Cantik Terlihat Jelek - Bab 569 Bocah Aneh

Dia melihat sekeliling dan menurunkan suaranya. "Kaki anak itu cacat, Dia telah berada di kursi roda sepanjang tahun dan memiliki kepribadian yang aneh. Itulah sebabnya harga yang ditawarkan tinggi, kamu tenang saja, agensi kita punya reputasi baik, tidak macam-macam. "

Sesudah itu, Dia menunjuk ke lisensi bisnis di dinding di belakangnya. "Aku sudah melakukan bisnis ini di kota A selama 17-18 tahun. Siapa yang tidak mengenal karakterku? Kamu tenang saja, putri bibi sama besarnya dengan kalian. Hati nurani aku masih ada."

Weni mengangguk dengan canggung, meraih tangan Hutu dan pergi ke satu sisi, " Hutu, atau kamu mau ganti? Kamu …….."

"Aku akan pergi, bibi!"

Tidak seperti Weni yang memiliki pengetahuan profesional yang baik dan kinerja yang sangat baik. Hutu dapat menemukan pekerjaan seperti itu, apalagi hanya dalam waktunya singkat, dan tidak juga menganggu studinya,

Hutu tahu itu tidak mudah.

"Ya, keluarga ini adalah orang kaya, aku sebenarnya tidak mau menerima tawarannya, tetapi mereka sudah sangat percaya padaku, jadi, gadis kecil, jika kamu bisa pergi dan bisa betah, itu sudah termasuk membantu bibi, potongan biaya agensi ini, bibi tidak akan mengambilnya lagi. "

Ketika sampai pada titik ini, Hutu juga tidak bisa mundur lagi.

Hanya saja, Hutu tidak menyangka, ketika sampai disana, harusnya menemani Zhoumi belajar, ini malah memintanya untuk mendorongnya pergi berbelanja di mall dekat sana.

Kalau hanya ke mall masih tidak masalah, ini malah hanya pergi ke toko pakaian wanita dan toko pakaian dalam wanita.

Sambil menarik Hutu, bocah itu terus meminta saran padanya. Meskipun Hutu pikir perilakunya sangat aneh, tapi dia tetap memberikan saran yang tepat.

Ibaratnya "Kalau kita dekat dengan orang baik, kita akan berubah jadi baik, demikian pula sebaliknya, atau dengan kata lain lingkungan objektif memiliki dampak besar pada orang”, tumbuh dalam keluarga Ningga. Meskipun keluarga Ningga yang luar biasa itu tidak membuat dia menjadi luar biasa, tapi mereka memberinya banyak inspirasi dalam estetika.

Apalagi ibu Ningga gemar belanja, Visinya Hutu, selama bertahun-tahun ini, juga telah dipupuk untuk menjadi lebih kritis dibanding orang biasa.

Terlebih lagi, Hutu gemar melukis. Jurusannya sekarang juga terkait dengan desain, sehingga dia tahu sedikit banyak tentang selera dan desain online.

Jadi, Hutu bisa menjawab sebagian besar pertanyaan Zhoumi.

Hanya saja, mereka hanya masuk dan bertanya, tapi tidak membeli apa-apa.

Makanya mereka mendapat pandangan tidak puas dari penjual disana.

" Zhoumi, kamu ingin memberikan hadiah pada siapa? Kamu kasih tahu kakak, berapa umurnya orang itu? Biar aku bisa membantumu dengan itu?"

Pada akhirnya, Hutu tidak bisa menahan diri untuk bertanya kepada Zhoumi.

Zhoumi menatapnya dan berkedip. Fitur wajahnya sebenarnya sangat baik, mungkin karena duduk di kursi roda sepanjang tahun, jarang berolahraga, dan terlihat sedikit gemuk. Jadi, kesan Zhoumi pada orang lain, walau tidak terlalu tampan, tapi lumayan menyenangkan.

"Pakaian yang aku rancang pasti tidak akan lebih buruk dari ini."

Kecepatan bicaranya tidak cepat, kata demi kata, tetapi terdengar sangat tegas.

Hutu kaget, menyipit dan memandangnya, perlahan-lahan menegakkan tubuh, apakah anak ini mau menjadi seorang desainer?

Hutu mengangkat alisnya dan menunjuk ke toko di depannya. "Yang itu, sepertinya kita belum pernah masuk."

Sesudah itu, Hutu mendorong Zhoumi masuk ke took itu.

Zhoumi berbalik dan menatapnya. Matanya mereka saling bertemu, sudut matanya Zhoumi melirik Hutu dari atas sampai ke bawah dengan tatapan tidak percaya

.

"Kamu tidak mengejekku?"

Hutu menepuk pundaknya, sempat ragu-ragu sejenak dan akhirnya berkata,

"ayo semangat!"

Hutu pasti tidak akan mengejeknya, karena dia sendiri pernah sering diperlakukan seperti ini.

Tidak dihormati, tidak dihargai, tidak diperhatikan.

Hari pertama bekerja paruh waktu, selama empat jam, Hutu menemani Zhoumi memasuki semua toko pakaian wanita di lantai khusus pakaian wanita satu persatu.

Mereka baru keluar setelah mall sudah mau tutup.

Ketika mereka turun, sudah ada seorang pengurus rumah tangga yang menunggu mereka di lantai bawah. Ketika mereka keluar, ada orang yang datang untuk membantu Zhoumi naik ke mobil.

"Kamu tinggal dimana? Aku akan minta mereka untuk antar kamu pulang." jendela mobil perlahan turun dan Zhoumi mengeluarkan kepala dan bertanya.

Hutu menggelengkan kepalanya. "Aku akan kembali ke sekolah, dekat sini kok."

Sesudah itu, Hutu melambaikan tangan dan berbalik menuju ke halte bus di seberang jalan.

Begitu dia naik bus, sudah ada tambahan uang 2.4 juta lewat aplikasi Alipay.

Penghasilan pertama dalam hidupnya.

Hutu cukup lama menatap angka dalam ponselnya, sesudah kembali fokus, lalu mengambil napas, ternyata perasaannya nyaman juga bisa mendapatkan uang dari tangan sendiri.

Melihat waktu, sekarang jam sembilan empat puluh lima malam, Raven sana seharusnya pagi hari.

Ketika mau mengeluarkan ponsel untuk mengirimi pesan singkat, ternyata baterai ponsel sudah habis.

"Weni, Hutu sudah pulang!" Ketika Hutu baru saja memasuki asrama, baru mendorong pintu, dan belum sempat berdiri dengan stabil, Vema sudah berteriak ketika melihatnya.

Kemudian, pintu kamar mandi terbuka, dan Weni bergegas keluar dari dalam dan menariknya dan memeriksa Hutu dari ujung rambut hingga ujung kaki,

"apakah kamu baik-baik saja? Aku ketakutan setengah mati, apalagi ditambah ponsel kamu dimatikan."

Weni yang masih dibungkus dengan handuk mandi, air masih menetes dari rambutnya dan ke leher putihnya, dan bagian dadanya sampai basah.

Hutu menarik handuk kecil di tangannya dan membantu menyeka rambutnya,

"Ponsel habis baterai, Penghasilan hari ini adalah 2.4 juta, Terima kasih banyak, Weni."

Weni menatapnya. "Lancar ya? Dia tidak mengusir kamu pergi? Kamu itu tidak tahu, aku mendengar beberapa wanita yang bekerja paruh waktu di agensi bilang, anak laki-laki itu sudah mengusir banyak orang, dia eksentrik, pemarah, dan sedikit abnormal. Gimana aku tidak khawatir sama kamu? Padahal aku sudah mengirim pesan singkat dan mencoba menelepon kamu, tapi ponsel kamu malah off. "

Hutu kaget, tidak menduga kesan orang lain terhadap Zhoumi bisa begitu, meskipun kepribadiannya sedikit aneh, tetapi temperamennya tidak masalah, tidak pemarah, kalau abnormal? Hutu batuk pelan.

"Orangnya cukup baik, Mereka mungkin hanya salah paham."

Bagaimanapun juga, ini adalah privasi Zhoumi, dan Hutu tidak akan mengatakannya.

Hutu sambil berkata sambil mencolok charger ke ponselnya untuk mengisi daya.

Weni masih mencoba mencari tahu dan bertanya, "Benarkah? Kamu jangan sungkan dan menahan diri, Aku yang membawamu ke sana, Jika kamu sampai…..."

"Sudahlah, tenang, jangan khawatir, beneran tidak apa-apa kok." Mengetahui apa yang dikhawatirkan Weni, Hutu menyela dan mendorongnya ke kamar mandi.

"Cepat berpakaian sana, Jangan khawatir, Aku tidak bodoh."

Mungkin karena berjalan terlalu lama dan sudah lelah, Setelah mandi, Hutu pergi tidur dan langsung tertidur.

Ketika terbangun lagi, karena ada yang membangunkan.

"Hutu, Wali kelas tadi menelepon dan mencari kamu!"

Vema yang berdiri di samping tempat tidurnya, mengguncang tubuh Hutu agar bangun.

Hutu melihat arloji di pergelangan tangannya, Sekarang pukul tujuh dua puluh. belum waktunya masuk kelas, Hutu mengerutkan kening, "Ada apa mencari aku?"

Hutu bangkit dan turun dari tempat tidur.

Vema sedang membersihkan produk perawatan kulitnya, Setelah beberapa saat, dia menjawab, "Tadi tidak bilang ada apa, hanya pesan kamu untuk menghidupkan hp."

Hp, hidupkan Hp?

Hutu baru teringat, kemarin waktu mengisi daya, dia lupa hidupkan.

Angkat telepon dan tekan tombol daya hidup.

Setelah sinyal terhubung, detik berikutnya, video yang dikirim Raven langsung masuk.

Hutu kaget, kemudian hatinya menjadi hangat, melihat ke arah Vema, berbalik, dan pergi ke balkon.

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu