Cantik Terlihat Jelek - Bab 71 Gabriel menyalahkan Dia 1

Bab 71 Gabriel menyalahkan Dia 1

Sekelompok orang tiba di pintu masuk hotel, disana Manajer Lupus sendirian sedang membagikan undangan.

Sherin berjalan di posisi paling belakang dari kelompok orang itu .

“Oh, perutku sakit, Aku pergi ke kamar mandi dulu, nanti akan datang mencarimu .” Gadis bontet masuk terlebih dahulu di depannya.

Sherin mengangguk, sambil mengambil surat undangan dari tas nya untuk diserahkan kepada staf penjaga di pintu masuk .

Kedua penjaga itu mengambil undangan itu dan setelah memandangnya. Sikap mereka pun berubah 360 derajat. "Halo, Nona, Mohon perlihatkan kartu identitas Anda."

Sherin menunjuk kepada gadis bontet yang telah masuk ke dalam. "Aku bersamanya." Dia ingin mengatakan mengapa saat gadis tadi masuk mereka tidak meminta kartu identitas ,, tetapi saat dia ingin masuk malah harus menunjukkan identitas?

“Nona . Tolong tunjukkan kartu ID Anda.” Wanita yang berdiri di tengah itu sepertinya tidak mendengarkan penjelasannya. Dan dia masih mengulangi kata-kata tadi.

Saat itu , sudah mulai banyak orang di belakang yang menunggu..

Sherin hanya bisa menarik napas dalam-dalam dan Ternyata disini pun mereka melihat seseorang dari penampilan terlebih dahulu. Meskipun dia ingin berkeras kepala, tetapi setelah dipikirkan dia pun membuka tasnya untuk mencari kartu identitasnya.

Hanya saja, kartu indentitas yang biasanya berada di tasnya.., Aneh, kenapa tidak bisa ditemukan hari ini.

"Apa yang terjadi? Apakah kamu orang yang ingin masuk dan mencari makanan gratis ?"

"Jadi mau masuk tidak … Di luar sangat dingin nih...!" kata tamu di belakangnya

"..."

Saat ini Sherin sedang mengulum bibirnya dan mengulurkan tangan, mencoba menarik undangannya kembali dan berkata bahwa dia tidak masuk.

“Ada apa ini?” Terdengar sebuah suara wanita yang datang dari belakang.

Ketika dia mendengar suara ini , ia pun langsung menoleh, dan dia melihat Gabriel berdiri di bawah beberapa tangga. Dia yang hari ini, terlihat sangat cantik. Dia diprediksi sebagai tuan putri penerus dari PT Ningga Group milik Devan, ia diharuskan berpenampilan baik disetiap kehadiran di khalayak umum.

Hanya saja saat ia berpikir tentang kejadian terakhir kali di Daerah Wol, Dia menjadi tidak berani menatap langsung kearah Gabriel, Dia merindukan ada kebahagiaan di mata Gabriel, Dia berpikir Tuhan sedang membantu dirinya.

Staf yang sombong,tadi, segera membungkuk sambil berjalan kearah Gabriel "Nona Gabriel, wanita ini, mengenakan pakaian yang aneh , kami khawatir bahwa ia akan memanfaatkan kondisi saat ini , Oleh karena itu saya ingin memeriksa kartu identitasnya."

Wajah Gabriel semakin muram, "Orang yang dikenal oleh Tuan Devan , apakah mungkin masih mencari kesempatan di kondisi seperti ini ?"

Mendengarkan Gabriel mengatakannya seperti itu, Sherin menghela napas lega, ia merasa sangat bersyukur, tetapi lebih banyak merasa bersalah .

"Apa mungkin ? Bagaimana mungkin orang seperti dia, bia mengenal TuanDevan?"

Seseorang dalam kerumunnan itu tiba tiba mengatakan ini di tengah orang banyak, dan kemudian muncul lah banyak komentar yang berbeda.

"Kamu curiga aku berbohong? Dia telah menjadi pengasuh selama beberapa bulan di Rumah Keluarga Devan . Jadi tidak mungkin Tuan Devan tidak kenal?"

"Oh ..." Diskusi di kerumunan tiba-tiba mulai terdengar.

Sherin yang terdiam pada awalnya segera bereaksi, dia dengan terkejut melihat wanita di depannya, dia pikir dia akan memberitahu semua orang bahwa dia adalah karyawan perusahaan. Lagi pula, dia mengenakan baju kerja PT. Simba yang ada saat itu, yang sangat mendukung penampilannya sebagai karyawan di sana.

Namun, dia mengatakan identitasnya yang lain, meskipun itu adalah kebenaran, tetapi ...

"Oh, ternyata dia itu pengasuh?"

"Ya, seorang pengasuh anak, Apa tujuannya ikut pertemuan tahunan perusahaan semacam ini ?"

"..."

Orang-orang, yang semakin banyak, masing masing orang berucap, sehingga dalam waktu yang singkat, Sherin menjadi bahan pembicaraan dari publik .

Di telinga,yang terdengar adalah kata “ pengasuh" ...

Melihat jari orang-orang yang menunjuknya, Sherin tidak merasa marah, karena dia tidak pernah peduli dengan hal rumit seperti ini , apalagi dia mengerti alasan sebenarnya mengapa dia mau menjadi seorang pengasuh

Dia hanya merasa terkejut, di hadapan wanita ini, sangat jelas bahwa dia sengaja membicarakan bahwa dia adalah seorang pengasuh. Di benak Sherin, tiba-tiba terbersit perempuan dengan penampilan polos tapi hati yang gelap yang dikatakan Simon sebelumnya.

Jika saat ini, dia masih belum mengerti apakah wanita itu baik atau buruk, maka dia benar-benar bodoh .

Ada sedikit rasa dingin di hatinya , tetapi terdapat pula kelegaan di dalam nya .

Jika Gabriel adalah orang yang baik, Saat Devan ingin memutus kontrak pernikahan dengannya akan muncul perasaaan bersalah , Karena bagaimanapun tidak seharusnya menyakiti orang yang baik.

Namun, pada saat ini, dia jauh lebih santai karena dia tidak baik , maka dia juga bisa bersikap tidak adil, bukan?

Misalnya, menghancurkan hubungan mereka ? Merebut Devan? Namun, dia mengenal kepribadiannya dengan baik,sehingga semua nya hanya dipikirkan saja

Tapi, setidaknya, hati tidak lagi terlalu merasa bersalah seperti tadi

“Kalau begitu, bisakah masuk sekarang?” Suaranya agak dingin.

Sang Staf pun memandang Gabriel, dan kemudian memandang Sherin . Wajahnya penuh dengan ekspresi menghina dan ia mengangguk, "Bisa."

“Kak Sherin mohon maaf ya , tadi agak buru buru sehingga tidak sengaja keceplosan.”

Ekspersi wajah Gabriel sangat lah tulus , tidak terbaca keanehan yang terjadi

Sherin pun menghentikan jalannya , dan berbalik untuk melihat Gabriel , Wajah Gabriel terpancar permohonan minta maaf. Tetapi Sherin merasa sangatlah ironis ,Terburu buru ? , jelas jelas ia menggunakan baju seragam Simba, Seharusnya di bawah alam sadar tidak mungkin mengungkap pekerjaan nya di rumah Devan kan ?, Sherin dengan tegas berkata, “Nona Gabriel, tolong jangan berpura pura ? “

Masalah tadi , apakah itu disengaja atau tidak , hanya orang bodoh yang tidak bisa menyadari nya . .

Gabriel menyipitkan mata dan membukanya lagi, kelembutan di matanya sudah hilang. Awalnya, dia masih ingin menunggu jamuan dimulai, dan baru mulai bertindak. Tetapi sekarang lebih baik , karena bisa berakhir lebih awal.

Dia berjalan beberapa langkah kearahnya dan berdiri bahu membahu bersamanya, "Berpura pura ? Jika membicarakan ini , tidak ada yang bisa membandingkannya denganmu? Pergi menjadi pengasuh bayi di keluarga Devan, Jelas jelas kau kesana bertujuan untuk merayu Devan, kan?"

Sherin pun berbalik dan menatap wajah Gabriel yang sudah tidak lembut, dan Ia mengingat peristiwa di Simba, Peristiwa dimana dia menggigit boneka, Ya, Dia kelihatan sangatlah polos, tetapi bagaimana bisa membuat hal yang mengerikan, bagaimana mungkin dia masih percaya bahwa dia adalah orang baik? "Kamu adalah penghisap darah!"

“Masih berpura pura? Devan dan kamu telah tidur di kamar yang sama selama beberapa malam, apakah kamu pikir aku tidak tahu? Sherin, jangan berpura-pura polos."

Dalam cahaya yang redup, Sherin tidak bisa melihat dengan jelas ekspresi Gabriel, tetapi matanya yang dalam, jelas terpancar kebencian, Sherin pun tidak bisa menahan diri untuk menelan ludah .

Sambil menundukkan kepala, "Kami ... tidak melakukan apa-apa!" Walaupun Dia mengatakan hal ini , terdapat perasahan hampa..

"Tidak melakukan apa-apa ? Kalian tidur di ranjang yang sama, dan masih bicara tidak melakukan apa apa ?. Sherin, kamu sangat tidak tahu malu ." Awalnya Gabriel berpikir apakah orang-orang yang mengintai melakukan kesalahan. Ternyata, dia benar-benar mengakuinya ?

Kemarahan dalam hatinya membuatnya mengambil keputusan dan mengepalkan tangannya di dalam kantung baju.

Pada saat itu , tiba tiba muncul keributan di pintu.

Ketika Sherin melihat ke arah sumber suara, dia melihat Devan yang dilindungi dari kerumunan masuk kedalam ruangan .Penampilannya yang tampan dan aura nya yang luar biasa, bahkan walaupun wajahnya tidak melalui make up, dia tetep akan menyedot perhatian semua wanita yang hadir.

"Wow, itu Devan."

"Ya, bukankah ada yang berbicara bahwa dia tidak pernah berpartisipasi dalam acara pertemuan tahunan seperti ini?"

"Benar benar sangat tampan. Jika aku bisa tidur dengannya satu malam, aku tidak menginginkan apa-apa. Hidupku sudah cukup ..."

Sherin pun mengerutkan alis kepalanya ... Jadi , dia bisa mati beberapa kali dalam hidupnya, apakah itu cukup berharga ?

Dia tenggelam dalam pikirannya sendiri, sehingga tidak merasakan Gabriel yang tiba-tiba mendekatinya. Dan tiba tiba dia merasakan benda dingin yang diselipkan ke tangannya dan ada kekuatan yang menariknya ke depan. ...

Ketika dia sadar, Yang dia dengar adalah seruan dari khalayak ramai ...

Dia menundukkan kepalanya dan melihat pisau yang digenggam di tangannya, dan pisau itu sekarang ditusukkan ke lengan Gabriel.

Darah merah cerah tiba tiba mewarnai gaun putih yang dipakai Gabriel ...

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu