Cantik Terlihat Jelek - Bab 158 Devan Cemburu

"Heiheihei, bisa jadi orang itu sama sekali tidak tahu Clover itu wanitamu? Kamu adalah pria yang sudah menikah, siapa yang......."

"Dylan, kamu berpihak kepada siapa sebenarnya?" Devan meliriknya.

"Sudah-sudah. Aku tidak bicara lagi"

Setekah itu, Dylan terus mengikuti di belakang mobil itu.

Ketika Clover bangun, mereka masih di tengah jalan. Tepi jalan dipenuhi dengan sawah yang ditumbuhi rumput. Clover duduk tegak dan melihat ke Mohan, "Kita sedang dimana?"

"Kamu tadi bilang kamu mau pergi ke Desa Simba kan?"

Clover mengangguk, "Iya..."

"Kita sudah mau sampai. Di depan sana saja" Mohan menunjuk ke sudut sana.

Clover melihat ke arah yang ditunjuk Mohan dan dia melihat sebuah desa. Alisnya mengerut, apakah orang yang mau dia cari adalah seorang petani?

Ketika ibu Clover muda, kecantikannya sangat luar biasa. Karena ibu jarang berinteraksi dengan tetangga, mereka semua mengira ibu bersikap dingin karena ibu adalah anak orang kaya yang melarikan diri dari rumah.

Fakta membuktikan perkiraan orang-orang itu tidak salah.

Tetapi, sikap ibu selalu terlihat arogan, orang yang dia bisa cintai, pasti bukan orang biasa juga.

Tetapi…... desa seperti ini!"

Mobil abu-abu Mohan berhenti di depan gerbang desa, "Apakah perlu aku temani kamu jalan?"

Clover menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu. Aku datang untuk mengurus masalah pribadi"

Mohan mengerti maksud Clover, "Baik. Kalau begitu aku pergi urus masalahku dulu. Kalau kamu sudah selesai telpon aku saja. Aku akan datang jemput kamu pulang"

Clover mengangguk dan melihat Mohan dengan wajah terima kasih.

Kemudian Clover turun dari mobil.

Ketika mobil Mohan sedang berputar arah, dia melewati sebuah mobil hitam. Clover mengira dirinya salah lihat, dia melihat ke nomor plat mobil hitam itu dan hatinya merasa kaget. Ekspresi wajah berubah.

Setelah itu, Clover melihat Devan berjalan ke arahnya dengan satu tangannya di saku dan satu tangannya lagi memegang ponselnya.

Setelah sampai di sisi Clover, Devan berkata dengan dingin, "Apakah kamu merasa bahagia bersamanya di sepanjang jalan Nona Clover ?"

Alis Clover mengerut. Dia tidak berbicara dan langsung berjalan memasuki desa.

Devan mengikuti di sampingnya dan tidak berbicara juga.

Clover melirik ke wajahnya, jelas Devan melihat Clover bersama Mohan tadi.

Pria itu tiba tiba menoleh ke Clover ketika Clover sudah mau melihat ke arah lain.

"Kamu, mengapa tahu aku di sini?" Clover tidak tahu apa yang sedang Devan pikirkan. Tetapi tatapan Devan membuat dia merasa sedikit bersalah.

"Mengapa tidak mengangkat teleponku dan tidak membalas pesan teksku?"

Clover menjawab dengan jujur, "Karena aku marah dengan kamu"

"Selain itu?" Pria itu menatapnya

Selain itu? Clover sedikit bingung. Ada apa lagi?

Detik selanjutnya, Devan memegang bagian belakang kepala Clover dan menciumnya dengan kuat.

Mata Clover membesar. Apakah pria ini gila? Banyak orang melihat ke mereka.

Clover mendorong Devan dengan kuat.

"Devan, kamu lagi berbuat gila?"

Ekspresi Devan jelek sampai menakutkan.

"Lain kali tidak boleh begitu dekat sama pria lain"

Alis Clover mengerut. Dia mengangkat tangannya dan ingin melepaskan tangan Devan yang sedang memegang kepalanya, tetapi Devan menahan gerakannya.

"Devan, dia hanya pas datang syuting film ke sini dan sekalian mengantar aku saja" Berpikir tentang Devan tidak percaya kepadanya, Clover merasa marah.

Devan memeluk Clover, "Kamu tidak memiliki keinginan, tidak berarti orang itu juga"

Clover mengangkat alisnya. Dia merasa Mohan telah memiliki orang yang dia sukai. Contohnya wanita yang mereka bertemu di jalan tadi. Tetapi, kemarahan Clover sudah agak lega setelah Devan ikut dia ke sini, "Lain kali tidak lagi"

Pria itu mengelus kepalanya, "Masih berani ada lain kali?"

Clover tidak bicara. Dia menyadari lumayan banyak penduduk di sana sedang melihat mereka dari jauh.

Teringat mereka berciuman tadi, wajah Clover memerah. Dia ingin menjauhi Devan tetapi pria itu malah melingkari pinggangnya.

Beda dengan daerah Pelangi, penduduk daerah Desa Simba sangat banyak. Orang muda, orang tua dan anak-anak sangat ramai. Rumah-rumah di desa ini rata-rata memiliki gaya rumah mewah kecil yang kuno.

"Apakah kalian datang mencari orang?" Seorang tante berusia sekitar 50 tahun bertanya sambil menjahit baju wol

"Tante, salam kenal. Aku ingin bertanya apakah anda tahu Tuan Gala Simba tinggal di mana?"

Kecapatan menjahit baju tante itu melambat, dia menyipitkan matanya dan melihat ke Clover dan Devan.

"Kalian cari tuan Simba untuk?"

Nada suaranya seperti sedang menginterogasi. Clover melihat ke Devan dan menyadari ekspresi pria itu tidak berubah.

"Aku..."

"Kami cari dia untuk berbisnis" Devan memotong kata-kata Clover dan pegangannya di pinggang Clover mengerat.

Ekspresi Tante itu menjadi lembut, "Oh... ternyata mau berbisnis. Silahkan..." Tante itu menoleh ke belakang dan berteriak, "Kamu, sini. Antar mereka ke rumah tuan Simba"

Seorang anak kecil berusia sekitar 15 16 tahun lari dari keramaian. Anak itu sangat kurus, dia membungkuk kepada tante itu, "Baik Tante"

Anak kecil itu menoleh ke Clover dan Devan, "Ikuti aku"

"Apakah kamu merasa semua dari mereka ada sebuah aura yang membanggakan dirinya?" Clover bertanya kepada Devan.

Orang biasa bertemu dengan Devan yang memiliki aura seperti itu pasti merasa lemah dan takut. Tetapi anak kecil di depan mereka aja bisa berdiri tegak dengan bangga.

Tidak tahu harus bilang mereka tidak mengerti dunia ini, atau harus bilang mereka terlalu percaya diri.

Devan tidak menjawabnya. Dia hanya menarik Clover agar berjalan lebih dekat dengannya.

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu