Cantik Terlihat Jelek - Bab 272 Siapa Yang Menjawab Panggilan ?

“Kamu tidak berhak menyebut dua kata ini.” Terdengar suara datar dan dingin.

Mikasa mengerakkan gelas yang di tangannya, seketika ekpresi berubah menjadi canggung, “Bisakah kamu berbicara dengan normal.”

Eren mendengar, mengangkat kepala, menatap Mikasa, “Normal, menurutmu seorang yang dipaksa menikah, harus bagaimana baru termasuk normal?”

“Jika dia berani, apakah dia tidak takut aku membinasakan semua ini?”

Eren melihat Mikasa dengan tatapan yang tajam seperti elang membuat Mikasa tertegun, Eren yang seperti ini membuat dia merasa sangat asing.

“Eren, Suya mengandung anakmu, bolehkah kamu demi anak ini … … “

“Tidak.” Eren tidak menunggu dia selesai berbicara, Langsung memotong pembicaraannya.

Mikasa menarik nafas, “Kamu tidak pernah mengerti perasaan dia, bagaimana kamu bisa memustuskan, kamu pasti tidak akan menyukai dia?”

“Apabila begitu kamu tidak pernah mengerti perasaanku, bagaimana kamu bisa memutuskan, bahwa kamu tidak akan mencintai ku?” Setelah Eren selesai berkata, mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Mikasa, “Mikasa, aku punya hari ini, semua ini karena kamu, karena satu kalimat kamu ‘menyukai kakak bing’, aku berjalan di atas jalan ini, tetapi kamu?”

Mikasa ingin menarik tangannya kembali, tetapi Eren tidak bermaksud mau melepaskannya.

“Apakah kamu ingin memukulku?” Ekpresi menjadi serius.

“Kamu sekarang belum tentu bisa mengalahkan ku.” Pria tersebut tersenyum dengan dingin.

Mikasa mengigit bibir, setelah beberapa saat kemudian, dia melihat pria yang di hadapannya, “kamu menyukai ku? Eren, sebenarnya kamu sedang membohongi aku atau membohongin dirimu sendiri ? Beberapa tahun ini, apabila kamu mencinta ku, dari lulus SMA hingga sekarang, sepuluh tahun, kamu pernah mencari ku, jangan bilang kamu tidak ketemu, kekuasaan keluarga mu, ingin mencari seseorang, itu hanya hal kecil, tetapi kamu tidak mencari, artinya apa? Artinya kamu sedang mencari alasan terhadap semua hal yang terjadi sekarang ini, saja.”

Setelah dia selesai berbicara, dia mengamati ekpresi Eren yang berubah, dalamnya sangat senang, sepertinya, dugaan dia benar.

Sebenarnya, semenjak Eren mengungkapkan perasaan kepada dia, di dalam hatinya merasa sangat konyol, iya, mencintai seseorang selama sepuluh tahun, tidak heran, tetapi, tidak peduli dengan seorang selama sepuluh tahun, dan pada saat ketemu memberitahu dia kamu menyukai dirinya selama sepuluh tahun, ini sedikit tidak masuk akal.

“Dan, mungkin kamu tidak tau, aku menikah dengan Gary, tetapi, ini adalah hal yang terjadi baru-baru ini, apabila kamu benar-benar menyukai ku, tidak mungkin membiarkan wanita yang kamu cintai, sendiri selama sepuluh tahun, jadi, Eren, jangan membohongi dirimu sendiri, dan jangan menjadikan aku sebagai alasan, mungkin Suya tidaklah sempurnah, tetapi, setiap orang berkelompok sesuai dengan kelasnya masing-masing, apabila kamu menyakinkan aku, dia adalah teman terbaikku, pasti tidak akan mengecewakan kamu, dan lagian, di bidang lain dia lebih baik di bandingkan aku.” Berkata sampai sini, Mikasa sambil menyesap kopi.

“Aku memohon kepada mu, memberikan dia satu kali kesempatan, jika, dia tersakiti olehmu, Eren, aku akan membencimu.”

“Baiklah, kamu pikirkan sendiri, aku pergi dulu.” Kali ini, Mikasa dengan mudah menarik tangannya kembali.

Dia tidak menunggu Eren menjawab, dia juga tidak ingin menunggu.

Keluar dari café, dia mengambil ponsel dan meletak di samping telinga, “Bagaimana, dugaanku tidak salah, Suya, dia tidak mencintaiku, mencintai seseorang, tidak mungkin bisa tidak peduli dengan dia selama sepuluh tahun, seperti aku dan Gary, aku tidak pernah melihat berita tentang perbankan, tidak suka gosip, tetapi aku tidak pernah ketinggalan sedikit informasi tentang dia, beberapa tahun ini dia menghilang, aku hidup dengan sangat sengsara, kamu bisa melihat sendiri, tetapi Eren bilang dia mencintaiku selama sepuluh tahun, beberapa tahun ini, kamu bisa melihat sendiri, dia pernah mencariku? Apabila bukan karena Gary, mungkin aku sudah menikah dengan om-om gendut, Apakah ini adalah cinta? dia itu lagi mencari alasan.”

Di sisi lain telepon, hening diam.

“Suya, Apakah kamu mendengarkan aku bicara?”

“Hello….”

“Terima kasih, Mikasa.” Usai Suya, Mikasa bisa mendengar, dia menanggis.

Sifat Suya yang terbuka dan aktif, yang bisa membuat suasana hati berayun begitu besar, hanya Eren saja, “Baiklah, jangan menangis, dokter pernah bilang, tiga bulan pertama, suasana hati sangat penting.”

“tutut…” Ada panggilan lain yang masuk.

Mikasa melihat layar ponsel, ternyata adalah Paman.

“Suya, aku mengangkat telepon dulu, kamu menjaga dirimu dengan baik, aku akan menghubungi mu lagi.”

“Iya, Paman kedua.”

“Mikasa, Besok, Kamu dan Gary, datang lebih awal, nanti aku menyuruh Jessy mengirim alamat kasih kamu.”

Mikasa tertegun, Oh iya, Besok Jessy menikah, dia sendiri hampir lupa, “Iya, Baiklah, Paman.”

Baru saja mengakhiri panggilan, langsung ada notifikasi berita yang masuk, Mikasa membuka dan membaca pesan alamat, tentang keluarga Eren, terakhir kali Eren pergi kesana untuk menemani Suya berkencan.

Biaya di hotel tersebut tidaklah murah, pantas ibu Jessy, tantenya, pada hari itu begitu sombong, sepertinya, latar belakang pihak pria tersebut sangat kaya.

Menelepon ke Gary, panggilan terjawab , dia langsung bertanya : “Kamu masih lembur?”

“Hai, Direktur Gary sedang rapat, harap menelepon dia sebentar lagi.” Mikasa terbengong, mengangguk kepala, “Baik.”

Setelah memutuskan panggilan, Mikasa berjalan menuju kearah kantor Gary, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat, jalan kaki sekitar empat puluh menit.

Setelah sampai di kantor, Mikasa mencari tempat duduk di pinggir jalan kemudian duduk.

Tetapi, menunggu hingga pejalan kaki yang lewat semakin berkurang, masih belum ketemu Gary, pikir-pikir, kemudian Mikasa menelpon dia.

Ponsel baru saja berdering dia langsung mengangkat.

“Hello…..” Suara Gary.

“Sayang, kamu belum selesai rapat?”

Gary mengerutkan kening, menekan doorlock fingerprint, “Aku sudah pulang ke rumah….” membuka pintu, melihat sandal yang masih ada di atas lantai, “Kamu tidak ada di rumah?”

Mikasa merasa dirugikan, “Aku sedang menunggumu di pintu masuk kantor, mengapa tidak melihatmu keluar?”

Gary tertegun, “Kamu tunggu aku disana, aku jemput kamu.” Sambil berkata, dan menutup pintu lagi.

……………………………..

“Bukannya kamu sedang rapat? Mengapa aku tidak melihat kamu keluar?”

Gary maju ke depan, mencegat dia, “Aku langsung keluar dari garasi, mungkin kamu tidak perhatikan.”

“Wanita tadi yang mengangkat telepon, itu siapa?” Mikasa menatap wajah dia, tidak melepaskan setiap perubahan mimik wajahnya.

“Sekertaris.”

“Benar?”

Gary menoleh, sudut bibir terangkat, mencubit pipi Mikasa dengan halus, “Jangan berpikiran hal yang negatif.”

Membuka pintu mobil untuk dia, “Mengapa hari ini kamu berpikiran untuk datang ke kantor menungguku?” Pada saat yang sama, Gary memutar ke sisi mobi yang lain, masuk ke dalam mobil.

“Besok, anak dari paman menikah, mengundang kita untuk menghadiri acara pernikahannya, aku pernah memberitahumu sebelumnya.”

Setelah pikir-pikir, kemudian dia berkata lagi, “Jika kamu tidak ingin pergi, juga tidak apa-apa.”

Gary mengerutkan dahi, “Jangan khawatir, sifat-sifat mereka, aku sudah tau, saudara kamu, tidak mungkin aku menghindari.”

Keesokan hari, saat Gary bangun, tidak melihat bayangan Mikasa, keluar dari kamar, mencari di dalam rumah juga tidak ada.

“Tuan, kata Nona Mikasa, sebentar lagi dia akan pulang, Kamu sarapan dulu.”

Gary menelpon Mikasa, “Kamu dimana?”

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu