Cantik Terlihat Jelek - Bab 206 Berlari Ke Pelukannya

Devan menarik Clover, "Jangan emosi dulu, masalah ini kita tangani dengan perlahan, agar kamu bisa belajar juga, lihat kamu masih berani sembarang mendorong segala jenis wanita kepadaku lagi"

Clover memegang wajah Devan dan tertawa dengan senang, setelah itu, Clover merasa ketakutan dalam hatinya.

Besok pagi.

"Shiren, kamu cepat makan, selesai makan suruh Devan sekalian antar kamu ke kantor, kalau tidak daerah sini susah mau panggil taksi" Clover berkata sambil meletakkan setengah piring pangsit di depan Shiren.

Sumpit di tangan Gary berhenti di tengah udara, kemudian Gary melihat ke Clover, "Clover, tidak perlu merepotkan Devan, biarkan Shiren panggil taksi sendiri saja"

Shiren juga ikut berkata, "Iya, aku bisa duduk taksi sendiri, tidak apa-apa"

"Cepat makan saja, setelah makan aku antar kamu pergi" Kali ini yang berbicara adalah Devan, setelah itu tidak ada yang berkata lagi.

Di dalam mobil, "Direktur Devan, apakah Clover tidak akan marah kalau kamu begitu baik terhadapku?"

Devan menjilat bibirnya, "Tidak, bukannya tadi dia juga menyuruh aku antar kamu juga?"

Setelah sampai, Devan sama sekali tidak menghindar dan membiarkan Shiren masuk ke dalam kantor bersamanya.

Bahkan mereka berbicara dengan senang di sepanjang jalan.

Melihat Devan yang menjawab semua pertanyaanya, Shiren merasa semakin senang di dalam hatinya.

Pada saat mereka mau berpisah, Devan menarik Shiren ke sudut dan berkata, "Shiren, bolehkah aku minta tolong, jangan kasih tahu Clover bahwa kamu adalah adik Sherin"

"Oh? oh... baik, aku mengerti" Shiren melihat bayangan belakang Devan dengan sudut mulut terangkat, "Devan, akhirnya aku juga memegang kelemahan kamu sekarang"

Setelah Devan dan Shiren pergi, Clover langsung menarik Gary ke dalam kamar.

Mereka berbicara selama satu jam lebih di dalam.

"Kak, dia tidak pantas dapat kebaikan kamu, jangan terlalu fokus kepadanya"

Gary mengelus kepada Clover, "Baik, aku tahu, kamu juga, perhatikan.....kondisi mentalmu"

Setelah Gary pergi tidak lama, Clover menerima sebuah telepon, "Halo, salam kenal, ini siapa?"

"Salam kenal, apakah ini nona Clover? Itu, saya menemukan dompet milik tuan Gary, di dalam dompet itu ada kartu nama kamu, jadi saya telepon untuk bertanya"

Clover melamun sejenak, dompet Gary, "Oh, iyakah? Kamu dimana? Aku akan pergi mengambilnya, Warung kaki lima Mikasa?.......... kamu bilang Gary melupakan dompetnya pada saat makan di warungmu? Oh, boleh, tetapi dia baru keluar dari rumah, nanti saya telepon ke dia agar dia bisa pergi ambil" Clover sedikit tidak percaya, Gary bisa pergi makan di warung kaki lima?

"Oh, baik, terima kasih ya"

Setelah mematikan telepon, Clover langsung menelepon Gary.

"Baik, aku tahu, nanti sore aku pergi ambil saja" Sudut mulut Gary terangkat, di dalam dompet itu hanya ada yang beberapa juta rupiah dan satu kartu nama Clover beserta foto Gary bersama Clover, Simon dan Momo.

Satu malam tidak menerima teleponnya, Gary mengira Mikasa tidak akan menelepon lagi.

Clover melamun sejenak, Gary terlihat tidak fokus sejak dia pulang semalam sampai dia pergi hari ini, tetapi nada suara dia pada saat di telepon tadi jelas sudah jauh lebih baikan.

Gadis yang menelepon tadi itu siapa?

Mikasa tertawa dengan dingin, semalam dia baru saja menekadkan diri tidak mau kontak dengan Gary lagi, tetapi pada saat membereskan meja, perasaan di dalam hati Mikasa menjadi semakin kuat setelah melihat dompetnya.

Hanya saja, hati Mikasa terasa dingin setelah melihat foto di dalam dompetnya, di foto itu, seorang wanita memegang lengan Gary dan di depan mereka berdiri sepasang anak kecil, jelas, mereka adalah sekeluarga.

Mendengar nada suara wanita tadi, mereka sepertinya tinggal bersama, hati Mikasa benar-benar sudah menyerah.

"Suya, aku merasa tidak enak badan, apakah kamu bisa bantu aku jaga warung malam ini?"

"Baik, setelah makan aku langsung pergi"

Setelah pulang kerja, Gary langsung pergi ke warung makan.

"Itu, semalam dompetku hilang di sini, hari ini...."

Gary melihat ke sekeliling dan menyadari Mikasa tidak berada di warung, akhirnya dia hanya bisa tanya ke Suya, sebelum Gary sempat berkata habis, Suya langsung memotong kata-katanya dan mengambil sebuah dompet dari bawah meja, "Apakah kamu bilang dompet ini? Ini, kembalikan kepadamu"

Setelah berpikir, Suya menambah, "Aku melihatnya pada saat aku bereskan meja semalam, di dalam ada begitu banyak uang, harus disimpan dengan baik!"

Gary merasa sedikit kecewa, tetapi dia memaksa sebuah senyuman di wajahnya, "Oh, terima kasih"

Melihat Gary sudah mau pergi, Suya bersuara lagi : "Tuan, itu, dua anak......mu itu, sangat cantik"

Teringat dengan Simon dan Momo, Gary mengangguk, "Iya, mereka sangat imut"

Gary tidak menyangka yang melihat dompetnya adalah Suya, dia merasa sedikit kecewa dan frustrasi.

Pada saat pulang, Gary sudah melihat Shiren dan Devan yang sedang berbicara di jarak jauh darinya, ekspresi Gary pun menjadi semakin gelap.

Setelah masuk ke dalam rumah, Devan tidak pergi ke ruang baca seperti biasa, dia duduk dia atas sofa ruang tamu dan nonton TV, sofa untuk tiga orang, Shiren duduk di bagian kanan dan Devan duduk di bagian kiri.

Kebetulan Clover melihat adegan ini pada saat dia keluar dari dapur, ekspresi Clover berubah dan dia berkata dengan suara besar : "Devan, kamu ke sini bantu aku sebentar"

Devan berdiri dan menatap ke Shiren sejenak.

Wajah Shiren memerah dan dia menundukkan kepalanya, kejadian ini kebetulan di lihat oleh Gary.

Gary menarik Shiren kembali ke kamar, "Shiren, kalau tidak kita pindah saja sekarang, aku sudah memiliki uang sekarang , kita di luar....."

"Iya, itu, tunggu perusahaanmu agak lancar saja, kamu lihat, kamu baru saja mulai memimpin perusahaan Panama, selain itu, Dev... Tuan Devan sudah membantu begitu banyak uang demi kamu, kalau ada uang, kita tabung dulu dan tinggal di sini saja untuk sementara, tunggu setelah bayar uang kepada tuan Devan, kita baru sewa rumah di luar" Shiren menjelaskan dengan terbata-bata, yang aneh adalah, Gary sudah tidak merasa sakit hati pada saat dia melihat wanita yang berada di depannya.

*****(Perusahaan Panama adalah nama Perusahaan Ayah Gabriel)*******

Gary mengangguk, "Baik, sesuai keinginanmu saja"

"Kalau kamu sudah tidak ada urusan lain, kamu kembali ke kamarmu saja, aku...... kerja sedikit capek, aku ingin istirahat sebentar" Shiren mengusir Gary, Gary menarik tangannya dan ingin mencium tangan Shiren, tetapi Shiren menarik kembali tangannya dengan wajah jijik, "Itu, aku tidak enak badan, ingin istirahat"

"Oh, baik, kalau begitu kamu tidur lebih awal saja" Gary sambil berkata dan keluar dari kamar, pada detik pintu tertutup, senyuman di wajah Gary pun ikut menghilang.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu