Cantik Terlihat Jelek - Bab 433 Tertangkap Basah

Rena bertanya pada Mia, “Mama, kapan kakek buyut akan bangun?”

Mia menarik nafas dan berkata: “Kakek buyut sudah pergi ke surga.”

Pada hari Kakek Mo dikremasi, Mia menerima panggilan telepon dari Mohan di tengah malam, semenjak dia tinggal di seberang, Mia langsung mengubah kebiasaan mengatur silent di ponselnya.

Mengangkat telepon, terdengar suara hembusan angin, sepertinya dia sedang berada di pinggir jalan.

“Istriku, aku rindu padamu.”

Dia pertama kali memanggilnya seperti ini, hati Mia tersentuh, dia langsung bangkit dan duduk, “Di mana kamu?”

Di dalam telepon terdiam sejenak.

“Istriku, hatiku sangat tidak nyaman.”

Mia mendengar dengan teliti, sepertinya Mohan dalam kondisi mabuk, dia menarik nafas, “Mohan, katakan padaku di mana posisimu sekarang, aku akan pergi mencarimu.”

Terdengar suara asisten di dalam, “Halo Nona Munir, aku adalah asisten Tuan Mo, Tuan Mo sekarang ada di gedung Jiu Yang, dia tidak mengizinkan kami mendekatinya, harus merepotkanmu datang ke sini.”

Mia mengerutkan kening, bangkit dan mengenakan pakaian, awal musim semi di kota A, suhu di malam hari sangat rendah, dia mengenakan mantel hitam dan memakai syal, kemudian langsung keluar.

Ketika dia tiba di tempat, dia melihat Mohan bersandar pada tiang listrik, mantelnya digantung di bahu kanannya, dan dia hanya mengenakan kemeja putih, dengan kepala menunduk ke bawah, situasinya terlihat sangat buruk, ada sekitar empat atau lima pria yang berpakaian hitam berdiri di sekelilingnya, untungnya sudah jam tiga tengah malam, sudah sangat sepi di jalan, kalau tidak, situasi dan penampilan seperti ini, pasti akan menjadi sumber berita bagi para wartawan.

Ini adalah Mohan yang sangat asing bagi Mia.

Dia berjalan mendekatinya, pelan-pelan mendorongnya dan memanggil: “Mohan.”

Mohan mendengar suara, perlahan-lahan mengangkat kepala, melihat jelas wajah Mia, dia menggulurkan tangan langsung menariknya ke dalam pelukan, “Istriku.”

Nada suaranya terdengar kesal dan sedih.

Dia mabuk, namun sangat aneh tidak ada bau alkohol yang terlalu menjijikkan, Mia bergerak di dalam pelukannya, “Mohan, ayo kita kembali dulu, oke?”

Sambil berkata, dia mendorongnya, dan membantu mengenakan bajunya yang jatuh, “Pakai dulu bajunya, cuaca di luar sangat dingin.”

Pria sangat patuh, dan mengenakan bajunya.

Asisten di sebelahnya dan beberapa pengawal tercengang melihatnya.

Dia bersama asisten mengantar Mohan kembali ke rumah, Mia pergi memasakkan air jahe untuknya, di luar sangat dingin, dia takut dirinya kedinginan.

Untungnya setelah mabuk, Mohan sangat “patuh”, dia mengerutkan kening ketika dia minum seteguk, mungkin agak pedas, Mia melihat dia memejamkan matanya kemudian langsung menghabiskannya.

Kemudian Mia mengelap tubuhnya dengan handuk, selesai melakukan semuanya, sudah hampir jam lima pagi.

Mia menutupi selimut untuknya, lalu kembali ke rumahnya sendiri.

Baru saja selesai mengemas dirinya, dia mendengar suara ayahnya batuk, dia tahu ayahnya berkebiasaan bangun jam 6 pagi setiap harinya.

Mendengar ada suara dari dalam kamarnya, Ayahnya mengetuk pintu kamar Mia, “Mia, apakah kamu sudah bangun?”

Mia melihat dirinya sendiri dan merasa tidak ada keanehan, lalu membuka pintu, “Ayah.”

“Mengapa kamu bangun begitu pagi?”

“Aku, tidak bisa tidur jadi langsung bangun.” Mia merasa bersalah.

“Masih pagi, tidurlah sebentar lagi, aku keluar jalan-jalan, sambil membelikan sarapan untukmu.”

”Baik, ayah.”

Mendengar suara menutup pintu, Mia baru merasa lega.

Dia mengkhawatirkan Mohan, jadi tidak lama kemudian, ketika ayahnya sudah turun ke bawah, dia pelan-pelan membuka pintu, dan akan pergi ke rumah sebelah.

Rumah Mohan menggunakan kunci kata sandi, dia baru saja memasuki kata sandi, dan kakinya baru saja melangkah masuk.

Langsung terdengar suara ayahnya, “Mia.”

Mia membuka mulut, memejamkaan matanya, dia menarik nafas dan menutup kembali pintu rumah, berbalik dan menatap Ayahnya yang berdiri di pintu tangga, pura-pura tenang dan berkata, “Ayah, kamu.... kamu belum keluar?”

Ayahnya melangkah maju, menatapnya dan berkata, “Buka pintu.”

“Ayah.”

Mia menggelengkan kepala, demi kondisi kesehatannya, dia benar-benar tidak berani menstimulasinya.

“Buka pintu.”

“Ayah, kita kembali dulu, aku akan menceritakan semuanya padamu, oke? Jantungmu.....”

“Kamu masih ingat jantungku bermasalah?” Suara ayah tiba-tiba menjadi keras.

Mia segera melangkah maju, merangkul lengannya, “Ayah, kamu jangan marah, kita kembali dulu, aku akan menceritakan semuanya, kamu jangan terlalu emosional, oke?”

Pada saat ini, pintu terbuka, sang ibu menggosok matanya, “Aku mendengar suaramu di dalam, apa yang terjadi?” Dia memutar kepala, melihat Mia mengenakan piyama, “Mia, mengapa kamu bangun begitu pagi hari ini?”

Mia menggigit bibirnya dan merasa sakit kepala, awalnya dia berpikir setelah Mohan menyelesaikan masalahnya, kemudian perlahan-lahan menjelaskan pada orangtuanya, sekarang malah bagus, tertangkap basah, dia melihat Ayahnya, dia merasa tadi ayahnya sengaja berpura-pura keluar, “Bu, bujuk Ayah masuk dulu, kamu menyuruhnya jangan terlalu emosional, aku akan menceritakan semuanya padamu.”

Pada akhirnya, sang ibu yang membujuk ayahnya masuk ke dalamnya.

Pagi jam enam, langit baru saja mulai terang.

“Apakah orang yang tinggal di dalam adalah Mohan?” Nada suara Ayah sangat rendah, tetapi Mia tahu dia sangat marah.

Ibunya mengerutkan kening, duduk di samping Mia, “Mia, katakan padaku beberapa hari yang lalu kamu tidak kembali, apakah kamu menginap di seberang?”

Mia mengangguk, kemudian melihat pada Ayahnya, “Ayah, kamu...... kamu jangan terlalu emosional, kamu dengarkan penjelasanku.”

Kemudian, Mia menceritakan tentang semuanya yang telah mereka alami dari Kota B ke Kota A dan hal-hal yang telah dilakukan Mohan, termasuk pada tahun itu, mengapa dia meninggal dan kemudian hidup kembali.

Selesai menceritakannya, langit sudah terang, sinar matahari bersinar ke dalam rumah melalui balkon, dan Mia menghela nafas berat.

Sang ibu menepuk dahinya, “Kamu..... Mia, mengapa kamu melakukan sesuatu tanpa berdiskusi dengan kami? Apakah kamu tidak mengerti? Kamu menikah, tidak hanya menikah dengan Mohan, meskipun seperti yang kamu bilang, dia menyukaimu, tapi bagaimana dengan ibunya? Kalau Ibunya tidak merestuimu, maka kamu mungkin akan sekali lagi mengalami masalah dulu.”

Sang ayah memandangi Ibu dengan tatapan setuju.

Mia menundukkan kepalanya, dia juga pernah memikirkan ini, dulu dia terlalu polos, namun sekarang dia mengerti bahwa menikah bukan hanya masalah mereka berdua, dia sudah mengerti mengapa orangtuanya terus memintanya untuk menikahi keluarga yang sederhana.

Apalagi orang seperti ibunya Mohan, apa yang dikatakan ibu mungkin saja akan terjadi.

“Tunggu setelah ibunya menyetujui, baru menikah.”

Ayah tiba-tiba berdiri, menunjuk pada Mia, “Kamu tidak berbalik kalau tidak menabrak tembok selatan, kan!”

Mia tidak berani membantah ayahnya sesuka hati, “Ayah tenanglah, kali ini aku tidak akan sembarang membuat keputusan, kalau ibunya tidak merestui, aku tidak akan menikah.”

Ayah menghela nafas, dia menelan kembali perkataan yang sudah sampai di mulut, dia ingin mengatakan sesuatu namun tidak jadi, kemudian menunjuk ibunya, “Kamu yang mengatakannya.”

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu