Cantik Terlihat Jelek - Bab 160 Masa Lalu Ibu Yang Buruk

Tetapi, Clover tahu Devan tidak akan hanya bicara omong kosong. Jadi, Clover tidak berkata apa-apa.

Pria tua yang berputar balik badannya tanpa ragu tadi, menoleh ke Devan dan Clover dengan badan bergetar.

Wanita tua yang berada di sisi orang tua itu langsung menjadi cemas.

"Apakah yang dia katakan itu benar? Rumah.... Rumah ini sejak kapan menjadi milik dia?"

"Benar. Ayah, kata-kata ini tidak boleh sembarang di katakan. Kamu perlihatkan surat tanda pemilik kepada mereka saja. Bagaimana mereka bisa sembarangan bicara?" Pria yang berusia sekitar 40 tahun itu juga berkata.

"..........."

Setelah beberapa saat, wajah mereka semua menunjukkan kecemasan.

"Devan, apakah kamu mau mengkhianati Gabriel?" Pria tua itu berkata dengan dingin.

Devan membasahkan bibirnya sendiri dengan wajah tidak berekspresi. Malah Clover yang merasa agak bersalah. Devan menjawab kepada pria tua itu : "Kakek, apakah boleh izinkan kami masuk dan duduk?"

Devan sedang memberikan tawaran untuk pria tua ini.

Pria tua itu yang sudah hidup begitu banyak tahun tentu saja mengerti maksudnya, dia mengeluarkan sebuah batuk, "Kalian ikuti aku"

Kemudian berputar balik badannya dan berbicara beberapa kata dengan orang di belakangnya.

Luar rumah mewah ini terlihat sangat gagah dan cantik. Masuk sampai dalam, Clover terus merasa kaget. Perabot tangga yang berwarna merah, jahitan bunga yang cantik, tangga berputar yang terbuat dari batu. Semua ini membuat orang merasa kagum dengan kekayaan mereka.

Tetapi, sangat meragukan. Barang barang ini terlihat sudah sangat kuno. Dari segi gaya dan material, semua barang ini tidak terlihat seperti baru.

Pria tua itu memerintah orang untuk memberikan air kepada Clover dan Devan. Sikap pria itu jelas sudah menjadi lebih lembut daripada di luar tadi.

"Nona, surat peninggalan ibumu sebelum meninggal dimana?" Pria tua itu bertanya terus terang ketika dia belum sempat duduk.

Clover yang merasa tidak percaya diri secara refleks melihat ke Devan. Devan tersenyum kepadanya dan memegang tangannya. Ekspresi Devan tenggelam ketika dia bersuara : "Kakek, tidakkah pertanyaan ini sedikit kelewatan?"

"Kamu........" Menghadapi jawaban Devan yang terus terang, pria tua itu menunjuk Devan dengan jarinya. Tetapi dia tidak bisa berkata apa-apa

Devan menyipitkan matanya. Setelah waktu yang sangat lama, dia baru bersuara dengan perlahan : "Tentu saja, kalau kakek bisa memberi tahu Clover masalah yang dia ingin tahu......." Sambil berkata, Devan mengelus tangan Clover yang sedang di pegangnya, setelah itu dia menambah, "Masalah yang tidak pantas diketahui oleh kita, kita akan tetap pura-pura tidak tahu"

Setelah berkata, Devan menatap ke pria tua itu dengan tatapan tajam.

Pria itu diam beberapa saat sebelum menjawab, "Kamu mau tanya apa, tanya saja?"

Clover merasa senang, dia melihat Devan dengan wajah berterima kasih sebelum bertanya, "Aku mau tahu siapa ayah kandungku?"

Pria tua itu melamun sejenak dan tertawa dengan dingin, "Aku benar benar tidak bisa menjawab pertanyaanmu ini!"

Clover tidak mengerti, Pria tua ini jelas mengenal ibu Clover dan bahkan hubungan mereka tidak biasa. Selain itu, Pria ini juga mengakui secara diam-diam ketika Devan berkata rumah ini adalah peninggalan ibu. Kalau pria tua ini bisa membiarkan ibu meninggalkan segitu banyak harta, tidak mungkin mereka berdua tidak berhubungan.

"Mengapa kamu bisa tidak tahu?" Pria tua ini mengenal ibu, Conan Liam juga memberi Clover petunjuk untuk datang ke sini. Tidak mungkin pria ini tidak tahu?

Bahkan Devan juga berkata rumah ini adalah milik ibu.

Pria tua itu melirik Clover dan akhirnya tatapannya jatuh di Devan, "Devan, kalau kamu bisa mencari tahu tentang sebanyak hal ini, kamu tidak mungkin tidak bisa mencari tahu tentang masalah yang kamu ingin tahu kan?"

Setelah itu, pria tua melihat ke Clover.

Clover mengerutkan alisnya dan melihat ke Devan, "Apakah kamu tahu?"

Devan menggelengkan kepalanya, "Kakek silahkan terus terang katakan saja. Aku mengaku, demi Clover, aku memang mencari tahu tentang beberapa hal. Tetapi jelas, ada hal yang kita ingin tahu, tidak begitu saja bisa didapatkan kebenarannya!"

Devan berkata dengan wajah senang. Karena itu, ekspresi pria itu langsung tenggelam.

"Aku hanya mau tahu siapa ayahku, apakah itu sangat susah?"

"Siapa ayahmu? Dia benar-benar tidak bisa memberi tahu kamu......" Suara wanita tua itu menganggu pemikiran beberapa orang itu.

Wanita tua yang memakai Cheongsam tadi berjalan masuk dari pintu, dia berdiri di jarak dua langkah dari Clover dan melihat Clover dari atas dan bawah. Setelah itu dia melihat ke Devan, seolah-olah tiba-tiba menyadari sesuatu, tatapannya menjadi gelap dan dia langsung berjalan ke pria tua itu.

Kemudian wanita tua itu berbisik kepada pria tua itu.

Setelah mendengar kata-kata wanita tua, pria tua langsung berdiri dan berjalan ke depan Devan, "Dia adalah ibu kandung Simon?"

Devan mengerutkan alisnya dan menyipitkan matanya. Kemudian dia mengangguk, "Benar!"

"Pantas saja"

Clover melamun sejenak dan melihat ke pria tua itu dengan wajah tidak mengerti. Alis pria tua itu semakin mengerut.

"Kalau begitu mengapa kamu tidak mau pergi tanya ayahmu? Bisa jadi yang dia tahu tidak lebih sedikit daripada apa yang aku tahu!"

Kali ini yang kaget adalah Clover. Dia menoleh ke Devan dengan wajah mengerti. Clover tidak lupa fakta bahwa di luar negeri, ayah Devan memberi tahu Clover bahwa dirinya tidak tahu apa-apa.

Devan memegang jari Clover yang kurus dan menepuk pundak Clover. Setelah itu dia melihat ke pria tua, "Kakek benar-benar tidak mau berkata apa pun? Kalau begitu, pada saat nanti rumah ini diambil kembali, Kakek juga boleh tetap diam"

"Dia diperkosa pada waktu itu. Kemudian orang yang memperkosanya tidak bisa ditemukan lagi. Setelah itu, dia hamil. Karena takut orang-orang bergosip, dia baru lari ke luar kota....." Melihat Clover dan Devan yang sudah mau pergi, wanita tua itu cemas dan mengatakan semuanya.

Wajah Clover langsung menjadi pucat, dia mundur beberapa langkah ke belakang. Karena dorongan Clover, kursi di belakangnya pun ikut jatuh ke lantai. Suara lantai bergetar membuat hati Clover ikut menjadi sakit.

"Jadi, aku merasa ibumu sendiri saja tidak tahu kamu adalah anak siapa...." Tatapan Wanita tua itu berisi senyuman yang mengejek.

"Tidak mungkin.... kamu bohong!" Clover berteriak.

"Aku tidak tahu kalau aku bohong atau tidak. Tetapi....... apa yang aku katakan adalah fakta. Kalau tidak, mengapa ibumu mau sembunyi di kampung yang kuno itu ketika penampilannya begitu cantik?" Kedua tangan wanita tua itu dilipat ke belakang dan dia melihat ke Clover dengan wajah santai. Setiap kata-kata wanita tua itu melewati batasan yang Clover bisa terima secara mental.

"Cukup..." Pria tua yang tidak berkata dari tadi bersuara. Wajahnya terlihat hijau pada saat ini. Dia berputar balik badannya, "Kalian sudah tahu apa yang kalian ingin tahu, silahkan pergi....."

Setelah berkata, pria itu berjalan ke arah dalam rumah.

Clover masih ingin bertanya. Kalau apa yang dikatakan wanita tua itu adalah fakta, peran apa yang dimainkan oleh ibu di rumah ini? Hubungan tentara itu sama keluarga ini apa? Kemudian Ayah Gabriel?

Clover dan Gary jelas adalah kembaran. Kalau itu benar dan ayah Gabriel bukan ayah mereka, mengapa ayah Gabriel mau mengasuh Gary? Selain itu, mengapa Gary bisa begitu mirip dengan Ayah Gabriel?

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu