Cantik Terlihat Jelek - Bab 740 Dia Orangku

Setelah mereka tiba di depan bar, ternyata bar tersebut telah dikepung oleh wartawan.

Fisi duduk di dalam mobil, dia menarik nafas dalam, lalu melepaskan rambut untuk menutupi setengah wajahnya.

Dia menoleh menatap Deco, “ Kakak Hamdan, kamu pulang saja dulu, kalau kamu ketahuan di tempat seperti ini, benar-benar tidak dapat dijelaskan lagi.”

Deco menarik tangan Fisi, “Fisi.”

Fisi mengetahui apa yang ingin dikatakannya, sehingga langsung menggeleng kepala, “ Kakak Hamdan, tidak peduli terjadi apapun di ke depannya, aku hanya bisa menerima saja, kamu tidak perlu menasihatiku lagi.”

Reaksi wajah Deco murung kembali, dia memindahkan tatapannya dari tubuh Fisi, jarinya mengetuk tidak tetap pada stering mobil :”Baiklah, kalau kamu ada perlu, langsung hubungi aku saja.”

Fisi mengetahui bahwa Deco pasti akan kecewa padanya, dia membuka mulut dan ingin berbicara, namun pada akhirnya tetap tidak berkata apapun.

Fisi mengangguk dan turun dari mobil.

Dia bertanya kepada orang mengenai jalan pintu belakang bar, setelah itu langsung menyelinap ke dalam bar, akan tetapi dia sudah langsung diusir oleh pelayan bar.

Setelah menerima panggilan dari Fisi, Huben menjemput Fisi di belakang bar, bagaimanapun dia pernah menjadi pasukan, sehingga meskipun telah mengalami keadaan darurat, Huben juga terkesan tenang.

Setelah melihat Fisi, Huben menjelaskannya dengan tenang :”Saat kemari, kami sudah menyuruh orang bar membereskan lokasi, dan juga masuk lewat pintu belakang, tetapi baru saja duduk sebentar, sudah menyadari bahwa ada seorang wartawan yang menyelinap ke dalam bar, Kenbo difoto diam-diam dan juga telah banyak minum, mungkin saja dikarenakan suasana hatinya yang tidak baik, sehingga dia langsung memukul orangnya….”

Reaksi wajah Fisi menjadi semakin aneh dan berat seiring kata-kata Huben.

“Orangnya di mana? Kamu sudah dapat kamera wartawan itu? Terus kenapa wartawan di depan pintu bisa tiba di waktu secepat ini? Orang yang dipukul sudah diantar ke rumah sakit? Keadaannya bagaimana?”

“Dia di lantai atas, aku sudah ambil kameranya, Kenbo memukulnya dengan botol alkohol, orangnya langsung pingsan di tempat, aku sudah suruh manajer bar mengantar dia ke rumah sakit.”

Setelah sampai di sini, Huben sengaja mendekati tubuh Fisi dan berkata dengan nada ringan :”Fisi, aku merasa kejadian kali ini ada sedikit ganjil, baru satu jam lebih sejak kami tiba di sini, namun semua kejadian ini seolah-olah telah direncanakan, wartawan itu juga seolah-olah sengaja ketahuan oleh kami, juga sengaja memancing amarah Kenbo, pada saat itu aku di bawah, setelah menyadari kembali, kejadiannya sudah terlanjur terjadi.”

Huben pernah menjadi mantan pasukan, sehingga sangat sensitif terhadap orang maupun masalah.

Setelah mendengar kata-katanya, Fisi menelan air ludah sendiri, namun setelah berpikir lagi, dia merasa kemungkinan ini tidak terlalu besar, bagaimanapun tidak ada yang bisa mengetahui bahwa Kenbo akan datang ke bar tersebut secara tiba-tiba.

Apabila beranggapan bahwa ada orang yang sedang menanti kesalahan Kenbo dan telah mempersiapkan semua ini di sejak awal, maka masih ada sedikit tingkat kepercayaan.

Bagaimanapun sikap Kenbo sangat angkuh, sama sekali tidak pernah mengalah terhadap orang lain, sehingga dalam beberapa tahun ini, dia sudah banyak bermusuhan dengan orang dunia hiburan.

Setelah terjadi masalah di saat ini, mungkin saja banyak orang yang menanti kesempatan untuk membalas dendam terhadapnya.

Setelah naik ke lantai atas dan membuka pintu sebuah ruangan, Fisi langsung melihat pria tampan yang tergeletak di atas sofa, dalam hatinya menghela nafas lega.

Setidaknya dia tidak terluka, jika tidak, beberapa hari lagi akan masuk tim syuting, sampai saat itu akan menjadi semakin repot.

Meskipun berpikir demikian, dia tetap berjalan ke hadapan Kenbo, lalu menilai Kenbo dari ujung ke ujung, setelah itu baru bertanya :”Kamu tidak apa-apa kan?”

“Aduh, Kenbo, siapa adik kecil ini?”

Seorang pria berwajah tampan membalikkan badan dari depan jendela, dia menatap Fisi, lalu berdiri dan berjalan ke hadapannya, setelah mengelilingi tubuhnya, wajahnya menampakkan senyuman jahat :”Bentuk tubuhnya lumayan, wajahnya masih lumayan suci polos.”

“Dia bukan pria!” Kenbo berkata kepada pria tersebut dengan tatapan datar.

“Tidak masalah, kamu tahu juga, aku bukan hanya tertarik pada pria saja.” Grandy tersenyum dengan wajah yang penuh kesenangan, lalu menghampiri Fisi yang sedang khawatir dan sama sekali tidak menyadari keberadaan dirinya.

“Adik kecil, apa kabar!”

Fisi melirik sekilas, masih dia belum sempat membalasnya, ponselnya sudah berdering kembali, dia melirik sekilas, telepon kali ini berasal dari Devita, setelah itu dia langsung mengangkat teleponnya :

“ Devita …iya….kamu sudah tahu ya? Baik, menurut pendapat aku, perusahaan bagusnya langsung menghubungi Media Kompas dan Media Merdeka, aku barusan melihat mereka di depan pintu, dua media ini yang membimbing keadaan, asalkan mereka mundur, sisanya akan gampang diatasi, aku akan menjaga Kenbo….baik, masalah di rumah sakit, kamu mengatur seseorang ke sana saja, setidaknya harus mengatasi wartawan yang terluka itu, apa? Kamu mau datang? Kalau begitu banyak bawa orangnya ya….baik, sampai jumpa.”

Setelah memutuskan telepon, Fisi terus mengabaikan Grandy, lalu berkata kepada Kenbo yang duduk di atas sofa dan tidak bergerak sama sekali :

“Sebentar lagi Devita akan tiba, dia akan mengatur mobil lainnya lagi, kita pulang dulu.”

Kenbo mengangkat mata dan menatap Fisi, ketenangan dan ketelitian Fisi pada saat ini membuat dirinya merasa kaget untuk sekian kalinya.

“Iya.” Setelah itu Kenbo tidak berkata apapun lagi.

Fisi berjalan ke sisi jendela, lalu menarik gorden dan memperhatikan keadaan di bawah, setelah menyadari polisi yang berada di depan pintu, dia mengerut alis, lebih kurangnya sudah merasa sedikit panik.

“Rupanya kamu adalah manajernya ya?”

Tiba-tiba terdengar suara rendah seorang pria yang muncul di samping telinganya.

Fisi membalikkan badan secara refleks, sehingga bibirnya bergesekan sekilas pada wajah Grandy, dia membuka mulut dan terbengong seketika, wajahnya langsung menjadi kemerahan hingga ke bagian telinganya.

Meskipun dia telah berumur 27 tahun, dia juga lama bekerja di dunia hiburan dan pernah bertemu dengan banyak pria tampan.

Namun dikarenakan penampilan wajah dirinya yang tidak menonjol, dan terus mengikuti di sisi Kenbo, sehingga tidak ada lawan jenis yang berani menggodanya.

Tiba-tiba di goda oleh seorang lelaki, Fisi lebih kurangnya merasa sedikit malu tersipu.

Grandy seolah-olah telah menyadari sesuatu yang luar biasa, sehingga berjalan ke hadapan Fisi, lalu terus menunduk dan menatapnya :”Kamu…tersipu ya? Waduh, di zaman sekarang ini, masih ada gadis yang akan tersipu malu!”

Kenbo yang terus duduk di sofa tiba-tiba berdiri tegap, setelah menyadari bahwa wajah Fisi memang telah kemerahan, tatapan matanya menjadi menyeramkan, “Dia orangku, Grandy, kamu jangan keterlaluan.”

“Orangmu? Orang hanya sekedar menjadi manajermu, bukan jual diri ke kamu.”

Grandy membantahnya.

Saat ini Fisi hanya terus terjerumus di dalam kata-kata “Dia orangku” yang dilontarkan oleh Kenbo pada barusan.

Akan tetapi seiring dengan kata manajer yang dilontarkan oleh Grandy, Fisi tersenyum menyindir diri, setelah itu dia mundur dua langkah ke belakangnya.

Kenbo mengalihkan tatapan dari tubuh Fisi ke tubuh Grandy, “Kalau tidak ada perlu, langsung pergi saja dari sini.”

Akan tetapi Grandy sama sekali tidak mempedulikan kata-katanya, “Ini bar milikku, kenapa aku harus pergi pula?”

Setelah itu Grandy memiringkan kepala dan tersenyum kepada Kenbo, lalu menatap Fisi yang berada di belakang tubuhnya dan berkata :”Apa kabar adik kecil, namaku Grandy.”

“Kamu pemilik bar ini?” Mata Fisi mulai berbinar-binar, dia berjalan melalui tubuh Kenbo dan tiba di hadapan Grandy.

Grandy mengangguk.

“Kalau begitu boleh minta tolong padamu?”

“Kamu bilang saja!”

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu