Cantik Terlihat Jelek - Bab 204 Rencana Gelap Dimulai

Ekspresi Devan pun menjadi semakin dingin.

Dia berdiri dan memegang Shiren, kemudian berkata dengan emosional : "Tidak menyangka, kamu adalah adiknya"

Shiren berdiri dan melihat ke Devan. "Direktur Devan, kamu.... mengapa bisa kenal dengan kakakku?"

Tatapan Devan terlihat sedih, "Karena, kakakkmu adalah satu-satu wanita yang aku pernah cintai di kehidupan ini, dia mati juga karena aku" Berkata sampai sini, Devan teringat dengan kehidupan beberapa tahun itu yang seperti sedang menyiksa diri.

Shiren merasa senang, berdiri dan langsung melempar dirinya ke pelukan Devan, "Kakak ipar, kakakku ada tulis surat untukku, katanya dia ada mencintai seorang pria, ternyata orang itu adalah kamu"

Devan mendorongnya dan tersenyum, kemudian mengelus kepalanya, "Sekarang, aku melihat kemiripan kamu dan kakakmu"

"Iya, dari kecil semua orang selalu berkata wajah kita sangat mirip, personalitas kita........juga mirip"

Devan mengangguk dan menampilkan ekspresi yang terhibur, "Apakah kamu sudah makan siang? Kalau belum, aku bawa kamu pergi makan?"

"Oh? Kalau begitu, terima kasih kakak ipar"

"Jangan panggil kakak ipar, aku takut.... kalau Clover dengar dia bisa tidak senang"

Shiren mengangguk, "Baik, Direktur Devan" kemudian dia berpura-pura bertanya dengan sembarang : "Direktur Devan, apakah kamu benar mencintai kakakku? Apakah kamu sekarang lebih mencintai Clover?"

Devan menoleh kepadanya dan menatap dia dengan dalam sebelum berkata, "Ada beberapa masalah, cukup tahu di dalam hati saja"

Jawaban Devan ini membuat Shiren merasa sangat senang.

Selanjutnya, Devan sengaja membawa Shiren berjalan melewati aula, di tengah-tengah itu, Devan bahkan mengulurkan tangannya untuk memegang Shiren ketika melihat Shiren mau jatuh.

"Shiren, aku bersalah dengan kakakmu, kalau kamu ada keperluan apa, beri tahu aku saja, aku akan membantu kakakmu menjaga kamu dengan baik, lagipula orang tuamu sudah tidak ada" Pada saat makan setengah, Devan berhenti gerakannya dan berkata.

Shiren berpura-pura iri : "Terima kasih, aku akan memberi tahu kamu kalau ada keperluan, aku benar-benar iri sama kakakku, dia bisa bertemu dengan orang baik seperti kamu di kehidupan ini"

Devan mengambil sayur untuk Shiren, "Sebenarnya, Gary juga baik, kamu harus menyayangi hubungan kalian"

Mendengar Devan berkata tentang Gary, Shiren mengangguk dengan tidak peduli dan berkata, "Sebenarnya perasaan aku terhadapnya bukan cinta, kami berada di luar negeri bersama waktu itu, karena kesepian, akhirnya kami bersama"

Devan mengangguk, "Ternyata begitu"

Setelah makan, Devan berkata kepada Shiren, "Setelah pulang kerja kamu tunggu aku, aku sekalian antar kamu pulang rumah"

"Baik, terima kasih"

Satu sore itu, Shiren tidak bisa fokus, dia merasa sangat senang dengan keputusan dirinya kemarin.

Malamnya, Mikasa tidak menyangka Gary akan datang ke kedainya lagi.

Melihat bayangan belakang itu, Mikasa teringat dengan kejadian memalukan sore tadi.

Kebetulan teman baik Mikasa yang bernama Suya datang membantunya, Mikasa pun meminta dia untuk melayani Gary.

"Selamat datang, kamu mau pesan apa? ini menunya" Suya mengira pelanggan ini pasti pernah menganggu Mikasa, makanya Mikasa tidak mau melayaninya, jadi Suya langsung melemparkan menu ke atas meja tanpa melihat pria di depannya.

Gary merasa sedikit bingung, dia menoleh ke Mikasa yang sedang menerima pesanan di meja lain dan merasa sedikit tidak senang, "Iya, aku mau makanan yang aku pernah pesan kemarin"

Suya tertawa dengan dingin, "Bagaimana aku bisa tahu kamu pesan apa kemarin......." Sebelum berkata habis, Suya menutupi mulutnya sendiri dengan wajah tidak percaya : "Gary? Kamu adalah Gary? Mi....." Suya ingin memanggil Mikasa dan memberi tahu dia pelanggan ini adalah Gary, tetapi, setelah berpikir Mikasa yang menyuruh dia untuk melayani Gary tadi, Suya tahu tentu saja Mikasa mengetahui hal ini.

Suya merasa sedikit frustrasi.

Dia mengambil kembali menu di atas meja dan mengangguk, "Tuan Gary, kamu tunggu sebentar ya"

Gary mengerutkan alisnya dan merasa sedikit terkejut, mengapa wanita itu tahu namanya? Bahkan dia bersikap begitu gembira, di dalam ingatan Gary, dia tidak ingat keberadaan orang seperti ini.

"Mikasa, apakah itu benar-benar Gary? Bukannnya dia....."

"Iya, dia sudah kembali" Mikasa melihat ke depan dengan tidak semangat, memang kenapa kalau dia kembali? Siapa yang berani bersama Mikasa yang begitu menakutkan?

"Kalau itu dia, kenapa kamu... bukannya kamu sudah tunggu dia begitu banyak tahun? Ayo......." Suya merasa cemas untuknya.

Mikasa tertawa dengan dingin, dia ada melihat berita baru-baru ini, Gary sudah kembali ke penampilan sebelumnya, kembali ke pria yang berkualitas, tampan, kaya dan memiliki status tinggi, jarak antara mereka kembali ke jarak antara langit dan tanah seperti dulu.

"Kamu lihat dia, kemudian lihat aku, Suya, penampilan seperti aku sekarang, takutnya jadi pembantu dia, dia pun tidak mau" Setelah berkata, Mikasa menundukkan kepalanya dan merapikan makanan di meja.

Dulu, setelah tamat kuliah, nilai Mikasa berada di dalam 500 mahasiswa yang meraih nilai tertinggi, pada saat Mikasa bekerja sebagai karyawan kecil, Gary sudah menjadi wakil Direktur perusahaan Tokuda.

*********(Tokuda adalah nama perusahaan Ayah Gabriel)*************

Waktu itu, Mikasa berpikir paling tidak dia bisa menjadi seorang cinderella.

Tetapi sekarang? Kecantikan sudah tidak ada, tubuh yang bagus juga sudah tidak ada, satu-satunya pekerjaan yang bisa membuat dia bangga terhadap dirinya pun sudah tidak ada, Mikasa menundukkan kepalanya dan melihat ke apron di pinggangnya yang dipenuhi dengan minyak dan kotoran, dirinya sudah menjadi begitu sekarang.

Menjadi manusia yang tidak memiliiki satu kelebihan pun.

Bagaimana pun, Mikasa masih memiliki kesadaran diri.

Melihat Mikasa yang pasrah terhadap dirinya, Suya merasa sedikit cemas, "Mikasa, kamu kenapa? Kamu adalah kecoak yang tidak akan bisa mati, sudah begitu banyak tahun...."

"Sudah, Suya, terima kasih sudah tidak mentertawakan aku dalam beberapa tahun ini, cukup, jangan berkata tentang itu lagi" Mikasa sudah tidak memiliki tenaga untuk berpikir tentang itu.

"Kamu pergi layani dia saja, terima kasih"

Suya mengangguk, "Dia tadi berkata mau makanan yang sama seperti beberapa hari lalu"

Mikasa melamun sejenak dan menjilat bibirnya, "Oh, baik, aku tahu"

Setelah masak semua makanan, Mikasa meminta Suya untuk membawanya kepada Gary, sebelum Suya sempat pergi, Mikasa menariknya, "Jangan memberi tahu dia aku kenal dia, tolong, aku tidak mau diriku terlihat jelek di depanya lagi, aku minta tolong"

"Sudah, aku tahu, tidak apa-apa, tunggu beberapa hari lagi aku kenalkan pria tampan kepadamu"

Mikasa menepuk bahu Suya, "Baik"

"Tuan, kamu lihat, apakah ini makanannya"

Gary melihat beberapa lauk yang berada di atas meja, pada saaat kuliah, di belakang kampus mereka terdapat sebuah warung yang sangat terkenal, Gary sering makan disana bersama teman-temannya.

Lauk-lauk ini adalah lauk favoritnya biasanya.

Setelah tamat kuliah dan kembali ke daerah Ciput, Gary tidak pernah makan lauk-lauk ini lagi karena masalah identitasnya.

Hari itu, dia berjalan ke sini secara tidak sengaja, kebetulan Gary juga merasa lapar, akhirnya dia memutuskan untuk sembarangan pesan dan makan sedikit.

Tidak menyangka setelah bos wanita disini melihat Gary, dia merekomendasikan beberapa lauk kepada Gary dan setiap lauk yang dia rekomendasi adalah lauk favorit Gary.

"Suruh bos kamu datang ke sini sebentar"

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu