Cantik Terlihat Jelek - Bab 499 Keluarga Ningga Tiba-tiba Muncul Seorang Pemuda Tampan

Bima menatap fokus pada matanya, dia takut akan melewatkan sesuatu.

Mata Weni mengedip penuh keraguan, dan terlihat kejutan yang tidak bisa disembunyikan, dia menelan air liur, “Bagaimana...... bagaimana mungkin? Dia?”

“Sampai kapan kamu ingin menyembunyikannya padaku?” Suara Bima tiba-tiba menjadi keras, sedikit marah dan bersyukur.

Kalau bukan dia mengatakannya di saat koma, dia tidak akan tahu putrinya selalu ada di sisinya.

Dia pernah membayangkan suatu hari nanti dia akan mengetahui kebenaran, tetapi Weni tidak pernah berpikir, dia akan mengetahui kebenaran dengan cara begini.

Dia menarik napas, "Ya, dia adalah putrimu, tetapi ini tidak ada hubungannya dengan menikah, aku tidak ingin kamu menikah denganku hanya karena ingin mengambil tanggung jawab, jadi aku......”

Sisa kata-katanya, dihentikan oleh ciuman mendadak dari pria.

“Bagaimana kalau aku bilang karena aku menyukai dan mencintaimu?”

Beberapa kata perlahan-lahan dikatakan, kecepatan pengembangan yang begitu cepat, membuat Weni tertegun, Bima bilang dia menyukainya?

Dengan hati-hati dia berkata, “Kamu, menyukaiku?”

Pria memutar kepala melirik ke arahnya, ekspresi di wajahnya perlahan-lahan menjadi tenang, “Mungkin.....”

Di sini, kesedihan dan sukacita akhirnya membuahkan hasil.

Namun situasi di sisi lain tidak begitu optimis.

Hutu memandangi sosok yang sibuk di dapur, dia menundukkan kepalanya dan melihat perban putih tebal di pergelangan tangannya.

Situasi menjadi tegang, bagaimana dia melindunginya?

Kalau dirinya tidak bersikap masa bodoh pada saat itu, apakah situasinya tidak akan menjadi seperti begini?

Raven, apa yang harus aku lakukan untuk membalas cintamu?

Begitu pikirannya berputar, Hutu jatuh ke dalam kenangan yang mendalam.

Di malam tahun baru, ketika dia berusia 13 tahun.

Di saat makan malam reuni keluarga Ningga, tiba-tiba muncul seorang pemuda yang lembut dan tampan.

Pada saat itu, dia sangat kesal dirinya belum ahli dalam berbahasa, sehingga tidak bisa menemukan kata yang lebih cocok untuk menggambarkannya.

Ini adalah pertama kalinya dia bertemu Raven, dia berusia 13 tahun, dan Raven berusia 18 tahun, seorang pemuda yang tampan.

“Tutu, panggil paman.” Ibunya mengelus rambutnya dengan lembut dan berbisik.

Sudut mulut Hutu terangkat, dia berdiri sambil tersenyum, dan memanggilnya, “Paman muda.”

Pemuda itu meliriknya, menundukkan kepalanya, tidak berbicara, dan juga tidak meresponnya.

Pandangan itu, penuh kedinginan dan sengaja menjauh, membuat Hutu menundukkan kepalanya, dan diam-diam membuat tanda silang di hatinya, dia memutuskan untuk menjauh dari orang ini di masa depan.

Pada tahun-tahun berikutnya, setiap kali dia melihat orang ini, dia harus mengambil jalan menghindarinya, dia mengakui bahwa dia takut padanya.

Hingga....... SMA tahun kedua, tetap pada malam hari raya, dan tetap makan malam reuni keluarga.

Hutu menemukan bahwa setiap tahun hanya pada saat pertemuan keluarga dapat bertemu dengan Raven.

“Raven, Hutu sudah masuk SMA kelas tiga di tahun depan, kakak ipar mendengar pada saat sekolah nilaimu selalu sangat bagus, aku tidak tahu apakah kamu dapat membantunya? Kalau memanggil orang lain, aku tidak tenang.”

Sang ibu tiba-tiba mengatakannya.

Sumpit di tangan Hutu jatuh di atas meja, dia memandang ibunya dan membuka mulutnya, dia ingin berkata, “Bisakah tidak seperti begini?”

Tetapi ibunya memutar kepala, menatapnya dengan ramah, dan berkata:

“Tu Tu sangat patuh, meskipun tidak terlalu pintar, tetapi dia sangat suka belajar, kalau bisa mendapat bimbingan dari paman muda, universitas Ciput seharusnya tidak akan menjadi masalah.”

Universitas Ciput adalah universitas ternama di dalam negeri, mungkinkah dia tidak bermasalah?!

Hutu ingin menolak, namun dia tidak rela membantah ibunya.

Dia memutar kepala dan menatap pemuda itu, pamannya.

Setelah beberapa tahun berlalu, dia sudah berubah menjadi pria keluarga Ningga yang tampan, lembut, tenang dan terlihat serius.

Penampilannya sangat mirip dengan sepupunya, Devan.

Dia berharap Raven menolak, karena dia sangat takut dengan semua pria di keluarga Ningga.

Pria itu mungkin merasakan tatapannya, dia mengangkat kepala, dan meliriknya, lalu mengangguk dengan dingin, “Ya, kakak ipar.”

Ibunya sangat senang mendapat izinnya, “Tu Tu, cepat mengucapkan terima kasih pada pamanmu.”

Hutu berpikir ibunya mungkin menyangka Raven benar-benar sebagai dewa yang hebat, begitu dia membimbingnya dia langsung dapat masuk ke Universitas C, apa yang tidak ingin dia katakan padanya adalah nilainya saat ini meskipun dewa yang sebenarnya datang ke sini juga tidak berguna.

Namun meskipun berpikir begitu, dia tetap berdiri dan memberi hormat pada Raven, “Terima kasih paman.”

Lembut, berperilaku baik, dan pengertian.

Namun pada suatu sudut yang tidak terlihat oleh orang lain, tatapannya menjadi suram.

Dia sudah pernah mendengar tentang paman ini, bahwa pada tahun kedua sekolah menengah telah meretas seluruh komputer di sekolah hanya karena seorang guru baru mengatakan dia tidak melakukan tugas yang semestinya.

Di sekolah menengah, sudah banyak perusahaan IT domestik terkenal yang ingin mempekerjakannya dengan gaji tinggi, tetapi ia menolak, dia menulis sebuah program, menjualnya dan mendapatkan banyak uang, oleh karena itu, ia berani membantah kakek yang paling berwibawa di dalam keluarga dan memintanya untuk tidak mengurusnya.

Pada kuliah tahun pertama, dia menulis virus di komputer pribadi, dan secara tidak sengaja temannya meminjam komputernya dan membawanya keluar, lalu menyebabkan jutaan komputer di seluruh dunia terinfeksi virus.

Ketika banyak profesional sedang bingung, dia hanya mengetuk keyboard beberapa kali dengan santai untuk menyelesaikan krisis, ini menyebabkan gangguan besar di bidang industri, kemudian dia menjadi terkenal di dalam maupun luar negeri.

Kehormatan yang dia dapatkan juga tidak terhitung jumlahnya.

Keturunan keluarga Ningga, tidak peduli anggota keluarga yang mana, semuanya sangat hebat, sangat luar biasa, kecuali dia, Hutu, anggota keluarga Ningga yang mengikuti marga ibunya sejak kecil.

Kalau bukan karena kakek berulang kali mengatakan, karena keluarga ibu tidak memiliki anak laki-laki, jadi menyuruh kakaknya bermarga Ningga, dan dia bermarga Hu, untuk meninggalkan seorang keturunan di keluarga Hu, dia bahkan curiga dirinya bukan anggota keluarga Ningga.

Dia berpikir, menyuruh seorang jenius untui mengajar dirinya, dia bahkan tidak memiliki keinginan untuk berjuang.

Seperti biasanya, siap menunggu sampai saat itu, "berpura-pura" masa bodoh.

Besoknya adalah Hari Tahun Baru.

Dengan alasan mengerjakan tugas sekolah, dia tidak pergi mengunjungi saudara.

Karena kakek suka ramai, jadi setiap tahun dari malam tahun baru hingga hari ketiga, semua generasi muda yang tidak memiliki kerjaan, semuanya harus menghabiskan waktu di rumah tua keluarga Ningga.

Pada sore hari pertama, dirinya tidak mengerti tentang kimia dan fisika, dan saking kesal, dia turun untuk melihat apakah ada sesuatu untuk dimakan.

“Setelah Tahun Baru berakhir, apakah kamu masih kembali ke Kota A?”

Tepat ketika dia bersembunyi di dapur dan memakan ayam asap yang tersisa siang tadi, dia mendengar suara Kakek dari luar.

Peraturan keluarga kakek sangat ketat, kalau melihat dia makan seperti ini, pasti akan ditegur, dia memindahkan tubuhnya ke belakang pintu.

“Ya.”

“Bolak-balik setiap minggu, apakah kamu tidak lelah?”

“Kalau aku tidak kembali, apakah kamu pergi melihatnya?” Suara lembut dan rendah, Hutu melirik keluar dari celah pintu.

Alisnya berkerut, hidungnya yang mancung, bibir tipis, tidak ada senyuman di wajah, bahkan tidak ada emosi yang berlebihan.

Dia pernah mendengar orang tuanya mengatakan paman ini, adalah anak dari Kakek bersama wanita luar ketika dia berusia setengah baya.

Beberapa tahun yang lalu, wanita itu sakit parah, paman datang sendiri untuk menyelamatkannya.

kakek merasa berhutang padanya, beberapa tahun ini, dia selalu berusaha menyenangkannya, dalam beberapa pemuda ini, hanya dia yang berani memperlakukan kakek dengan sikap begini.

Hutu tidak menahan diri menghela nafas, menyuruh orang yang begitu “hebat” mengajar dirinya? Dia menarik napas dalam-dalam.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu