Cantik Terlihat Jelek - Bab 374 Insiden Yang Berlanjutan

Setelah melihat orang yang berada di dalam ruangan, Mia langsung berputar balik badannya dan berjalan ke arah luar.

Lengan Mia ditarik dari belakang.

Mia berputar balik badannya dan menatap ke wanita yang berada di depannya, "Lepaskan tanganmu!"

"Kenapa? Kamu sudah tidak mau bekerja?"

Mia tidak berbicara, sementara wanita itu tertawa sampai badannya terbungkuk, dia berjalan mengelilingi Mia dan menatap Mia dari atas sampai bawah, kemudian dia berkata dengan dingin: "Setelah mendengar kamu datang ke kota B, aku merasa kamu pasti akan mencari cara untuk bekerja di bidang ini lagi, makanya aku sengaja menyuruh orang untuk mengumumkan lowongan kerja, tidak menyangka, kamu terpancing begitu cepat'"

Mia memejamkan matannya, kalau bisa dia ingin langsung membunuh wantia di depannya yang telah menghancuri kehidupannya.

"Jangan berkata kamu adalah pemilik perusahaan ini?" MIa tidak menyangka dia bisa bertemu dengan Seli di kota B.

"Pemilik perusahaan ini adalah ayah menantu aku, aku merasa bosan di rumah sehingga aku datang bermain ke sini, Mia, aku mendengar kamu masih sendiri ya? Hei, Mohan sudah mati satu tahun, selain itu bukannya kamu tidak menyukai dia juga? Kenapa? Kamu tidak bermaksud mencari pasangan lagi ya? Oh iya, Helmi Yahya sepertinya masih sedang mencari kamu, kalau tidak mendingan kamu menerima dia saja, mencarikan satu ayah tiri untuk Rena Munir" Sambil berkata, Seli mulai tertawa dengan suara besar.

Suara tertawa dia sangat menusuk telinga.

Mia mengambil air yang di atas meja dan menuang ke arah Seli.

Selanjutnya Mia berputar balik badannya dan meninggalkan tempat.

"Aku menasehati kamu menyerah saja, mungkin kamu merasa ragu mengapa kemarin perusahaan Mo mau membuat kamu sampai begitu kan? Aku bisa memberi tahu kamu, aku yang menyuruh orang untuk melakukan hal itu" Sambil berkata, Seli mengambil kertas tissue di atas meja dan menyeka air di wajahnya dengan elegan, kemudian dia berjalan ke depan Mia, "Mia, asal aku masih ada, kamu jangan pernah berpikir mau bekerja di bidang ini, bukannya kamu merasa bangga atas pekerjaan ini? Aku mau melihat bagaimana kamu merasa bangga lagi nanti"

Emosi Mia langsung naik, dia menatap ke Seli, "Mengapa? mengapa? Aku ada bersalah apa dengan kamu sehingga kamu mau menganggu aku sampai begitu? Mohan sudah mati, mengapa kamu masih tidak mau melepaskan aku?"

Seli melempar tissue yang dia telah memakai ke dalam tong sampai, "Mengapa? Karena Mohan jatuh cinta kepadamu!" Berkata sampai sini, tatapan Seli memiliki kesedihan yang tidak bisa disembunyikan, terkadang harus orang itu telah pergi, kita baru bisa menyadari seberapa penting orang tersebut, Seli selalu mengira dia lebih mencintai dirinya daripada mencintai Mohan, tetapi setelah Mohan pergi, dia baru tahu seberapa cinta dirinya terhadap Mohan, sampai Seli merasa jijik ketika suaminya menyentuh dia.

Tetapi, Mohan sudah meninggal.

Hati Mia berbunyi, ekspresinya sedikit tidak natural, "Aku tidak mengerti apa yang sedang kamu katakan?"

Seli mengeratkan tinjunya, "Tidak mengerti? Mia, aku membenci kamu, kamu merebut pria yang aku telah mencintai begitu banyak tahun dengan mudah, walaupun dia sudah mati, aku tetap bisa merasakan pengkhianatan dia kepadaku"

Pengkhianatan? Mia tertawa dengan dingin dan menatap ke Seli dengan ekspresi dingin.

"Seli, ada satu masalah, awalnya aku tidak ingin memberi tahu kamu, tetapi sekarang kamu sudah membahas tentang ini, aku sekalian memberi tahu kamu saja, apakah kamu tahu? Mohan dari awal sudah mengetahui hal kamu membuat aku mengandung Rena Munir, apakah kamu merasa dia masih akan mencintai kamu walaupun dia tidak mencintai aku? Kamu bermimpi saja, dia bisa baik kepadamu dari awal itu memang bukan karena cinta, hanya karena mau membalas budimu"

"Mia, kamu bohong, Mohan tidak mungkin mengetahui hal ini"

"Iya, kalau begitu kamu menganggap hal ini tidak mungkin saja" Mia menelan air liurnya, "Untuk kehidupan ini kamu akan tetap bersalah dengan dia juga"

Emosi Seli naik, dia sudah bersiap-siap mau memukul Mia.

Tetapi Mia malah mengambil asbak kosong yang berada di atas meja, mau melempar ke kepala Seli.

"Kamu berani? Kamu mau anakmu menjadi anak yatim piatu?" Seli mendekatkan dirinya ke Mia dan berkata dengan menantang.

"Kamu.... aku tidak berani, anakku adalah anak Mohan, aku harus menyayanginya dengan baik"

Mia melempar asbak itu ke lantai, asbak yang tebal itu terjatuh dengan suara besar.

Mia berjalan di tepi jalan, melihat ke orang-orang yang berjalan sana sini, tetapi Mia merasa sangat sedih.

"Mia, seandainya kehidupanku bisa berulang lagi, aku berharap aku bisa mengenal kamu dengan cara lain"

Mia mengangkat kepalanya dan menatap ke langit yang biru, matanya terasa asam dan air matanya mulai membasahi matanya, tetapi ujung-ujungnya air matanya tidak mengalir kelar, Mohan, sebenarnya kamu tidak jahat, tetapi aku menyadari hal ini terlalu telat, aku harus bagaimana?

Seandainya kehidupanku bisa berulang lagi, aku berharap aku bisa menghadapi kamu dengan sikap lain.

Tetapi, hidup ini tidak ada seandainya.

Pekerjaan kali ini hangus lagi, bekerja di bidang penejemahan sudah pasti tidak memungkinkan lagi untuk sementara.

Melihat ke orang-orang yang berjalan sana sini, Mia tiba-tiba merasa sangat bingung dan kosong.

Pada saat itu, ponsel Mia berdering.

"Halo, apakah kamu adalah Mia?"

"Salam kenal, iya"

"Semalam kamu ada mengirim lamaran kerja kan? Iya, kebetulan kami membutuhkan karyawan hari ini, apakah kamu mau kemari?"

"Boleh, alamatnya di mana?"

"Aku akan mengirim alamat kami kepadamu melewayi pesan teks, kami membutuhkan penerjemah sore ini, kalau kamu mau, sekarang sudah bisa datang, kami akan memberi makan siang juga"

"Oh, baik"

Tidak lama setelah Mia mematikan telpon, dia menerima pesan teks, Mia tidak mengenal jalan kota B, setelah mencari peta di internet, Mia baru menyadari ternyata lokasi tempat kerjanya hanya berada di sekitar sini.

Akhirnya Mia berjalan ke sana mengikuti peta.

Yang mengkagetkan adalah perusahaan itu berlokasi seberang dengan perusahaan Sani semalam, hanya saja perusahaan ini tidak sebesar perusahan ayah Sani, bangunan 30 lantai lebih, tetapi perusahaan ini hanya berlokasi di salah satu lantai saja, Mia pun naik ke lantai sesuai dengan pemberitahuan.

"Gundam Translator" Perusahaan yang Mia tidak pernah mendengar.

Daripada perusahaan, sebenarnya lebih ke sebuah kantor besar di tambah sebuah kantor kecil.

Di dalam kantor besar, terdapat sekitar 20-30 orang, semua orang sedang menundukkan kepalanya dan bekerja dengan kesibukan masing-masing, setiap meja dipenuhi oleh dokumen, bahkan tidak ada yang menyadari Mia telah masuk ke dalam.

"Salam kenal, saya adalah penerjemah sementara yang menerima telepon dari kalian tadi"

Setelah Mia bersuara, semua orang pun mengangkat kepalanya dan melihat ke dia.

Selanjutnya, semua orang sibuk berdiri, "Direktur Liu, saya mau mengambil cuti"

"Aku sudah meminta cuti dari dulu"

"Apaan, aku yang duluan"

"........."

Mulut Mia terbuka dan alisnya mengerut, adegan seperti ini tidak pernah muncul di tempat kerja dulunya, di sana, semua orang mengatur pekerjaan dan cutinya dengan rapi dan berurutan, adegan yang berantakan seperti ini tidak akan muncul.

Selanjutnya suara membuka pintu pun terdengar, seorang pria muncul di depan mereka.

Pada saat melihat Mia, pria itu memasang ekspresi terkejut, "Mia, kamu ya?"

Mia melamun sejenak, selanjutnya ada sebuah adegan muncul di pikirannya.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu