Cantik Terlihat Jelek - Bab 31 make Up (1)

“Papa, berarti sekarang kita akan membeli baju untuk mama kan?” Simon dengan bersemangat lari ke depan dan menarik lengan baju Devan setelah keluar dari toko pakaian pria.


Devan berputar balik dan melihat Sherin yang berada di belakangnya kemudian berkata dengan muka serius: "Aku takut tempat seperti ini tidak sesuai dengan selera Sherin yang begitu memilih”


Sherin berpikir sejenak dan mengangguk kepalanya, "Benar benar. Pakaian sini sangat mahal, aku tidak sanggup membelinya" 


Tetapi setelah itu, dia merasa ada sesuatu yang salah. Pria ini tidak bermaksud mau berdiskusi dengannya. Jelas, pria ini sedang menyindirnya.

Bab 31 make Up (1)


Dan itu tidak masalah. Dia memiliki hak untuk mengajar anaknya dengan caranya sendiri. 


“Ma, semua bibi-bibi yang datang dengan papaku dulu membeli sampai harus menggunakan mobil untuk membawa barang-barangnya. Mama tidak perlu membantu papa menghemat!” Simon berkata dengan serius sampai mengerutkan alisnya. Tetapi dia tidak sadar, muka orang yang berdiri di depan itu sudah menjadi hitam. 


Alis Sherin terangkat setelah mendengar kata kata Simon. Sampai harus menggunakan mobil untuk membawa barang barangnya? Sherin juga berkata dengan serius: "Oh, itu karena bibi-bibi itu ada melakukan sesuatu untuk membantu papamu, dan papamu memberi imbalan" masih berani mengatakan dirinya itu pertama kali? Sherin sejenak merasa dirinya sangat bodoh.


Seorang pria membeli begitu banyak barang untuk seorang wanita, dia tidak percaya itu bukan karena ada sesuatu.


"Melakukan sesuatu untuk membantu papa? Papaku bisa minta bantu apa sama mereka? Papaku memiliki segalanya ..." Simon bingung.


Sherin merasakan kemarahan di dalam hatinya.

” Papamu memiliki segalanya? Papamu benar benar tidak memiliki apa yang dimiliki seorang wanita”


Dylan yang di samping mendengar kata-kata itu, tertawa dengan tidak sopan. 


Padahal dia mengira wanita ini sebenarnya jujur dan baik. Ternyata mulutnya juga tajam, tidak kalah dengan Devan.


"Beli atau tidak? Kalau tidak beli kita akan pulang sekarang" Devan tidak bisa menahan lagi dan bersuara.


Sherin melihat ketidaksabaran yang jelas di muka Devan yang membuat Sherin merasa emosi. Wanita-wanita itu memiliki barang semobil untuk menyelesaikan masalah. 


"Beli" Sherin memegang Simon dan berkata "Ayo, mama akan memilih yang bagus, biar pas sama kamu”


Orang yang bertanggung jawab segera merentangkan tangannya ke kiri dan berkata "Pakaian wanita berada di sebelah sini, silahkan"


Tetapi Sherin langsung menyesalinya setelah dia menginjak ke sana.


Dia sembarang mengambil satu gaun di sana dan harganya berjumlah 9.000.000 lebih


Melihat Simon yang sudah sedang membantu dia untuk memilih pakaian, wajah Sherin memerah.


"Simon ... aku tidak suka gaya baju disini, ayo kita pergi." Sherin langsung menarik Simon dan keluar dari toko tersebut 


Melihat kejadian ini, mulut Devan membentuk sebuah senyuman


"Bagaimana, Devan? Apakah kamu tertarik?" Dylan berbisik di sampingnya.


Devan menatapnya dan berkata "Penampilan miskin seperti dia. Bagaimana aku bisa tertarik?"


Dylan mengangguk dan berkata “ Benar, wanita miskin dan masam! Wajahnya pun tidak termasuk cantik, masih berani menawarkan diri untuk mendidik Simon. Direktur Devan kita tidak butuh uang sekecil satu miliarpun. Benar-benar terlalu percaya diri! Mau belikan dia Gaun, masih berani mengatakan bahwa dia tidak suka gaya bajunya? Jelas dia adalah orang miskin. Direktur Devan kita beli baju masih butuh dia yang menghemat? Simon lebih bagus jangan berhubungan lagi sama wanita seperti itu. Benar benar memalukan!”


Devan berhenti berjalan dan setelah beberapa saat, dia berkata dengan santai: "Kadang-kadang juga harus membiarkan Simon memahami kesulitan dunia orang miskin. Tidak ada yang salahnya dengan itu."


Dylan berdiam sejenak dan tidak bisa berkata apa apa. Lupakan saja, manusia ini sudah tidak bisa dibantu.


“kamu mengantar Simon pulang sekarang” Devan memerintah


Sherin mengangguk dan turun dari mobil bersama Simon. Sherin melihat ekspresi Devan yang semakin jelek dan berkata: "Ada masalah apa pun, perlahan lahan selesaikan. Jangan Terlalu khawatir. "


Devan mengangguk dan bibir tipisnya terangkat sedikit, membentuk sebuah senyuman kecil.


Tidak lama setelah Sherin dan Simon turun dari mobil, di belakang sudah ada satu mobil yang bergerak menuju ke mereka. Sherin baru sadar, ternyata memang dari tadi ada mobil yang mengikuti mereka. 


 “Tuan Muda, Nyonya Sherin, silahkan naik” Setelah mengantar Simon kembali ke rumahnya, Sherin bersiap siap untuk pergi. 


"Mama, kamu ingat, kamu adalah mamaku.  Jika terjadi masalah yang tidak bisa diselesaikan, mama langsung sebutkan saja namaku atau nama papaku. Mama mengerti?" Simon mengulangi kata-kata yang sama berulang-ulang kali di telinga Sherin ketika mereka hendak berpisah.


Hati Sherin merasa hangat. Dia ingin melindungi Simon selamanya. Tetapi pada akhirnya, sepertinya Simon yang sedang menjaga dia.


"Oke. Mama tahu. Mama bukan anak-anak! Kamu juga, kurangi makan cemilan, perbanyak makan nasi. oke?"


"IQ anak kecil pun lebih tinggi dari IQ mama."


Sherin menyentuh dahi Simon dan berkata: "Ya, ya. Tuan kecil Simon memiliki IQ yang paling tinggi”


Kata-kata yang membahagiakan pun sulit bisa menyembunyikan kesedihan perpisahan. Bahkan jika itu hanya perpisahan singkat.


Senin, sesuai jadwal.


Kakinya baru menginjak masuk ke ruang penata rias, gadis bantet itu langsung mendekatinya "Sherin, kamu memang pintar. Dengar dengar, manajer menaikkan gajimu?"  Gadis bantet itu memiliki makna yang tidak jelas di matanya.


Sherin mengerutkan alisnya, tidak bisa memahami apa yang terjadi sehingga dia hanya memberikan sebuah senyuman.


"Namanya manusia, memang tidak ada yang adil. Lihatlah aku. Gajiku baru naik 10% setelah 3 tahun bekerja di sini. Sedangkan orang yang baru masuk kerja beberapa hari sudah naik gaji sampai sebesar 30%. Tetapi itu karena juga manusia dan manusia lain itu pasti memiliki perbedaan. Siapa suruh kita terlalu baik hati dan jaga diri?" Debora berkata di sudut. Debora terkenal sebagai karyawan yang sangat pandai menarik perhatian. 


Setelah itu, Sherin baru tahu bahwa Debora bisa masuk ke SM karena dia memiliki hubungan dengan Manajer Lupus. Teknik berdandan dia hanya bisa menjadi cadangan dari penata rias terkenal di sini, tetapi karena dia pandai menarik perhatian, manajer Lupus menyayanginya. 


Setelah itu, ruang penata rias pun menjadi sunyi. Belasan penata rias mendiamkan dirinya. Namun, jelas bahwa setiap orang memiliki pemahamanan yang sama. Suasana yang harmonis ini memiliki banyak tekanan. 


Sherin duduk di depan meja rias dan tidak mengerti apa yang terjadi. 


Apakah Gabriel yang menambahkan gajinya? Mengapa?


Dia ingin menjelaskan, tetapi dia tidak bisa mengatakan satu kata pun. Hanya bisa melihat kepada mata mata yang berisi penghinaan.


Kemudian ada seorang Felice yang menepuk pundaknya dan mengangguk kepada Sherin. Tatapan Felice yang berisi kepercayaan memberikan Sherin kekuatan yang besar. 


"Sherin, kamu sudah datang?" Suara Manajer Lupus terdengar.


Sherin merasakan kedinginan di belakang punggungnya. Dia segera berdiri dan membungkuk, "Manajer Lupus”


"Duduk sini" Manajer Lupus menarik sebuah bangku dan duduk di depan Sherin. "Sherin, bentar lagi Direktur Devan mau membawa GM Gabriel ke pesta. Kamu mengikuti mereka pergi dan make up untuk mereka"


Make up untuk Gabriel di depan Devan?  Sherin belum sempat memiliki reaksi apa pun, dia terdengar suara bangku jatuh ke lantai di belakangnya.

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu