Cantik Terlihat Jelek - Bab 669 Seorang Pria Atau Bukan, Apa Kamu Tidak Tahu?

"Lakukan apa? Kamu bilang lakukan apa? Kamu lihat, lihat batang baja semobil ini, kamu hebat ya Tuman, sebelumnya ada orang yang melapor padaku, aku masih tidak percaya, kamu katakan bagaimana bisa kamu melakukan hal ini?"

Pria yang tadi berteriak paling kuat, suaranya seketika langsung semakin keras.

Tangan besar kasarnya Tuman mengusap rambut pendek di atas kepalanya, mengerutkan kening dan tampak tertegun.

"Bos Liu, apa yang Anda bicarakan? Bukankah Anda yang memintaku datang untuk membawa pergi sampah ini? Batang baja, aku tidak tahu apa yang terjadi."

Sampai akhir perkataannya, suara Tuman mulai bergetar.

Hati Mimi berdetak kencang dan tenggelam.

Karena dia berdiri tepat di belakang mobil, dia telah melihat di bawah kain hitam itu terlihat jelas adalah ikatan kumpulan batang baja, apa itu yang dimaksud dengan sampah.

Pada saat ini, polisi datang mendekat, orang Bos Liu telah datang menyambutnya, "Halo, Pak Polisi, aku orang yang tadi melapor polisi, kami menemukan ada orang yang mengganti batang baja dengan kawat besi."

"Batang baja? Tidak, Bos Liu, bukankah katamu itu sampah?" setelah Tuman mendengarkan, dia langsung menarik Bos Liu, menggelengkan kepala.

Tetapi Bos Liu tidak memandangnya, menoleh dan mengangguk ke arah Aderlan lalu berkata: "Direktur Mo, kebetulan hari ini Anda ada di sini, bagaimana menurutmu tentang masalah ini?"

Apa artinya bagi sebuah proyek yang mengganti batang baja dengan kawat besi, orang awam seperti Mimi pun tahu, dan Aderlan tentu lebih tahu jelas dibandingkannya.

Hanya melihatnya terus cemberut, melangkah maju, menopang dengan rak tenda belakang mobil, melompat dan naik ke atas truk.

Kebugaran fisiknya itu, membuat para wanita langsung berteriak tanpa memandang tempat lagi.

Kemudian, dengan lambaian tangannya yang besar itu, diikuti dengan debu-debu yang berterbangan, semobil batang baja muncul di hadapan semua orang.

Mimi tanpa sadar langsung menghirup nafas, dan pandangannya langsung menatap Tuman cemas.

Wajah Tuman menyuram, dan seketika wajahnya langsung menggelap.

Dia berbalik ke belakang mobil, melihat mobil yang penuh dengan barang-barang itu, dan kemudian berbalik melihat ke Bos Liu lalu ke semua orang.

Kemudian dia melangkah mundur beberapa langkah, Mimi melangkah maju, mengulurkan tangan untuk manahannya.

"Terima kasih!" meskipun dia telah sangat kacau, tetapi dia tetap menoleh dan mengangguk berterima kasih kepada Mimi.

Matanya yang panik dan tangannya yang gemetar, sangat menunjukkan ketakutan hatinya saat ini.

"Tuman, bagaimana kamu bisa melakukan hal seperti ini? Ini adalah masalah hidup dan mati seseorang? Kamu seperti ini, bukankah kamu sama saja menarik saudara-saudaramu ke jalan kematian?"

Bos Liu itu tiba-tiba berjalan ke hadapan Tuman, dengan tampilan yang begitu sangat sungguh-sungguh.

Tubuh Tuman langsung tertegun, melewati Bos Liu dan melihat beberapa orang berdiri di depannya yang sudah tampak begitu bodoh itu.

Dan sekarang Mimi baru melihat jelas, mereka adalah orang-orang yang telah ikut dengan Tuman beberapa tahun yang lalu.

"Bos Liu, kamu … kamu …." Jari Tuman menunjuk Bos Liu, ingin berbicara tetapi kemudian terhenti.

Bos Liu meraih tangannya, "Kamu katakan, kamu keterlaluan juga, aku tahu akhir-akhir ini Ibumu akan melakukan operasi, tapi … tapi kamu juga tidak bisa melakukan hal ini!"

Setelah berbicara, dia mendesah dengan suara rendah, lalu berbalik dan berlutut di hadapan Aderlan, "Direktur Mo, Anda tolong ampuni dia sekali, dia melakukan ini juga demi untuk menyelamatkan Ibunya."

Aderlan yang terus tidak berbicara, berjalan ke depan Tuman, dan berkata pelan, "Sudah lama tidak berjumpa, Kak Tuman."

Ketika dua kata, Kak Tuman, diucapkan keluar, orang-orang di lokasi langsung bingung.

Bos Liu itu tampaknya juga terkejut, memandang Tuman dengan mulut setengah terbuka.

Mimi menghela nafas lega, seharusnya akan baik-baik saja, jika Aderlan bisa mengenali Tuman.

Tapi di luar dugaannya adalah Tuman hanya mengangkat kepalanya dengan perlahan, menatap Aderlan , dan kemudian menundukkan kepalanya lagi, tidak mengatakan apa-apa.

Kemudian, Tuman dibawa pergi oleh polisi begitu saja.

Mimi berdiri di tengah kerumunan orang, mengantarnya pergi naik ke mobil polisi begitu saja.

Melihat kerumunan orang yang perlahan pergi, dia menoleh dan melihat senyum licik di mata Bos Liu.

Dia dengan perlahan mengepalkan tanganny.

Pasti ada yang mencurigakan dengan masalah ini!

"Direktur Mo, ada seorang wanita bernama Mimi di luar yang mengatakan ingin bertemu dengan Anda, menurut Anda?"

Sekretarisnya datang untuk bertanya.

Aderlan mengayunkan gelas anggur di tangannya, memandang ke arah pintu melalui kaca gelas itu, dan mencibir, "Katakan padanya, aku sibuk, tidak bisa bertemu!"

Hanya saja ketika kata-katanya baru saja diucapkan, pintu itu telah didorong, Mimi masuk ke dalam dengan sedikit terengah-engah, "Aderlan, Tuman bukan orang seperti itu, masalah ini jelas ada yang tidak beres."

Sekretaris itu melihat Mimi langsung tertegun.

Aderlan meletakkan gelas anggurnya, lalu melihat dokumen di tangannya, tanpa melihat Mimi sekilas pun dari awal sampai akhir.

"Kamu ini apa sudah gila? Cepat keluar, tempat apa ini, bisa-bisanya kamu berani masuk begitu saja!"

Sekretaris wanita yang berdiri di sisi lain melihat Aderlan mengabaikan Mimi, dengan cepat melangkah maju lalu berbisik mengingatkannya, dan mengulurkan tangan untuk menariknya keluar.

Mimi melirik wanita itu sekilas, melihat kulitnya yang mulus, dengan wajah yang cantik, dan kemudian melihat pakaiannya yang terbuka dan dandanannya yang menawan, dalam hati sangat mengerti kedatangannya ke sini untuk hal yang serius, sangat mengerti dirinya tidak seharusnya cemburu, tidak ada hubungan lagi, tetapi api kemarahan yang tidak jelas malah muncul di dirinya.

Melepaskan sekretaris wanita itu dan langsung menuju ke depan meja Aderlan, "Aderlan, bagaimanapun ini akan masuk penjara, apa kamu tidak bisa membantu memeriksanya saja? Aku curiga Tuman dijebak oleh orang lain."

Kata-katanya baru keluar, pria di depannya itu langsung melambaikan tangan, asbak di atas meja jatuh ke lantai, beberapa orang di dalam ruangan langsung bergidik.

"Apa yang kalian semua kerjakan? Masih tidak membawanya keluar?"

Setelah itu, beberapa orang melangkah maju, menarik dan mendorongnya.

Namun, dengan fisiknya Mimi itu, apa beberapa dari mereka bisa sembarangan menyentuhnya saja?

Begitu dia mengeluarkan sedikit tenaga, beberapa orang itu langsung jatuh ke lantai.

Berpikir tentang Tuman yang seumur hidupnya mungkin akan berakhir, dia langsung bergegas maju ke hadapan Aderlan dan meraih kerah bajunya.

"Apa kamu masih seorang pria? Bagaimanapun Tuman dan kamu juga pernah saling mengenal? Dan kamu melihatnya masuk penjara begitu saja? Seandainya, kalau dia benar-benar dijebak?"

Menghadapi amarahnya, pria itu malah mengangkat alis, tiba-tiba mendekatinya dan berkata dengan pelan, "Seorang pria atau bukan, kamu pernah tidur, apa masih tidak mengetahuinya?"

"Brum", Mimi hanya merasa darah di tubuhnya menaik dengan cepat, tanpa sadar dia langsung melepaskan tangannya dan melangkah mundur.

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu