Cantik Terlihat Jelek - Bab 13 Menyatakan Cinta

Bab 13 Menyatakan Cinta

Sherin yang merasa bingung apa yang sedang terjadi, memandangi Devan sambil menjawab “Maksudnya?”

“Kamu sudah menyelamatkannya, sudah seharusnya aku memberimu balasan.” jawab laki-laki yang berprofesi pengusaha ini makanya di benaknya merasa bahwa setiap kebaikan orang lain terhadapnya bisa dibayar dengan uang, dia tidak ingin berhutang budi dengan wanita ini.

Sherin mengerutkan dahi dan menghelakan nafas panjang, kemudian menoleh ke jendela dan memandang keluar jendela. Beberapa saat kemudian baru menoleh dan memandang Devan kembali. Melihat Devan yang sepertinya tidak tidur dengan baik karena dia terlihat sangat lelah, memikirkan kejadian semalam seharusnya dia sangat kaget. Berpikir sampai di sini, amarah di hatinya pun reda, dia dengan tenang menjawab “Aku mau tetap tinggal di sini merawat Simon.”

Devan tidak menjawab, hanya pandangan matanya seakan menyoroti sekujur tubuh wanita itu lalu ia membalikkan badannya dan keluar, langkah kakinya terasa jauh lebih ringan, dan merasa wanita itu benar-benar sudah beda.

“Kalau tidak ada hal apa-apa lagi segera rapikan dirimu, dia bukannya bilang mau kamu temani ke mall untuk membeli barang?” mulut Sherin tercenggang, lalu wajahnya terlihat berseri-seri, nada suara laki-laki itu seperti biasa dingin, namun kali ini Sherin merasa senang sekali mendengarnya.

Memejamkan dan membuka matanya, membuatnya langsung mengerti semua hal.

Tidak tahu dari mana Andrew mendapat kabar tetang kecelakaan itu. Saat Sherin pulang menemani Simon membeli barang, dia sudah berada di depan gerbang dan seperti biasa dengan mengemudikan mobil balap yang mencolok itu.

Simon sepertinya tidak menyukai Andrew karena ketika Sherin menyuruhnya menyapa Andrew, dia tidak sudi dan membelokkan badannya langsung masuk ke dalam rumah.

“Kenapa kamu bisa di sini? Bukannya katamu ada urusan di daerah Wol?” tanya Sherin yang sama sekali tidak tahu harus dengan perasaan seperti apa menghadapi Andrew.

Yang jelas sebelum kemarin, hubungan mereka hanya seperti orang asing, namun, hampir saja karena laki-laki ini, dia kehilangan peluang untuk mendampingi Simon.

Tapi memang beberapa tahun sewaktu ibunya sakit, tidak bisa dipungkiri, dia benar-benar berusaha keras, dan inilah  membuat Sherin saat ini tidak tahu harus bagaimana menghadapi kehangatan dari laki-laki ini.

Melihat kaki Sherin yang sedikit pincang, raut mukanya tiba-tiba menjadi suram dan berkata “Apa kamu sudah gila? Dia sudah mengusirmu, kamu masih saja mau menggantikan anaknya untuk pergi mati?”

Selama ini di benak Sherin, Andrew adalah seorang yang tenang dan sabar, baru pertama kali dia melihatnya begitu serius, tapi sama sekali tidak membuatnya takut bahkan terasa sedikit lucu, suara “Huahhaha” pun terdengar, dia masih saja tidak bisa menahan suara tawa itu.

“Masih saja kamu tertawa?” jawab Andrew yang merasa sedikit kagok dan kemudian menyentil dahi Sherin.

Sherin pun menahan tawa dan menundukkan kepalanya. Terlihat jelas dia masih tidak bisa menerima Andrew yang sering kali bertingkah romantis ini.

“Kenapa kamu bisa tahu kejadian kemarin?” tanya Sherin yang terus berpikir dan penasaran karena kejadiannya baru saja kemarin terjadi, di rumah Devan lagi, apa tidak terlalu cepat Andrew bisa tahu semua ini?

Andrew mengelus-elus ujung hidungnya, di dunia ini apa masih ada hal yang tidak bisa dibeli dengan uang? Kemarin sewaktu dia pergi ke daerah Wol, dia berpesan pada bawahannya untuk menyogok salah satu pembantu baru di rumah itu, dan berpesan supaya pembantu itu memperhatikan gerak-gerik Sherin, tidak disangka, malamnya terjadi sesuatu.

Tapi, dia tidak berencana menjelaskan semua ini ke Sherin.

“Apa bisa berhenti saja? Kalau kamu mau bekerja, aku bisa bantu kamu cari perkerjaan yang lebih cocok. Kamu masih muda seperti ini, sudah menjadi pengasuh, ini tidak baik untuk namamu besok.” bujuk Andrew.

“Andrew…” ucap Sherin yang menghentikan perkataan Andrew. Walaupun dia tahu, laki-laki itu melakukan semua ini untuk kebaikkannya, tapi, dia mengigit bibir bawahnya sambil mepertimbangkan apa perlu dia memberitahu Andrew kenyataan sebenarnya karena juga tidak baik kalau dia sering-sering menemuinya seperti ini.

Lama-lama, bisa saja dipermasalahkan lagi oleh Devan.

Dia melihat jam, waktu makan malam masih lama.

Dia pun meminta Andrew untuk menunggunya, dan dia masuk ke dalam untuk meminta izin kepada mbok Lili.

Kemudian dia membawa Andrew ke kafe di dalam gedung managemen kompleks itu.

Lalu menceritakan sekaligus hal yang terjadi 5 tahun lalu. Dia hanya menceritakan hal-hal penting dalam kejadian itu ke Andrew, tapi tentu saja dia tetap merahasiakan tentang wajahnya.

Dahi Andrew mengerut menjadi satu, jelas saja dia sulit menerima sesuatu hal yang terasa dramatis seperti ini.

Dan terlihat jelas Sherin menjadi sangat lega. Bertahun-tahun ini, untuk pertama kalinya dia menceritakan hal ini ke orang lain.

“Kamu bilang, anak Devan itu anakmu?” tanya balik Andrew dengan kecepatan bicara yang sangat pelan karena saat itu dia benar-benar sangat terkejut. Sherin menghirup sedikit kopinya dan menganggukan kepalanya untuk menjawab pertanyaan itu. Reaksi Andrew membuatnya merasa tindakannya benar. Dia juga tidak bodoh, dia tahu bahwa laki-laki ini baik terhadapnya, dia juga bisa merasakan bahwa laki-laki ini menyukainya, walaupun dia tidak mengerti kenapa dia yang begitu spesial itu bisa meyukai dirinya yang sangat biasa ini, tapi, namanya cinta mungkin benar tidak beralasan.

 Tapi bagaimana pun ada beberapa hal yang kalau bisa semakin cepat diberikan ke pasangan untuk memilih, juga baik untuk keadilan kedua belah pihak, contohnya seperti hal bahwa Simon adalah anaknya.

Andrew tidak berbicara lagi, telapak tangannya diletakkan di atas meja dan satunya menutupi dahinya. Setelah sesaat, dia mengangkat kepalanya, dan terus memandangi Sherin.

“Sherin, aku suka kamu, aku tidak peduli apakah kamu punya anak dari orang lain atau tidak.” ujar Andrew dengan nada suara yang tegas dan lembut. Kemudian menggenggam erat kedua tangan Sherin.

Laki-laki itu tiba-tiba “menembaknya”, membuat Sherin kebingungan di sana, dia menggigit bibirnya sedikit dan berkata “Andrew terima kasih kamu sudah menyukai diriku, tapi, aku rasa kita berdua tidak mungkin. Melihat dirimu aku juga bisa menebak bahwa kamu berasal dari keluarga yang kaya raya, aku rasa keluargamu juga tidak akan bisa menerima seorang wanita yang sudah mempunyai anak.”

Ia lalu menarik tangannya dari genggaman itu, sorotan mata Andrew suram seketika dan hanya terdengar dia mengatakan: “Kamu sengaja menceritakan hal ini padaku, karena kamu pada dasarnya tidak menyukaiku, benar tidak?”

Melihat kesedihan Andrew membuat mata Sherin memerah, pandangannya seakan menjadi kabur. Dulu dia terlihat cantik, tapi waktu itu dia masih muda, tidak mengerti apa itu cinta, saat menghadapi anak laki-laki yang mengejarnya, dia tidak pernah menyimpannya di dalam hati.

Dengan jerih payah dia sampai pada usia layak untuk berpacaran, namun dia harus “kehilangan” kecantikkannya.

Dia mengakui bahwa Andrew sangat baik, juga sangat lembut dan hangat, tapi…..

Ibunya yang sangat baik itu, dan ayah yang biasanya baik terhadap ibunya seperti itu juga memilih untuk kabur saat menghadapi masalah besar?

Dia yang seperti ini, cinta…. apa mungkin bisa ada? Atau mungkin Andrew tidak pernah menemukan wanita seperti dirinya, dan merasa ini suatu hal yang baru.

Memikirkan ini, dia terus menerus menarik dan menghembuskan nafas, tidak menjawab, juga tidak tahu harus bagaimana menjawab.

Tiba-tiba, terdengar dering handphone Sherin, dia lalu mengangkat kepalanya dengan senyuman yang seolah-olah meminta maaf, setelahnya baru mengangkat telponnya dan menjawab: “Ada apa dengan Simon?”

Tidak tahu apa yang disampaikan mbok Lili, seketika itu Sherin tersentak berdiri dan berkata “Baik lah, aku akan segera pulang.” 

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu