mereka, telah mencarikan sebuah pernikahan yang sulit didapatkan.

“Besok siang atau malam?”

Suya merasa senang, “Ah..... oh, di malam hari, setelah kamu pulang kerja, kita baru pergi, aku akan pergi menjemputmu.”

Pria menjawab “ya”.

Pada hari berikutnya.

Makan malam di keluarga Dekai.

Suya sengaja pergi menjemput kedua anaknya, mamanya tahu dia akan pergi ke keluarga Dekai, wajahnya terlihat buruk, putrinya telah menikah selama bertahun-tahun, kedua orangtuanya tidak pernah bertanya sama sekali, Eren bekerja sebagai seorang prajurit, meskipun sekarang menjadi pejabat, namun dia sangat jujur, hanya dengan gajinya, bagaimana mungkin cukup untuk menafkahi Suya dan dua anak.

Dalam beberapa tahun ini, diam-diam mereka menanggung lumayan banyak.

Mereka sebenarnya mengerti namun tidak pernah bertanya, ini membuat mamanya Suya sangat tidak senang.

“Mama, papanya Eren kanker stadium lanjut.”

Mamanya mengerutkan kening, dan meletakkan pakaiannya ke sofa, tanpa berkata, dia berbalik dan pergi ke ruang penyimpanan, kemudian dia keluar membawa dua botol anggur.

Itu dibawa oleh kakak untuk papa dari luar negeri, Papa enggan meminumnya.

“Bawa saja, tidak boleh pergi dengan tangan kosong.”

Suya menerima barang-barang dari tangan mamanya, “Terima kasih Ma.”

Ketika dia membawa anak ke mobil, Eren meneleponnya, “Kamu langsung pergi ke rumah Dekai, aku akan ke sana sebentar lagi.”

Suya tertegun, “Oke, kalau begitu, sampai jumpa nanti.”

Ketika tiba di keluarga Dekai, Papanya kelihatannya tidak tahu mereka akan datang, sangat terkejut dan terlihat kesenangan yang tidak tersembunyikan.

Terakhir kali Suya melihat papanya Eren, ada di sebuah jamuan makan, mereka berdua hanya mengangguk dan menyapa, tidak banyak bicara.

Setelah dua tahun, papanya tiba-tiba menjadi sangat tua, mungkin karena masalah kesehatan, seluruh tubuhnya terlihat bengkak.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu