Cantik Terlihat Jelek - Bab 427 Kecelakaan Mohan

Mohan berjongkok di depan Rena dengan ekspresi agak gugup sebelum memanggilnya, "Rena"

Rena memeluk Mia dengan erat dan mengangkat kepalanya melihat ke Mia dengan ekspresi gugup, "Ibu"

"Peluk dia sebentar" Mia berkata kepada Mohan.

Mohan berkata iya, "Rena, apakah bisa......"

Sebelum Mohan habis berkata, Rena sudah berlari ke pelukan Mohan, "Ayah...."

Setelah Rena memanggil Mohan, Mia melihat tubuh Mohan bergetar sejenak, selanjutnya Mohan memeluk Rena dengan erat, "Rena, ayah minta maaf, ayah selalu tidak berada di sisimu" Suara Mohan terdengar sedih dan Mia yang melihat adegan ini pun ikut menangis.

Rena menangis dengan perasaan sedih, sakit hati dan bahagia.

Setelah itu, Rena terus bersama dengan Mohan dan memanggil ayah berulang kali.

Siang hari, Mia takut orang tuanya meragu sehingga dia memutuskan untuk membawa Mia pulang makan siang, tetapi Rena sangat tidak tega mau meninggalkan Mohan.

"Aku akan menyelesaikan masalahku secepatnya" Mohan berjanji kepada Mia lagi.

Mia memeluk Mohan, "Mohan, aku dan Rena bukan beban kamu, kami juga tidak ingin menjadi tekanan kamu, kami akan menunggu kamu jadi jangsn terlalu buru-buru"

"Ayah, aku juga akan menunggu kamu, aku tidak mau ayah baru"

Ketiga orang itu pun saling menatap dan senyum.

Mohan pulang ke kota A pada hari sore itu, sementara Mia dan orangtuanya pulang ke kota A satu hari sebelum liburan berakhir.

Setelah liburan panjang, hari pertama bekerja membuat semua orang sedikit tidak bisa focus.

Emosi Xiao Rou pun menjadi agak sedih, mungkin karena masih muda, Xiao Rou bersikap lebih emosional, "Harus agak semangat, masalah kemarin tidak boleh terjadi untuk kedua kalinya lati" Mia mengingatkannya dengan senyuman.

"Iya, terima kasih atas pengingatan kakak Mia"

Mia sangat menyukai personalitas Xiao Rou yang penurut dan murah senyum, Xiao Rou juga sangat pintar, cukup menjelaskan sekali, rata-rata Xiao Rou sudah busa mengerti, Xiao Rou juga tidak pernah mengeluh ketika bertemu dengan masalah yang tidak logis.

Pada tahun baru, perusahaan masih memiliki beberapa proyek yang sedang berjalan sehingga semua orang pun sibuk bekerja.

Tetapi berbanding dengan Mohan yang sudah kembali bekerja pada hari ketiga tahun baru, Mia merasa mereka semua sudah termasuk bahagia.

Sehari sebelum Mia kembali, Mohan pergi ke luar daerah karena urusan kerja, hal ini membuat Mia terasa sedikit kecewa.

Mia mengirim pesan teks kepada Mohan, "Aku sudah sedikit kangen kepadamu"

Mohan membalas pesan teksnya setelah dua jam lebih, "Seberapa kangen?"

"Sangat kangen, kamu tidak kangen aku?"

Mohan membalas, "Tentu saja"

Setelah itu dia menambah, "Apakah mungkin kalau aku tidak kangen?"

Sudut mulut Mia terangkay.

"Seharusnya aku akan pulang besok sore"

"Baik, hati-hati diluar"

Setelah meletakkan ponselnya, Mia pun focus kenbali ke pekerjaan lagi, besok paginya, Mia bangun sangat pagi dan pergi ke rumah Mohan untuk membantu dia membersihkan rumahnya sebelum pergi kerja.

Hanya saja, sampai malam hari pun Mohan tidak mengabari Mia ataupun membalas pesan teks Mia.

"Kakak Mia, apakah kamu sudah mendengar? Direktur Mo itu mengalami kecelakaan"

Mendengar kata-kata Xiao Rou, pensil yang sedang diraut Mia pun menjadi putus. Hati Mia bergetar dan dia berusaha menenangkan diri dan berkata: "kecelakaan? Bagaimana kamu mengetahui hal ini?"

"Aku mendengar hal ini waktu aku mengantar dokumen ke departemen penjualan tadi, manager departemen penjualan berkata beberapa atasan sudah bergegas ke lokasi kecelakaan"

Mia menundukkan kepalanya dan tidak berkata.

"Kakak Mia, apakah kamu tidak enak badan?"

"Aku... Aku , aku sakit kepala, Xiao Rou, malam ini jangan lembur saja, kamu pulang saja setelah selesaikan ini" Suara Mia bergetar dengan parah.

Xiao Rou merasa ada sesuatu yang salah dengan Mia, tetapi sebagai anak pengertian, dia tidak bertanya banyak.

Setelah sampai pintu gerbang, Mia mencari sebuah taksi dan bertanya, "Paman, tolong... Tolong pergi ke...." pada saat itu Mia baru menyadari dia tidak tahu alamat terjadi insiden dimana?

Mia memegang kepalanya sendiri, setelah itu dia memutuskan untuk membuka ponselnya dan mencari berita tentang kecelakaan, tetapi dia tidak berhasil mendapat informasi apa pun.

Berdasarkan identitas Mohan, walaupun dia sungguh mengalami insiden, beritanya pun pasti tidak diketahui.

"Nona, kamu mau kemana?"

Mia menatap ke supir taksi, "pak, apakah kamu tahu di perjalanan ke kota Y dimana terjadi kecelakaan?" Mia benar-benar sangat cemas sekarang.

Setelah melamun sejenak, supir berkata, "Kota Y? Jarak ke sana sangat jauh, sepertinya kamu harus menaiki kereta api saja"

Mia melihat keluar jendela sambil terus menelpon Mohan berulang kali, tetapi tidak ada yang mengangkat telpon.

"Mungkin aku bisa membantu kamu bertanya, aku memiliki satu teman rekan kerja yang membawa taksi di sana, nona, kamu jangan cemas dulu ya"

Mia mengangguk, jangan cemas, bagaimana dia bisa tidak cemas, Mohan, kamu harus baik-baik saja, kamu tidak boleh 'mempermainkan' aku seperti ini, beberapa tahun lalu kamu sudah pernah menakutkan aku seperti ini satu kali, sudah cukup.

Sambil berkata, supir memparkir mobil di pinggir jalan sebelum menelpon, pembicaraan mereka menggunakan dialet kampung sehingga Mia pun tidak mengerti apa yang sedang mereka katakan.

Setelah beberapa saat, supir menoleh ke Mia dengan ekspresi berat, "nona, aku sudah bertanya tadi, kamu.... Jangan pergi ke sana saja, aku mendengar beberapa mobil saling tabrakan di sana, sebuah mobil mewah tertabrak balik langsung di tempat, di bawah kecepatan yang begitu cepat, sepertinya orang itu sudah meninggal.

Ponsel di tangan Mia jatuh ke lantai.

Setelah itu, Mia menggelengkan kepalanya, "paman, bisakah.... kamu mengirim alamatmu kepadaku?" Mia tidak percaya tuhan mau mempermainkan dia seperti, kalau Mohan masih hidup, Mia mau melihat orangnya, kalau Mohan sudah meninggal, Mia mau melihat mayatnya, jadi Mia harus pergi.

Supir mengeluarkan sebuah pena dan kertas kemudian menuliskan alamat untuk Mia.

Mia mengambil alamatnya dengan rasa berterima kasih.

Karena jarak kedua tempat agak jauh, Mia tiba-tiba di kota Y pada jam 10 lebih tengah malam.

Mia menaiki sebuah taksi dan tiba di jalan tol kejadian insiden, tetapi lokasi di sana sudah dibersihkan.

Mia berjongkok di lantai dan memeluk kepalanya, "Mohan, kamu dimana?"

"Cari mati ya? Berjongkok di jalan tol" Ada kendaraan yang lewat, orang itu menurunkan jendelanya dan berteriak kepada Mia.

Mia menjilat bibirnya dan memeluk kedua sikunya berjongkok di pinggir jalan tol, Mia terus menelepon Mohan, tetapi rasa ketakutan di dalam hatinya tidak bisa tenang.

"Zzzzz" suara ban mobil bergesekan dengan mobil terdengar, setelah itu sebuah mobil berhenti di depan Mia.

Pintu mobil terbuka dan seorang pria turun dari mobil.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu