Cantik Terlihat Jelek - Bab 203 Kamu Adalah Adik Sherin?

Sebelum selesai berkata, wanita itu menahan lengan si gendut itu dan menariknya sebelum melemparkan si gendut itu ke lantai dengan kuat, selanjutnya wanita itu meloncat dan menendang ke dada pria itu dengan kuat, pria yang belum sempat berdiri dengan tegak pun jatuh lagi ke lantai lagi, pria itu terbang sejauh beberapa meter dan kebetulan berhenti di posisi mereka duduk, wanita itu menepuk tangannya dengan dingin dan menuangkan kopi yang dia belum sempat minum ke mulut pria itu.

"Mulutmu terlalu busuk, minum kopi untuk hilangkan baunya, lalu, aku ada rekam kata-katamu tadi, nanti pulang aku akan tunjukkan rekaman itu kepada bibiku seberapa jahat kamu sebagai manusia"

Setelah berkata, wanita itu menginjak perut pria itu dengan kuat dan melakukan gerakan berputar yang membuat pria itu teriak seperti hantu.

Ekspresi di wajah wanita itu tidak berubah, dia berkata dengan dingin : "Bukannya kamu penasaran kenapa seorang wanita seperti aku bisa buka kedai di tempat seperti ini bertahun-tahun? Apakah kamu sudah tahu jawabannya sekarang?" Setelah itu, wanita itu mengambil tas dan ponselnya kemudian keluar dari pintu.

Gary melihat pria yang berada di lantai itu dan menghela sebuah nafas lega, setelah melamun sejenak, dia segera mengambil tasnya dan memberikan nomor kartu membernya ke kasir sebelum pergi.

Mikasa tidak ingat dirinya lari seberapa jauh, dia hanya tahu dia berhenti berlari pada saat di belakangnya sudah tidak ada suara orang berbicara dan suara mobil, Mikasa berdiri di sebuah sudut dinding dan menangis dengan sedih.

Karena posisi berdiri Mikasa membelakangi jalan raya, dia tidak menyadari ada seorang pria berdiri di jarak yang tidak jauh darinya.

Gary melihat ke bayangan belakang Mikasa yang sedang menangis dengan sedih dan merasa sakit hati.

Ternyata, di belakang senyum yang begitu cerah terdapat kehidupan yang begitu sedih.

Tetapi, Gary benar-benar tidak menyangka wanita yang terlihat begitu lembut bisa bela diri, si gendut itu paling tidak ada 80 atau 90kg sama sekali tidak bisa berkutik di depan wanita itu, pantas Mikasa kemarin berkata dia tidak takut, orang biasa benar-benar tidak berani menganggu wanita seperti ini.

"Mikasa" Gary memanggilnya.

Mendengar suara Gary, Mikasa malah menangis semakin sedih.

Mengapa diriku bisa begitu tidak berguna? Sudah sampai di sawah seperti ini aku pun masih memikirkan pria itu sampai muncul bayangannya, Mikasa berpikir.

Gary menarik sebuah nafas dan berjalan kepada Mikasa kemudian memegang bahunya, sebelum Gary sempat bersuara, Mikasa secara refleks langsung menariknya dan berputar balik badannya, Gary segera terbawa gerakan Mikasa dan badannya terputar balik, muncul di depan Mikasa.

"Jangan, ini aku" Gary bersuara dengan panik, setelah Mikasa melepaskannya, dia baru menghela sebuah nafas lega, kalau Gary bereaksi agak lambat tadi, bisa jadi lengannya akan patah.

Gary berusaha bersikap tenang dan berkata kepada Mikasa : "Numpang tanya, nona, apakah namamu Mikasa?"

Mikasa melihat dia dan melamun sejenak, kemudian Mikasa menggosok matanya dan ekspresinya menjadi dingin : "Kamu siapa? Aku tidak kenal"

Kemudian Mikasa berputar balik badannya dan ingin meninggalkan tempat.

Melihat Mikasa mau pergi, Gary merasa cemas dan menariknya, "Aku tidak ada maksud lain, aku.... aku hanya mau menghibur kamu"

Mikasa tertawa dengan dingin dan melihat ke Gary, "Tuan, kamu adalah pria yang memiliki pacar, apakah kamu merasa sesuai kalau anda menghibur aku?" Setelah berkata, tatapan Mikasa tertuju ke pegangan Gary.

"Lepas tangan"

Gary mengerutkan alisnya dan menghirup sebuah nafas sebelum melepaskan tangan, jelas dia terasa sedikit malu, Gary menjilat bibirnya, "Aku, kebetulan aku juga berada di sana tadi, jadi..... kebetulan..."

Mulut Mikasa terbuka, ekspresinya menjadi semakin gelap, dia mengigit bibrinya dan menghela sebuah nafas kemudian lari dari Gary.

Ini adalah takdir seperti apa? Kejadian memalukan seperti itu malah dilihat olehnya.

Tangan Gary yang tegang di tengah udara baru turun ke bawah setelah waktu yang sangat lama.

Pada saat itu, ponsel Gary berdering, Shiren menelponnya, tatapan Gary tenggelam dan dia mengangkat telpon, "Halo, Shiren"

"Gary, besok aku akan mulai kerja di Ningga Group, menjadi sekretaris adik ipar kamu"

Gary kaget, "Sekretaris Devan?"

"Iya, adikmu yang beri tahu aku tadi, adikmu ini, benar-benar.......lumayan baik" Shiren sengaja menarik panjang nada suaranya, Gary tertawa dengan dalam, "Kalau begitu, selamat"

Setelah itu, Gary mematikan telpon dan suasana hatinya terasa frustrasi.

Ningga Group

"Mengapa kamu membiarkan dia menjadi sekretarismu?"

Devan yang duduk di atas kursi menatap ke Gary dan berkata dengan suara tenang : "Adikmu yang minta bantuan denganku, kamu tahu aku cinta dia, aku tidak bisa menolak"

Gary melamun sejenak kemudian menyipitkan matanya : "Kamu sengaja?"

Devan mengangkat alisnya, "Daripada terlalu melindungi seseorang, mending mengajari dia bagaimana melindungi dirinya"

Gary mengerakkan alisnya dan menunggu kata berikut Devan dengan diam.

"Kelemahan Clover adalah terlalu baik hati, terlalu mudah percaya orang lain, biarkan dia merasa dirugikan beberapa kali, bukan sebuah hal buruk, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu sudah bertekad untuk menghadapi wanita itu?"

Setelah berkata, sudut mulut Devan terangkat dengan ringan.

Gary diam beberapa saat sebelum berkata : "Itu adalah hasil perbuatannya sendiri" Kemudian Gary meninggalkan ruang Devan.

Hari ini adalah hari pertama Shiren masuk kerja, dia disambut dengan ramah di sepanjang jalan, pertama adalah resepsionis, setelah mendengar namanya, mereka melayani dia dengan spesial, kemudian departemen sumber daya manusia juga membuka pintu belakang untuknya (dimudahkan dalam penerimaan), selanjutnya seluruh karyawan di ruang sekretaris menyambutnya dengan meriah.

Meskipun ekspresi Shiren terlihat tenang di sepanjang jalan, di dalam hatinya dia sudah merasa senang seperti bunga mekar.

"Shiren, kamu antar dokumen ini ke Presiden dan minta tanda tangannya" Staf yang bertanggung jawab di ruang sekretaris memberikan dokumen di tangannya kepada Shiren.

"Aku?" Shiren merasa sedikit kaget.

"Iya, pergi saja"

Shiren menarik sebuah nafas, dia berdiri di depan ruang presdir dan menyentuh pintu dengan jarinya, sudut mulutnya terangkat, Devan, sudah lama tidak berjumpa denganmu.

Shiren mengetuk pintu.

"Masuk!"

"Direktur Devan, dokumen ini perlu tanda tangan anda" Shiren berkata dan menyerahkan dokumen kepada Devan.

Devan mengangkat kepalanya dan menatap kepada Shiren, setelah beberapa saat, Devan mengeluarkan sebuah batuk ringan : "Itu, mau tanya, apakah kamu mempunyai kakak atau adik?"

Shiren menunduk kepalanya dan menyembunyikan rasa senang di dalam hatinya, dia menjawab dengan lembut : "Ada, saya punya seorang kakak, bernama......Sherin"

Devan melihat ke Shiren dengan wajah tidak percaya, "Kamu... siapa? Sherin?"

"Iya, tetapi.... kakakku sudah menghilang sejak beberapa tahun lalu, kami tidak bisa menemukannya, tidak tahu dia di mana sekarang?" Shiren berkata sambil menutupi mulutnya dan mulai menangis.

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu