Cantik Terlihat Jelek - Bab 439 Mengganti Menebus Kesalahan

Orang yang memberitahunya adalah Nyonya Mo.

“Mia, kamu pergi lihat Mohan?”

“Kenapa dia?”

“Dia sedang melihat pusat penahanan.”

Mia yang sedang makan di ruang makan, ketika dia mendengar ini, sumpit di tangannya jatuh ke lantai, dia menelan ludah dan kemudian perlahan berkata, “Apa katamu?”

“Alamatnya sudah aku kirim ke Hp mu, kamu lihat sendiri.”

Pertama kali mengunjungi tempat seperti pusat penahanan, hati Mia tertekan dan gelisah, tapi orang-orang di dalam sepertinya mengetahui identitasnya, sepanjang jalan dia tidak dipersulit, jika bukan karena suasana sekitar mengingatkannya ini adalah tempat penahanan, dia pasti mengira ini adalah perlakuan istimewa datang kesini untuk makan dan minum teh.

Ketika melihat Mohan, dia masih mengenakan pakaian yang sama ketika pergi kemarin, dengan bahan baju yang bagus, sekalipun tampak sangat menyedihkan, tetap tidak terlihat kusut.

Pintu ruang penjaga terbuka.

Mia masuk, “Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa bisa……”

Mohan tidak berbicara, dia malah memeluknya dalam dekapan, “Mia mungkin aku akan kehilangan kamu, bagaimana ini?”

Hanya beberapa kata yang sederhana, mampu membuat tubuh Mia menjadi kaku.

Dia memejamkan matanya dan membutuh berapa banyak upaya untuk menenangkan dirinya, dia mendorong Mohan, “Mohan katakan padaku sebenarnya apa yang terjadi?”

“Ini, nanti pengacara akan memberitahumu, Mia, jika benar terjadi sesuatu pada diriku, aku akan meminta pengacara mengalihkan semua saham perusahaan MY atas namaku menjadi namamu dan Rena, dan uang yang ada di dalam beberapa kartu cukup untuk kalian ……”

Mia merasa hatinya dingin, dia menengadah memandang Mohan, lalu sudut mulutnya menyeringai dingin, “Ingin sekali lagi tidak menginginkannya? Mohan, kamu anggap aku menginginkan uang busukmu itu? Kuberitahu kamu, jika kamu masuk penjara, aku akan membawa Rena menikah dengan orang lain, aku tidak menginginkan sepeserpun uangmu, seumur hidup ini, kamu berhutang padaku.”

Setelah mengatakannya, Mia berbalik pergi meneteskan air mata, tapi ketika berbalik dia terpeleset.

Dia tidak berani tinggal lebih lama, karena hatinya sedih, khawatir dan takut.

Karena dia tahu betul maksud dari perkataan Mohan adalah menyuruh dirinya menyerah, dia bahkan tidak memberi penjelasan atau membuat pembelaan, yang membuat Mia merasa dirinya di mata Mohan, tidak lain adalah orang yang bisa dihentikan dengan uang.

Hatinya sedih hingga kesulitan bernafas.

Setelah dia keluar, ada seorang pengacara memakai jas dan sepatu kulit menunggunya diluar.

“Terdeteksi Karsinogen dalam obat kesehatan yang sering digunakan ayah Presiden Mo.”ucap pengacara langsung ke pokok permasalahan.

Mia menggeleng, “Bukan dia yang melakukannya, dia tidak sehina itu sampai melakukan ini, jika dia ingin melakukannya, dia tidak akan menggunakan cara tersembunyi seperti itu, dia……dia……”

Mia tiba-tiba teringat ketika Mohan pergi, dia mengatakan Nyonya Mo ditangkap.

Jangan-jangan……

Pemikiran buruk mulai terbentuk di kepalanya, dia menarik pengacara duduk di mobil.

“Beritahu aku, apakah dia menggantikan ibunya menebus dosa?”

Pengacara tidak berbicara dan tidak juga menyangkal.

Mia merasa dirinya sulit bernafas, hal semacam ini, membuatnya masih bisa mengatakan apa lagi?

Mohan adalah suaminya, dan juga putra dari wanita itu, dia ingin berbakti, apa lagi yang bisa dikatakannya?

“Apakah tidak ada cara lain lagi?”isak Mia, seluruh tubuhnya dalam sekejap hampir jatuh.

“Buktinya jelas dan Presiden Mo sendiri juga mengakuinya, dia membunuhnya karena membenci kekejaman yang dilakukan ayahnya kepadanya, sebelum itu, ayahnya juga pernah membayar seseorang untuk merekayasa kecelakaan mobil pada dirinya, ini bisa digunakan sebagai dasar hukum, tapi sebuah percobaan membunuh, dengan seseorang yang sudah mati tidak ada bedanya mendapat hukuman sepuluh tahun.”

Sepuluh tahun? Setelah sepuluh tahun, Mohan sudah berusia 40 tahun, hidupnya benar-benar akan berakhir.

Mia tidak berbicara, dia mendorong pintu mobil, menghentikan taksi dan segera pergi ke rumah keluarga Mo.

Sama sekali tidak terlihat kesedihan dan ratapan sedih dari pemakaman.

Gohan bersandar di paviliun di halaman mengisap sebatang rokok, dia yang tampak sangat berbakti, tetap tidak menghilangkan ketampanannya, hanya saja ekspresi wajahnya sangat sedih.

Melihat Mia masuk, ada sedikit rasa bersalah di matanya.

Dia maju, “Kenapa kamu kemari?” dia tidak memanggil Mia dengan sebutan kakak ipar dan juga tidak memanggil namanya.

Mia memandangnya, “Dimana ibumu?”

Ada kebencian di hatinya pada Mohan dan Nyonya Mo.

Mereka mau berbakti, mereka mau egois, tapi siapa yang pernah memikirkan dirinya dengan anaknya?

Tatapan Gohan tampak kusam, “Untuk apa kamu mencarinya?”

Mia tidak ada berniat untuk berbicara omong kosong dengannya, jika Gohan tidak memberitahunya, Mia bisa pergi mencarinya sendiri.

Mia berlari kecil melewai Gohan langsung pergi ke aula.

Aula pemakaman belum dibongkar, terdapat foto hitam putih di dalamnya, ada seorang pria yang tampak mirip dengan Mohan, mengingat apa yang dilakukannya pada Mohan, lalu berpikir kembali tentang takdir diri sendirinya yang mungkin berubah karenanya, dia tidak begitu sedih.

Nyonya Mo berlutut di aula pemakaman, menundukkan kepala, dimana masih tampak sangat sombong

“Mia, ke……kenapa kamu datang?”tanya Nyonya besar Mo, kematian Tuan Mo membuat dirinya terlihat jauh lebih tua.

“Nenek.”Sejujurnya Mia tidak bisa membenci nenek tua ini.

Diluar dugaan, Nenek memanggil Mia, dia berjalan kedepan memegang tangannya, “Bagus jika sudah kembali, bagus jika sudah kembali.”

Mia sedikit canggung menjulurkan tangannya, “Nenek, hari ini aku datang mencari nenek Rena.”

Dia tidak berani memastikan Nenek besar Mo tahu tidak perihal Mohan ditangkap, karena takut dia terkejut, Mia memilih untuk mengalihkan pembicaraan, sekalipun hatinya sudah sangat sedih.

Nyonya Mo tidak melihat ke atas, tapi perlahan-lahan berdiri, lalu memandang ke atas menatap Mia, “Apa yang ingin kamu katakan? Katakanlah?”

Mia menatap wanita yang ada di depannya, baru beberapa hari tidak bertemu, tidak tahu apakah karena dia yang tidak berdandan atau karena terlalu lelah, seluruh tubuhnya tampak sangat kurus.

“Kamu yakin mau membicarakannya disini?”tanya Mia sekali lagi.

Nyonya Mo seolah baru sadar dan berkata, “Ikut aku.”

Keduanya berjalan menjauh ke belakang Nenek.

Ada sebuah kamar kosong hitam, tidak ada lampu, tidak ada perabot, semua tampak hampa.

Mia sama sekali tidak tahu, ada ruangan seperti ini di rumah keluarga Mo.

Mia melihat sekeliling, selain cahaya yang datang dari jendela sempit di atas, dia tidak bisa melihat ada secercah cahaya lain, lingkungan semacam ini membuat orang merasa sangat tidak nyaman, ingin melarikan diri dan ingin mati lemas.

“Apakah ini sangat menyedihkan?”ucap Nyonya Mo duduk disudut, nada bicaranya sangat tenang, Mia sangat cemas, tapi dia memaksa dirinya untuk tetap tenang.

Mengerutkan kening, “Apa maksudmu?”

“Aku hidup di lingkungan ini selama lebih dari dua puluh tahun.”

Mia semakin bingung.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu