Cantik Terlihat Jelek - Bab 476 Pertemuan Pertama Kali Antara Ayah Dan Anak

Meletakkan mangkuk di atas meja, Bima berkata, “Mamaku berkata, minum ini agar cepat mendapatkan anak!”

Weni tidak mengerti mengapa dia bisa begitu santai mengatakan perkataan yang begitu mesra.

Karena hubungan mereka sekarang bahkan bukan sebagai teman.

Weni mengerutkan kening, menerima mangkuk yang diserahkan Bima, dia sama sekali tidak ingin minum.

“Jangan khawatir, ini hanya obat penambah nutrisi.”

Mengetahui pikirannya, Bima berkata.

Selesai minum, Weni langsung masuk ke dalam toilet dan menggosok gigi.

Ketika dia mendorong pintu keluar, dia melihat Bima sedang berkata, “Namamu Kiki? Nama yang bagus.”

Weni tertegun, kemudian terburu-buru berjalan ke samping ranjang, merebut ponsel dari tangannya.

Bima meliriknya, berbalik dan berbaring telentang di ranjang, dengan meletakkan kedua tangan di belakang kepalanya,

“Adikmu lebih cantik darimu.”

Penampilan Kiki lebih mirip dirinya, namun ada juga beberapa bagian yang mirip dengan Bima, memang lebih cantik daripada dia.

Dia menghela nafas, tidak ingin cemburu dengan putrinya sendiri.

“Kakak, apakah orang itu adalah pacarmu?”

“Kamu benar-benar hebat, bahkan mengerti kata pacar.” Weni melirik Kiki, kemudian menatap pada Bima.

Dia seharusnya merasa untung, Kiki mirip dengan dirinya.

Ibu Weni muncul di layar ponsel.

“Wen, di mana dirimu? Mengapa ada seorang pria yang mengambil ponselmu?”

Weni baru teringat bahwa dirinya sedang berada di rumah Bima, dia mengerutkan kening dan ingin menjelaskannya.

“Bu, aku sedang berada di rumah teman, pria tadi itu adalah suaminya teman, temanku sedang mandi, aku akan kembali ke kamar sendiri, sampai sini dulu ya, besok baru telepon lagi.”

Selesai berkata, dia langsung menutup teleponnya.

Dia berbalik dan melihat Bima tidak berada di dalam kamar.

Dia merasa lega.

Berdiri di samping ranjang, dia menggaruk kepalanya.

Pernah banyak kali dia membayangkan mereka pasangan ayah dan putri bertemu, namun tidak terduga akan bertemu dengan cara begini.

Ketika dia sedang berpikir, Bima memeluk selimut masuk dari luar, lalu berbaring di lantai.

“Bima, aku merasa apakah kamu seharusnya jujur pada orang tuamu? Kita sudah lama bercerai, sekarang kita...... bahkan bukan teman, lagipula.....”

Tiba-tiba, pandangan Bima mengarah ke sini, Weni dengan tidak mudah memberanikan diri mengatakannya, namun langsung menjadi gagap.

Namun masalah tetap harus dijelaskan, bagaimanapun, menjelang akhir tahun hanya sisa beberapa bulan, pada awal tahun depan, Kiki sudah harus masuk ke taman kanak-kanak, dia berjanji pada ibunya, akan memberikan Kiki sebuah keluarga yang lengkap.

Kalau selalu bersama Bima seperti ini, suatu hari nanti pasti akan terjadi sesuatu.

“Lagipula apa?”

“Aku akan menikah, hari ini ketika aku berkencan dengan seorang teman, orang..... orang tuamu tiba-tiba muncul, aku sangat sulit menjelaskannya.

Selesai berkata, Weni berbaring di ranjang.

Bima berkata dengan lembut, “Kamu sepertinya baru berusia 28 tahun, mengapa begitu terburu-buru ingin menikah?”

“Masa muda seorang wanita terlalu terbatas.”

Selesai berkata, dia berbalik ke samping, menghadap terbalik dengan Bima, ada aroma tubuhnya di selimut, dan Weni menghirup dengan rakus.

Kemudian ruangan itu menjadi sunyi.

Malam ini sangat tenang, ketika Weni bangun, sudah tidak terlihat sosok Bima di dalam ruangan, dan selimut di lantai juga hilang.

Dia bangun, dan selesai mandi, dia keluar dari kamar, dan mendengar suara dari ruang makan.

“Bima, kamu adalah pria, meskipun dia tidak mengatakan apapun, kamu juga harus mengambil inisiatif dan belajar untuk bertanggung jawab, tahukah?”

Ibu berkata pada Bima.

Bima memasukkan sesendok bubur ke mulutnya dan menjawab "ya".

Suasana bersarapan sangat harmonis, namun hati Weni sangat tidak nyaman, berakting terlalu melelahkan.

Untungnya orang tua Bima tidak mengajukan pertanyaan lagi, ketika dia pergi, mereka mengingatkannya untuk i memperhatikan kesehatan dan sering kembali ke rumah.

Setelah pergi dari rumah Bima, dia langsung menerima sebuah panggilan telepon untuk melakukan interview kerja.

“Tolong berhenti di halte bus depan.” Dia menutup telepon dan berkata pada Bima.

“Ke mana kamu pergi, aku mengantarmu!”

Weni menggelengkan kepalanya dan melepaskan sabuk pengamannya, “Kamu sibuk, aku akan pergi sendiri!”

Mobil berbelok dan berhenti di pinggir jalan.

“Kamu sepertinya sangat membenciku.” Setelah mobil berhenti, Bima memutar kepala, menatap Weni dan bertanya.

Benci?

Ya, aku benci kamu memberiku harapan, dan kemudian menjatuhkanku dari langit.

Aku membencimu, membuatku tidak bisa melupakanmu selama bertahun-tahun.

Membencimu, telah sepenuhnya mengubah hidupku.

“Tidak benci, tetapi aku tidak ingin pacarku salah paham.” Dia menundukkan kepala, pura-pura malu, sebenarnya karena dia sama sekali tidak berani menatapnya.

“Aku juga berharap hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi di masa depan, aku..... aku tidak begitu suka, terima kasih!”

Selesai berkata, Weni keluar dari mobil, berpura-pura melihat jalur bus, mengangkat kepala, dan tidak berani melihat ke bawah.

Dia takut dirinya akan menangis, kalau menundukkan kepala.

Dia tidak ingin bersikap kejam, tetapi karena tahu Bima tidak menyukainya, tidak peduli seberapa besar keterikatannya, itu hanya akan membuat dirinya jatuh semakin mendalam.

Mobil di sampingnya melaju pergi.

Ketika bertemu lagi dengan Bima adalah di tempat kerja.

“Weni, kamu datang ke ruang rapat, seseorang mencarimu.”

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu