Cantik Terlihat Jelek - Bab 461 Married By Accident

"Waktu dia jatuh sepeda, aku kebetulan melihat dan menolong dia"

"Kebetulan menolong? Atau kamu memang sudah menyukai orang dari dulu?" Personalitas Simon itu tidak pernah suka ikut campur dengan urusan orang lain, kedinginan dia itu bisa berbanding dengan Devan.

Simon menjilat bibirnya kemudian sudut mulutnya terangkat, dia melihat ke ibunya, "Ma, apakah baru-baru ini kamu terlalu menganggur?"

"Tentu saja aku harus bertanya dengan jelas, kalau aku tidak khawatir, siapa lagi yang akan merisaukan masalah pernikahan kamu?" Clover bersikap sangat serius, anak putranya bahkan sudah memiliki pacar, hal ini membuat Clover merasa agak emosional.

Simon membuka mulutnya, akhirnya dia menghela sebuah nafas, "Masih terlalu awal"

"Gadis itu lumayan bagus, kamu harus mempertahankannya, mutiara itu sangat sulit didapatkan"

"Kamu baru saja mengenal dia berapa lama, mengapa bisa begitu pasti?"

Clover menepuk bagian belakang Simon, "Aku percaya dengan pandangan anakku"

Percaya dengan pandangan anakku? Simon sendiri saja sudah mau meragukan dirinya itu menyukai gadis itu? Mengapa bisa menyukai seorang gadis yang begitu bodoh?

Setelah setengah tahun, Clara mengirim pesan teks kepada Clover, "Ibu mertua, Simon sudah setuju mau menjadi pacarku, tetapi aku mendengar dia sudah mau kembali ke daerah Ciput, aku harus bagaimana?"

Benar, waktu makan bersama kemarin, Clover menggunakan waktu Simon pergi ke kamar mandi meminta nomor kontak Clara dan menambah Clara sebagai teman media sosial, setelah itu Clover dan Clara terus kontak dengan sesama, Clara adalah anak gadis yang polos seperti selembar kertas putih, dia memiliki sikap yang terus terang, setelah beberapa saat Clover baru tahu nilai Clara sangat bagus, meskipun tidak bisa berbanding dengan jenius seperti Simon, Clara tetap bisa dibilang sebagai gadis yang sangat pintar.

Selain itu Clara memiliki etika yang bagus, dia juga bisa memasak dengan enak, berarti di masa depan Simon tidak akan kelaparan, yang paling penting adalah gadis ini sangat menyukai Simon, semakin melihatnya, Clover semakin menyukai gadis ini.

Jadi, Clover sering mengajari Clara bagaimana 'melawan' anaknya sendiri.

Suatu hari, Clover pergi mandi dan layar ponselnya berhenti di layar pesan teks.

"Ibu mertua, hari ini Simon mencium aku, aku sangat bahagia"

Ekspresi Devan menjadi gelap, Ibu mertua?

Pada saat Clover keluar, Devan meletakkan buku yang dia pegang dan menepuk tempat kosong di sampingnya, "Sini"

Melihat ke layar ponsel yang masih terang, Clover menundukkan kepalanya seperti dia telah melakukan kesalahan, "Kamu melihatnya?"

"Mengapa aku tidak tahu kamu memiliki hobi seperti ini?"

Clover menarik nafas dan terus menyandar di pelukan Devan sambil menggambar lingkaran di dadanya, "Kamu, mungkin sebentar lagi, bisa jadi kamu akan menjadi kakek"

Setelah berkata, Clover mengangkat kepalanya dan melihat wajah Devan bergetar beberapa kali, Clover menutupi mulutnya dan mulai tertawa.

Devan? Kakek....

Berpikir lagi tentang 'kakek' Devan yang para gadis masih sangat cintai, suara tertawa Clover pun menjadi semakin besar.

Sementara Devan menarik sebuah nafas, sama seperti Clover kemarin, Devan juga merasa sedikit tidak bisa menerima dengan panggilan ini.

Clover dan Devan memiliki penampilan yang sangat tampan dan cantik secara alami, di tambah beberapa tahun ini Clover terus memaksa Devan sering melakukan perawatan, melihat dari mana pun mereka tidak terlihat seperti usia 30 lebih.

Sekarang malah berkata mau menjadi kakek.........

Berpikir sekali lagi, Clover tertawa terbahak-bahak.

"Masalah anak, kamu jangan ikut campur terlalu banyak, Simon sendiri bisa mengontrol" Setelah berpikir, Devan memilih untuk mengingatkan Clover.

Clover menatap ke Devan, "Simon itu mirip dengan kamu, terlalu pasif, harus ada orang yang menyalakan api, aku lumayan suka dengan Clara"

Devan menatap ke Clover dengan mata membesar, "Kamu berkata apa? pasif?"

Melihat tatapan Devan yang mulai berubah, Clover berdiri dan berkata, "Aku pergi melihat mereka bertiga sudah tidur atau belum, kamu lanjut membaca buku"

.......

Besok harinya, Simon yang baru saja tiba di rumah langsung dipanggil ke ruang baca.

"Aku mendengar ibumu berkata aku sudah mau menjadi kakek?"

Sudut mulut Simon bergemetar, "Iya, dalam dua tahun ini belum ada rencana, aku akan memberi kalian waktu untuk terbiasa"

"Perhatikan dengan teliti, terlalu awal melahirkan, bisa mempengaruhi kecerdesan anak" Devan sembarang berkata dengan serius.

Simon mengerutkan alisnya, "Iya, pengaruh, lebih muda melahirkan, anaknya akan lebih cerdas" Simon berkata secara tidak langsung.

Devan mengangkat kepalanya dan menatap ke Simon.

"Tok Tok..."

Pintu terdorong buka.

Kepala Momo muncul dari pintu, dia melambaikan sebuah ponsel dan berkata, "Kak, kakak ipar berkata dia sekarang di bandara, dia bertanya apakah kamu mau pergi menjumpainya?"

Ekspresi Simon menggelap, "Bandara?" Simon melihat ke jam, sekarang sudah pukul 11 malam.

Sebelumnya, Clara mengirim pesan teks kepada Simon, dia berkata ingin datang menjenguk Simon.

Simon membalas, "Kalau berani, kamu datang ke sini....." Simon mengaku, waktu itu dia hanya bercanda, tetapi... wanita ini benar-benar sangat bodoh.

Meskipun begitu, sudut mulut Simon tetap terangkat dengan ringan.

"Momo, jangan menyentuh ponselku"

Momo mengembangkan mulutnya dan memasang ekspresi pura-pura takut sambil menyembunyikan ponsel di belakang tubuhnya, "Kalau kamu jahat lagi terhadap aku, percaya tidak, aku mengirim pesan teks kepada kakak ipar dan meminta dia jangan mau dicium oleh kamu"

Cium? Melihat ke adiknya yang lebih muda beberapa tahun dari dirinya, Simon menoleh lagi ke ibunya yang sedang berpelukan dengan adik kedua di sofa, Simon memejamkan matanya dan berteriak dengan suara rendah, "Ma, mengapa kamu memberi tahu semuanya kepada dia?"

Devan berjalan keluar dari ruang baca dan melirik Simon, "Simon, perhatikan sikapmu ketika berbicara dengan ibu"

Setelah berkata, Devan berjalan ke sofa dan memeluk Clover sambil menemani dia nonton tv.

"Kak, kalau kamu masih tidak mau pergi menjemput kakak ipar, bisa jadi dia akan ditangkap oleh orang jahat" Sambil berkata, Momo meletakkan ponsel Simon ke dalam saku Simon dengan senyuman senang.

Simon melihat ke orang-orang di dalam rumahnya sebelum mengambil tasnya dan berlari keluar.

"Ada istri lupa dengan ibu, tidak berguna" Sambil berkata, Clover mengembangkan mulutnya.

"Apakah aku sudah boleh pensiun untuk menjaga cucu?"

Devan mengerutkan alisnya dan menghela sebuah nafas, "Apakah kita boleh tidak membahas tentang topik ini? Sangat membuat orang tertekan"

Menatap ke Devan, Clover tertawa, "Aku ingin kamu mempersiapkan mentalmu....."

Dua tahun kemudian, Clover berusia 40 tahun, Simon berusia 22 tahun.

"Ibu mertua, apakah umur Simon sudah 22?"

Clover membalas, "Iya, benar"

"Tetapi Simon berkata dirinya masih kecil, sehingga dia tidak mau menikah dengan aku"

Membaca balasan Clara, Clover menoleh ke Simon, "Aku harus membalas apa? Anakmu ini memang..... lebih pasif dari kamu"

Devan mengambil ponsel Clover dan mengetik beberapa kata dengan cepat.

"Married By Accident"

***(Menikah karena hamil duluan)***

Clover mengangguk, "Sepertinya ada yang sudah bersedia menjadi kakek"

Ekspresi Devan menggelap lagi, dia mencium dahi Clover dan berkata, "Sudah, nenek, ayo tidur"

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu