Cantik Terlihat Jelek - Bab 611 Berdandan Sebagai Laki-Laki Bertemu Dengan Pria Utama

Rozi ingin mencari alasan untuk pergi, tetapi Tuman memiliki budi kepadanya, dalam 7 bulan ini Tuman membantu Rozi terlalu banyak.

Tuman mengajar Rozi bagaimana mengemudi, mengajar Rozi bagaimana mengantar pesanan, mengajar Rozi bagaimana bertahan hidup di kota besar ini.

Kalau Rozi pergi begitu saja, reputasi perusahaan pasti akan terpengaruh. Berpikir sampai sini, Rozi pun mengigit giginya dan berjalan ke arah mobil.

Mobil Aderland adalah mobil off-road yang besar, pedalnya berposisi agak tinggi, Rozi menginjak ke atas mobil dan mengangkat tubuhnya, duduk ke atas tempat pengemudi.

Gerakan yang cepat dan ringan ini membuat Aderland tertegun sejenak.

Karena menjadi penganti pengemudi, Rozi pernah mengemudi banyak mobil. Jadi dia tetap bisa mengemudi dengan lancar meskipun mobil Aderland adalah mobil kelas tingkat tinggi.

Setelah melihat beberapa gigi penting dengan jelas, Rozi pun menyalakan mesin mobil dan menginjak pedal gas, meninggalkan hotel.

Di dalam mobil, Rozi menggaruk rambut pendeknya dan tidak bisa menahan merasa kedinginan.

Aderland tidak mengenal Rozi, tetapi dalam tahun ini, Rozi sudah pernah pergi ke rumah kakek beberapa kali.

Hanya saja, berpikir tentang riasan yang dia mendandan dengan penuh niat beserta rambut pendeknya, seharusnya kakek tidak akan mengenal dia!

Karena takut Aderland meragukannya, Rozi tetap mengeluarkan ponselnya dan mengaktifkan google map meskipun dia familier dengan jalan ke rumah kakek.

Tanpa berkata apa pun, mobil tiba di Jalan Ukia. Rozi sengaja menghentikan mobil di tepi jalan dan menoleh ke Aderland.

Aderland memejamkan matanya, bulu mata sangat panjang dan lebat, warna kulitnya seperti gandum, poninya yang panjang menutup dahinya, hidungnya yang tajam dan bibirnya terlihat tipis dan seksi.

Kakek Mo itu selalu memuji Aderland lebih ganteng dari pada Jungkook. Mimi tidak pernah menjumpai Jungkook, tetapi Aderland memang benar-benar sangat ganteng.

Mimi mengakui kalau untuk hal ini.

Tetapi ketika Mimi teringat dengan adegan mereka bertemu untuk pertama kali, teringat dengan tatapan Aderland yang jelas dipenuhi kejijikan, sampai dia bersembunyi ke luar negeri pada besok harinya, kesan bagus Mimi terhadap Aderland pun langsung menghilang. Mimi menggembangkan mulutnya dan bertanya kepada Aderland.

"Tuan, bangun, kita belok ke arah mana yah?"

Aderland sedang menyandar kepalanya di satu tangan, mendengar pertanyaan Rozi, Aderland membuka matanya dan melihat ke luar jendela sebelum berkata: "Belok kiri, kemudian belok kanan, kalau melihat Villa Mo, berarti sudah sampai"

"Baik tuan"

Rozi mengangkat sudut bibirnya, meskipun terlihat penurut, Rozi pun menarik nafasnya dengan dalam.

Setelah mobil tiba di depan gerbang villa Mo, Rozi turun dari mobil dan membantu Aderland membuka pintu mobil sebelum berkata dengan penuh hormat: "Tuan, sudah tiba"

Aderland melihat ke Rozi dan berkata, "Iya, bantu aku parkir mobil di garasi"

Sudut bibir Rozi bergetar sejenak, masalah orang ini terlalu banyak!

Rozi menundukkan kepalanya dan masuk ke dalam mobil lagi.

Keluar dari garasi, Rozi mengembalikan kuncinya kepada Aderland.

Rozi sangat familier terhadap jalan dari garasi sampai ruang tamu, karena setiap kali pulang dari villa Mo, supir yang mengantar dia, dia pernah pergi ke garasi beberapa kali.

Rozi sengaja berjalan satu keliling baru jalan ke ruang tamu.

Dari jarak jauh, Rozi sudah mendengar suara calon ibu mertuanya Jina berkata:

"Anakku, kamu sudah pulang ya, ibu sangat merindukan kamu!"

Tanpa menjumpai orangnya, Rozi sudah mendengar suara Jina.

Kulit kepala Rozi terasa pegal mendengar suara Jina yang seperti ini, untuk pertama kalinya Rozi mengetahui ternyata nyonya Debs yang biasanya selalu bersikap dingin memiliki sisi emosional seperti ini.

Dalam beberapa bulan ini, setiap hari besar, nyonya Debs harus mematuhi prinsip berbakti kepada kakek Mo sehingga dia harus datang ke sini secara rutin. Biasanya Nyonya Debs selalu memasang ekspresi tegang, seolah-olah Rozi menghutang uang kepadanya.

Kata pertama nyonya Debs adalah kalimat dingin yang berupa, "Mau makan apa katakan saja kepada bagian dapur"

Lalu... tidak ada lalu lagi.

Berbanding dengan sikap Jina yang emosional, reaksi Aderland terlihat jauh lebih tenang, "Bu, kakek dan ayah tidak di rumah ya?"

"Kakekmu pergi ke daerah pegunungan pada beberapa hari lalu, dia sedang menunggu kamu. Ayahmu pergi menjemput dia, seharusnya mereka sudah mau tiba"

Aderland mengerutkan alisnya dan hanya menjawab kata iya.

Pada saat mereka sedang berbicara, dari luar terdengar suara peluit.

Rozi pun menundukkan kepalanya secara refleks, dia ingin pulang, tetapi dia tidak bisa membawa pulang ataupun meletak kunci mobil dengan sembarang.

Pada saat ini, Jared Mo dan calon ayah mertua Teigen Mo berjalan masuk dari luar, pada saat mereka baru saja masuk ke dalam, suara Jared sudah berdering: "Masih tahu untuk pulang ya?"

Tidak tahu sejak kapan, Aderland sudah berdiri di sisi Rozi, "Kakek, ayah!"

"Apakah semua prosedur transfer sudah selesai dilakukan?" Teigen mengganti topik.

"Iya, sedah selesai semua"

Karena takut Jared Mo mengenalnya, Rozi Debs sama sekali tidak berani mengangkat kepalanya, jangankan mengembalikan kunci, Rozi bahkan tidak berani bersuara. Dia hanya mundur ke belakang 2 langkah untuk agar orang lain tidak memerhatikan kepadanya.

Selanjutnya, sekeluarga ini pun berjalan melewati dia dan berbicara sambil duduk di atas sofa, topik mereka hanya tentang pembelajaran dan kehidupan, Rozi yang mendengar bahkan merasa mengantuk.

Tetapi, Rozi tetap tidak berani melangkah ke dalam. Alasan pertama adalah dia ingin mengetahui mengapa Aderland transfer kembali ke dalam negeri? Jangan-jangan karena mau menjalin hubungan dekat dengan dia?

Alasan kedua adalah, identitas Rozi sekarang benar-benar tidak sesuai masuk ke dalam begitu saja.

Sampai Rozi mendengar mereka berbicara tentang dia, "Apakah Mimi tahu kamu sudah pulang?"

"Tidak tahu" Aderland Mo mencicipi tehnya.

"Tidak tahu? Kamu kembali ke luar negeri pada hari kedua kalian saling mengenal, bahkan waktu itu liburan saja beluym selesai. Kamu kembali ke sini lagi setelah setengah tahun lebih tanpa memberi tahu dia, kamu ini merasa tidak puas dengan pilihan aku ya? Bersikap tidak peduli seperti ini, apa maksudmu?"

Jared memarahi Aderland.

Rozi menggembangkan bibirnya, bagus, setidaknya di antara mereka masih ada yang mengerti etika.

" Aderland, kakek itu demi kebaikan kamu"

Teigen Mo bersuara.

Rozi menatap ke calon ayah mertuanya ini, setiap kali datang ke sini Rozi tidak pernah bertemu dengannya. Jadi selain pertemuan kemarin, ini adalah pertama kali Rozi menjumpai Teigen.

Berbeda dengan Aderland yang terlihat setan, penampilan Teigen terlihat bijaksana. Sementara temparemennya juga tampak baik.

"Kakek, sekarang sudah zaman seperti apa? Sudah tidak ada perjanjian pernikahan seperti ini lagi. Jangankan mencoba bersama untuk beberapa tahun, bersama sepanjang kehidupan saja aku tidak akan jatuh cinta kepada gadis itu"

Tubuh Rozi tiba-tiba menjadi tegak, dia menundukkan kepalanya dan mencubit pahanya sendiri dengan kuat untuk menekan keinginan dia untuk bersikap emosi. Aderland ini orang apa? Kalau benar-benar begitu membencinya, buat apa bersikap begitu menurut kemarin dan bertemu dengannya?

Aderland tidak menyukai Rozi, sementara Rozi tidak pernah ingin menikah dengannya juga.

Pada saat ini Rozi juga merasa bersyukur, untungnya dia tidak pernah berharap.

Berpikir sampai sini, Rozi pun mengerutkan alisnya, dia tidak tahu bagaimana kakek berpikir, bagaimana kakek bisa setuju Rozi menikah ke keluarga kaya raya seperti ini?

Personalitas Rozi benar-benar tidak sesuai dengan mereka.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu