Cantik Terlihat Jelek - Bab 620 Dia Menyukaimu, Kamu Tidak Tahu?

Rumah itu merupakan Aderlan bawa dia datang, kadang-kadang mereka memasak di sini, dan beristirahat.

Tapi takut Aderlan menyadari sesuatu, dia tidak pernah bermalam di sini.

"Anak muda, kamu mendekati Aderlan kami, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?"

Jina bertanya dengan ketus.

Rozi menggaruk rambut pendeknya yang sudah banyak tumbuh. Dia menggelengkan kepalanya, "Bibi, kami adalah teman, aku tidak punya pemikiran yang lain."

Namun Jina mendengus dingin, melempar setumpuk foto ke meja teh di depan Rozi, ada foto mereka berdua dari pertama kali Rozi menjadi pengemudi hingga foto beberapa saat.

Termasuk melihat Dodo di rumah sakit.

Namun, makin dilihat, diri sendiri yang secara tidak sengaja menunjukkan perasaan mendalam, Rozi sendiri terkejut.

"Anak muda, dikeluargaku Aderlan merupakan anak lelaki satu-satunya, aku tidak bisa melihatmu menjerumuskan dia!"

Ucap Jina sambil duduk di satu sofa.

Menjerumuskan dia?

Rozi, Jina juga bisa berterus terang seperti itu.

"Bibi, aku tidak mengerti apa maksudmu?"

Dia merasa bersalah, menundukkan kepalanya, dia tidak berani menatap Jina.

"Apa maksudmu? Kamu..." Jina ingin mengatakannya tetapi sedikit sulit, dari awal tidak terpikir olehnya, suatu saat dirinya akan datang mencari seorang laki-kaki, dan mengatakan hal seperti ini.

"Kamu menyukai anakku Aderlan, bukan? Jadi, melakukan segala cara untuk mendekatinya, tetapi kamu adalah laki-laki, Aderlan kami tidak mungkin bisa menyukai seorang laki-laki, dia menganggapmu sebagai saudara laki-laki, kamu…. Kamu seperti ini, ingin mencelakainya?”

Kamu menyukai Aderlan kami?

Kamu menyukai Aderlan kami?

Perkataan seperti ini, terngiang-ngiang ditelinga, Rozi memegang keranjang sayuran dengan erat, sesaat, dia tidak bisa mencerna kalimat itu.

Dia berbalik, meletakkan keranjang itu kembali ke meja air di dapur, wajahnya panik, dia mengakui, pikirannya pada Aderlan sudah lama berubah.

Atau bisa dibilang, bahkan lebih mengaguminya.

Tapi, apakah dia menyukai Aderlan ?

Dia mencuci tangannya, jantungnya tidak berhenti berdetak kencang, mungkin……sudah menyukainya.

Semakin banyak tahu, semakin menyukainya.

Aderlan tidak hanya memiliki kemampuan, memiliki keberanian, pandangannya dalam banyak hal, tiga tampilan, semuanya membuatnya terpesona.

Dia selalu menghindari masalah ini, sekarang….. sekilas masalah ini sudah di pampang didepan, dia tiba-tiba menjadi sedikit panik.

Dia tidak lupa bahwa dia sekarang adalah seorang pria.

Sebenarnya, akhir-akhir ini, dia ingin mengatakan yang sebenarnya kepada Aderlan bahwa dia adalah Mimi, tetapi setelah menguji Aderlan beberapa kali, menyadari bahwa ketidaksukaannya pada Mimi membuat dia tidak berani mengatakannya.

Dia takut, setelah dia mengatakannya, bukan saja tidak bisa menjadi suami-istri, untuk menjadi saudarapun tidak bisa.

"Biaya operasi Dodo dan biaya lain-lain, Aderlan juga yang meminjamkan banyak uang padamu?"

Tidak tahu sejak kapan, Jina tiba-tiba berjalan di belakangnya.

Setelah Rozi mencuci tangan,membalikkan badan dan melihatnya, mendengar dia menyebut nama Dodo, dia sudah mengerti, bahwa Jina datang karena sudah merencanakan sesuatu.

Riasannya indahnya, juga tidak bisa menyembunyikan amarahnya.

Dia mengangguk.

"Lupakan uang itu, anggap saja itu uang kompensasi yang diberikan keluarga Mo padamu, pergilah kamu! Pergi jauh dari Aderlan kami. Masih ada sejumlah uang di sini, kamu dapat mengambilnya juga.”

Melihat kartu yang dia berikan, Rozi merasa sedih, dia tidak pernah terpikir, suatu hari, dia sebagai seorang pria, juga bisa diperlakukan seperti ini.

"Bibi, aku dan Aderlan hanya teman baik, anda tenang saja, aku pasti tidak akan..."

"Tidak peduli apa itu, kamu harus menjauh darinya, setiap hari bersama dengan seorang laki-laki, lama-kelamaan pasti akan menjadi omongan orang lain."

Tidak menunggu dia selesai berbicara, Jina memotongnya.

Saat ini, pintu terbuka, tangan Aderlan memegang sekantong makanan ringan, sambil membuka pintu sambil berkata, "Rozi, lihat apa yang aku beli? Rasa yang kamu suka makan..."

Ketika dia melihat Jina di rumah, dia tiba-tiba berhenti.

Rozi menunjuk ke Jina, "Itu, Bibi mencarimu ada urusan, kalian silahkan berbicara, aku pergi memasak dulu.”

Selesai berkata, dia berbalik dan masuk ke dapur.

Kesal, ingin marah.

Aderlan meletakkan makanan ringan di atas meja makan, melepas topi baseball di kepalanya, suasana hati terlihat sangat baik, "Bu, kenapa kamu mencariku apa ada masalah?"

Jina melihat sekantong belanjaan di atas meja, lalu wajahnya berubah, "Kamu belakangan ini sering tidak pulang, jadi disini makan makanan begini?"

Aderlan mengangguk, "apa ada yang salah?"

Dia lanjut bertanya.

Jina tidak berbicara, dia melihat kembali ke meja teh, di atas sana, berserak penuh dengan foto-foto yang belum sempat dibereskan.

Aderlan membawa barang-barang yang ada di atas meja, masuk ke dapur, memasukkan beberapa barang ke lemari es, sambil menaruh sambil bertanya kepada Rozi: "ibuku tidak mengatakan apa-apa padamu, bukan?"

Rozi terbatuk pelan, tersenyum, pura-pura santai: "dia datang mencarimu, bisa bicara apa denganku?"

Keduanya mengobrol seolah-olah tidak ada orang lain, wajah Jina berubah sesaat.

“ Aderlan, kamu ikut aku kekamar sebentar” nada suaranya juga sedikit marah.

Rozi kembali tersenyum kepada Aderlan, "cepat pergi sana!"

Kemudian, pintu "bang" ditutup, Rozi tertegun di tempatnya, sesaat kemudian, dia menutup matanya dan membuka lagi, tetapi tetap saja tidak bisa tenang untuk memotong sayuran dan memasak.

Cukup letakkan sayuran yang ada di tangan, ambil tas yang ada di atas meja, dan bergegas keluar dari pintu.

Dia harus diam-diam, mengurus semua masalah, sebenarnya apa yang harus dilakukan?

"Bu, apa yang sembarang kamu bicarakan?"

"Sembarang berbicara, apa yang dia rasakan terhadapmu, ibu tidak percaya kamu benar-benar tidak tahu."

Aderlan diam dan tidak berbicara.

Jina panik dan merasa terkejut, memegangi kedua lengan Aderlan

"Nak, ini tidak bisa, coba kamu pikirkan, di keluarga kita hanya kamu sendiri anak laki-laki, kamu….kamu jika mengalami masalah seperti ini, kamu membuat orang lain berkata apa tentang keluarga Mo?

Aderlan menarik napas dalam-dalam, setelah beberapa saat, dia tiba-tiba kembali menatap Jina, "apakah kamu sudah bicara juga dengan dia?"

Jina menyipitkan matanya, "Aku harus mengatakannya, dia seperti ini menjerumuskanmu, kamu masih muda, kamu tidak mengerti kejahatan orang lain, kamu tidak bisa membedakan dengan jelas masalah antara pria dan wanita, apa yang terjadi, tapi aku lihat dia dengan sengaja mendekati kamu... "

Aderlan menatap mata Jina dengan dalam, membuka pintu, ketika dia melihat dapur kosong tidak ada seorangpun, dia menendang bangku di depannya.

Keanehan Rozi, sebenarnya juga dirasakan olehnya.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu