Cantik Terlihat Jelek - Bab 504 Menyaksikan Adegan Mengagetkan

Sekolah Hutu sekarang adalah sekolah internasional, tim guru di sekolah itu memiliki sangat banyak anggota yang berpengalaman, siswa yang sekolah di sana antara merupakan anak yang melewati tes tingkat susah atau merupakan anak dari keluarga kaya dan berkekuasaan.

Ibu Hutu mengerutkan alisnya, mendengar kata-kata Hutu, tangannya langsung bergetar dan alisnya mengerut.

"Kenapa tiba-tiba mau tinggal di asrama sekolah? Tinggal di rumah lebih bAgus, ibu tidak tenang kalau kamu sendirian tinggal di sekolah!"

Dulu, Hutu selalu merasa kasih sayang ibu terhadap dia terlihat sedikit sengaja, dia tidak pernah lupa menjaga Hutu, bahkan bersikap lebih lembut kepada Hutu daripada kepada Ningga Shang.

Tetapi, Hutu tetap merasa sedikit perbedaan.

Sekarang, Hutu juga termasuk sudah mengerti.

Bagaimana Hutu bisa tega membuat ibu terus saling berhadapan dengannya setiap hari?

"Mama, meskipun aku tidak bisa masuk ke universitas terkenal di Daerah Ciput, tetapi aku tetap ingin berusaha dulu, paling tidak bisa masuk ke universitas lain juga!" Sambil berkata, Hutu menarik lengan ibunya dan menambah :

"Di sekolah aku lebih memiliki suasana untuk belajar, aku juga bisa menenangkan diriku, aku akan pulang sekali setiap bulan, boleh?"

Ibu Hutu mengerutkan alisnya dan menggelengkan kepalanya, "Di sekolah, kamu tidak bisa makan dan tidur dengan baik,. Mama tidak setuju"

Setelah berkata, mata Ibu bahkan beruap.

Pegangan Hutu di lengan ibunya mengerat, tiba-tiba dia merasa ingin menangis.

Mungkin kehidupan dia diawali dengan tidak beruntung, tetapi bisa bertemu dengan ibu seperti ini bisa merupakan keberuntungan sebesar apa?

"ma, setelah tahun baru, aku sudah berusia 18 tahun, sejak kecil aku berkembang di bawah penjagaan Mama, Mama jadikan kesempatan kali ini sebagai pelatihan untuk aku saja, kalau tidak, nanti aku menikah, keluarga suami aku akan berkata Mama terlalu memanjakan aku"

Hutu berusaha untuk berkata lebih ringan dan santai.

Melihat ekspresi ibu sudah menjadi agak lega, Hutu pun menelpon ke ayah.

Setelah debat yang panjang, akhirnya Hutu juga berhasil tinggal di asrama sekolah.

"Hutu, hari ini kakakku ulang tahun, dia meminta aku mengundang kamu pergi ke acara ulang tahunnya"

Sore Jumat, Nini menatap ke Hutu dengan wajah berharap.

Hutu menjilat bibirnya kemudian mengembangkan mulutnya, "Mana mungkin?"

Agus Chen adalah kakak Nini, siswa terkenal pada angkatannya, tetapi nilai sejarahnya sangat buruk.

Tetapi, Agus sangat pintar menulis novel, Hutu mendengar novel yang dia tulis berposisi rangking satu di berbagai situs web.

Banyak penggemarnya yang berasal dari sekolah lain sering menunggu di gerbang sekolah beberapa jam hanya mau melihat dia.

Sementara Hutu juga merupakan salah satu penggemar novel Agus .

Tetapi Agus adalah orang yang menyukai sendirian, Hutu pernah berjumpa dengannya beberapa kali, tetapi sama sekali tidak pernah berbicara dengannya.

Orang yang begitu terkenal ini mengundang Hutu menghadiri acara ulang tahunnya? Hutu tidak percaya!

Nini mendorong kacamatanya, "Aiyoh, meskipun dia tidak mengundang kamu, bukannya sama kalau aku yang mengundang kamu? Bukannya kamu ingin tanda tangan kakakku? Kalau kamu pergi, aku menjamin bisa membantu kami mendapatkan tanda tangannya"

Tanda tangan? Mata Hutu yang gelap memancarkan cahaya terang sejenak.

Acara ulang tahun Agus diadakan di sebuah restoran yang sunyi dan memiliki suasana satra, hal ini lumayan sesuai dengan identitas Agus sebagai penulis.

Pada saat Hutu dan Nini tiba di lokasi, suasana sudah lumayan ramai.

Setelah dua jam, Hutu juga mengerti tujuan Nini, dia datang mengejar seoramg pria yang sangat memiliki aura sastra dan pendiam.

Karena takut ditolak, Nini pun menarik Hutu bersamanya untuk mengumpulkan keberanian.

Melihat Nini dan pria itu mulai berbicara dengan senang, Hutu merasa diirnya telah menyelesaikan tugasnya dan memutuskan untuk meninggalkan tempat.

Selama Nini tidak perhatian, Hutu pun turun ke lanti bawah.

Hutu pergi ke taman belakang restoran, cahaya lampu sana sangat redap dan wangi bunga mengelilingi Hutu, meskipun cuaca agak sejuk, Hutu malahan merasa sangat serakah dengan udara segar yang jarang ini.

"Em... em.. ah..." Pada saat mendengar suara ini, Hutu secara refleks berpikir ada yang terluka.

Selanjutnya, Hutu melihat satu banyangan tubuh sedang bergerak di tengah-tengah hutan bambu yang gelap.

Tanpa berpikir banyak Hutu pun berjalan ke dalam.

"Halo, apakah ada orang di sana?" Hutu berjalan agak dekat dan bertanya.

Hutu mengira ada orang yang pingsan atau mengalami cedera, sehingga dia sibuk mennghampiri hutan bambu tersebut dan mengulurkan tangannya, "Kamu......."

Mata Hutu membesar dan suara perhatiannya berhenti ketika dia melihat adegan di depannya yang tidak begitu jelas......

Karena terlalu kaget, Hutu sama sekali tidak menyadari dirinya harus menghindar pada saat ini.

"Ah... uh....." Pada saat Hutu baru saja mau berteriak dengan kuat, mulutnya tiba-tiba ditutupi, selanjutnya pinggangnya di lingkari oleh seseorang dan orang tersebut pun menarik Hutu keluar dengan memaksa.

Orang itu menarik Hutu ke dalam sebuah kamar, setelah pintu tertutup orang itu pun lepas tangan, kemudian Hutu langsung mengigit lengan orang itu dengan kuat.

Tangan yang melingkari pinggangnya langsung lepas, kemudian Hutu mendengar suara kesakitan dair belakang.

Hutu berputar balik badannya, orang yang dia lihat membuat dia sangat kaget.

"Pa... paman"

Raven memakai seragam formal, dia mengambil selembar tisu dan menekan di atas lengan kanannya yang terluka sebelum melirik ke Hutu.

Hutu mundur satu langkah dan menelan air liurnya sebelum bersuara lagi, "Paman"

"Kamu datang sini buat apa?" Suara dia sedikit dingin.

"kakak, temanku ulang tahun" Hutu menjelaskan dengan suara kecil, melihat tisu di atas lengan Raven diwarnai menjadi merah segar, Hutu mengerutkan alisnya, tadi dia mengira Raven adalah orang jahat, makanya dia menggigit dengan kuat.

Raven mengganti selembar kertas tisu baru dan terus menekan lukanya, kemudian dia menoleh ke jendela dengan tenggorokan bergerak naik turun.

"Lupakan apa yang kamu lihat tadi"

Hutu mengangkat kepalanya dan menatap ke mata Raven, tetapi Raven malah menundukkan kepalanya sambil mengurus lukanya.

Hutu melamun sejenak, lu... lupakan?

Lupakan apa yang dia lihat tadi?

Hutu berpikir kembali, tadi dia melihat seorang pria dan wanita yang telanjang, tetapi dia tidak sempat melihat wajah mereka dengan jelas.

Tetapi, dia melihat gerakan kedua orang itu dengan jelas......

Tidak menyangka, Hutu pertama kali mengerti hal seperti ini melewati menyaksikan kejadian nyata dengan matanya sendiri.....

Lupakan? Sangat susah!

Hutu menundukkan kepalanya dan tidak berbicara, tetapi wajahnya menjadi semakin merah dan panas, walaupun dia tahu ada beberapa masalah itu tidak sesuai dengan usianya, tetapi dia tetap merasa penasaran........

"Paman, mengapa kamu di sini?"

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu