Cantik Terlihat Jelek - Bab 318 Bertemu Dokter Tradisional

Garry menarik Mikasa masuk ke kamar, menutup pintu, berkata lirih: "Kamu tidak merasa Suya terkena masalah sebesar ini, reaksi teman baik priamu itu, agak sedikit aneh?"

Mikasa mengerutkan kening, "Bima”? Bukankah ia bilang sehari sesudahnya ia melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri?"

"Lalu?"

"Lalu......"

"Lalu sudah sekian lama, ia tidak meneleponmu dan menanyakan keadaan Suya?"

Mikasa menggelengkan kepalanya, karena peringatan Garry, ia pun merasa ada kejanggalan, Suya mengenal Bima lebih lama daripada Mikasa mengenalnya, hubungan keduanya, Suya pernah bilang, pernah sekali ia menanyakan Bima, jika di antara kekasih atau dirinya Bima harus memililh satu, siapa pilihannya? Tanpa berpikir Bima langsung memilih Suya.

Hubungan yang seperti ini, Suya tertimpa masalah sebesar ini, reaksi Bima malah sungguh tenang.

Jika dibilang pria lebih tertutup dengan perasaannya, tapi, tidak bertanya sama sekali, agak aneh.

"Tapi, bagaimana bisa ini menyimpulkan bahwa Suya belum meninggal?"

Garry menjawab, "Naluri!" sambil berbicara, ia memeluk Mikasa, lalu melanjutkan: "Firasat memberitahuku, Bima terhadap Suya, pasti mengetahui dengan jelas."

"Kalau begitu biar aku bertanya lewat telepon?" Sambil berbicara, ia mengambil ponselnya.

Garry menahannya, "Istriku, kamu jangan tergesa-gesa, dengarkan aku, jika saja Suya tidak apa-apa, kamu juga hanya bisa diam, kamu tidak boleh melakukan apapun, jika tidak, mungkin kamu akan melukainya."

Semakin mendengar Mikasa pun semakin bingung, ia terus mengerutkan alisnya, "Aku tidak mengerti."

Garry berpikir, menyampaikan sedikit hal yang diketahuinya, menganalisakannya pada Mikasa, beberapa masalah ini, Clover pernah mendengarnya dari Devan, lalu memberitahunya.

"Maksudmu, ada orang yang ingin mencelakai Eren, yang dilakukan Suya, hanya bisa berpura-pura meninggal? Tujuannya untuk menyelamatkan Eren?"

Garry mengangguk, "Bisa dibilang begitu, kamu pikir-pikir lagi, hari itu Suya berkata padamu, jika setelah hari itu ada takdir, ia berharap untuk menjadi keluarga, tidakkah kamu merasa ia menyembunyikan sesuatu dalam kata-katanya? Mengapa sebelum terkena masalah, ia menyampaikan tentang kehidupan padamu?"

Mikasa mengangguk, ia duduk tegak dan menatap Garry, "Analisamu sepertinya tidak salah. Tapi, orang di dalam mobil itu, cctv itu, bagaimana kamu menjelaskannya?"

Garry berdiri dan menuangkannya segelas air, "Uang bisa melakukan segalanya."

Mendengar penjelasan Garry, keputusasaan Mikasa, sekali lagi tergantikan oleh sedikit harapan, dengan sedikit cemberut, "Kalau begitu, apa yang harus kulakukan? Tidak mungkin aku terus menunggu begini, kan? Aku......"

Garry mengenggam tangannya, "Istriku, masalah ini sudah sampai sejauh ini, kamu tunggu dulu, jangan terburu-buru, jika memang ini drama yang diatur Suya, jika ia benar-benar tidak masalah, maka, tunggu hingga Eren kembali sembuh, otomatis ia akan kembali, apapun yang kita lakukan sebelum itu terjadi, mungkin malah akan mencelakakannya."

Mikasa mengangguk, "Baiklah, aku akan diam, yang penting ia baik-baik saja."

Di sisi lain

"Paman, ada masalah apa?" Sangat pagi, ada orang datang bertamu, Suya membuka pintu, melihat paman membawa pria paruh baya berdiri di depan pintu rumah.

"Gadis kecil, ini adalah dokter tradisional di desa ini, kepulanganku kali ini, aku mendengar, ia pernah meneliti penyakit Ayahmu, aku mengundangnya untuk datang melihat."

Suya menoleh dan melihat ke dalam, setelah berpikir, ia pun mengangguk, "Terima kasih paman, kalau begitu, kalian masuklah dahulu, aku akan memanggilnya."

Terhadap orang asing, Eren seperti anak kecil, caranya berurusan dengan orang asing cukup ekstrim, jika bukan diam sama sekali, maka akan langsung memukul.

"Eren, lihatlah, siapa laki-laki di luar sana? Ia adalah dokter, biarkan ia melihatmu, setelahnya, aku akan memberimu makanan enak, oke?" Suya merayu Eren seperti merayu anak kecil.

Eren mengerutkan alisnya, ia terus menggeleng.

"Aku duduk di sisimu, tidak akan ada masalah." Hibur Suya lagi.

Pria itu terus menggeleng.

Setelah berpikir, Suya menghela napas, berbicara di telinganya, "Kalau begitu, kalau begitu malam ini aku mengijinkanmu tidur memelukmu?"

Beberapa hari ini, setiap malam, pria ini selalu datang ke sisi Suya, meski, Suya menyukai pelukannya, tapi ia takut kehilangan, Suya tidak ingin membiarkan dirinya memiliki kebiasaan itu, suatu hari, jika ia sadar, kembali dari kegelapan, Suyalah yang akan tersakiti.

Kali ini agar ia mau bertemu dokter, Suya pun pasrah.

Pria yang baru sasja menggeleng itu tiba-tiba berdiri, mengangguk, wajahnya girang.

Suya memandangnya, alisnya naik, jika bukan karena tatapan matanya yang polos seperti seorang anak, Suya curiga, jangan-jangan pria ini hanya berpura-pura? Tapi, setelah dipikir, kelakukannya selama ini, ia rasa tidak mungkin Eren berpura-pura.

Dokter tradisional itu melihat, meraba, memperhatikan Eren, baru berbicara: "Awak kegilaan, kekurangan istirahat, perlu mengaktifkan sirkulasi darah, menenangkan saraf, dan psikoterapi, masih ada kemungkinan untuk disembuhkan."

Ia berbicara panjang, Suya mengerti kira-kira, bahwa jika meminum obat dan menjalankan psikoterapi, mungkin masih bisa kembali normal.

"Dokter, maksud anda adalah, ia bisa kembali normal?" Suya merasa bahwa suaranya sedikit bergetar.

Dokter itu memandang Suya, menggeleng, "Bisa atau tidaknya kembali normal, aku tidak berani memutuskan, minum saja dahulu obatnya." Jelas bahwa kata-katanya tidak pasti.

Suya langsung menghela napas, ia mengangguk, mengambil obat yang diresepkan dokter, berterima kasih.

Dokter itu mungkin merasa sungkan karena tidak dapat menemukan penyakitnya, akhirnya ia tidak memungut biaya dan pergi.

Baru saja ada sedikit kepercayaan diri di hati Suya, kini langsung pupus.

Meski bisa dibilang, kehidupan yang tenang seperti ini juga tidak buruk, tapi, ia merasa, Eren adalah orang yang begitu sabar, jika ia harus menghabiskan hidupnya seperti ini, sungguh kasihan, bahkan Ayah saja menyebutnya bertalenta.

Jadi, suya masih tetap mengharapkan ia bisa kembali sehat di kemudian hari.

Malam hari, setelah Suya menidurkan Moe, ia pun berbaring, tiba-tiba, ada sebuah tangan di pinggangnya.

Tubuh Suya bergetar sebentar, ia berbalik, memandang Eren dengan sinar pandang yang buram, tatapan matanya penuh harap.

Berpikir, Suya pun duduk, menempatkan Moe di dalam, ia tidur di tengah.

Memeluk Eren, “Baiklah, menurutlah, tidur.”

Eren mengangguk, memejamkan mata.

Hanya saja, Suya merasakan dengan nyata, tangan Eren semakin lama semakin panas, Suya tidak kuasa menelan ludah, bersuara, “Eren, kamu …… tidak apa-apa?”

Pria itu terdiam sejenak, tidak berbicara, tiba-tiba, ia membalikan tubuh, menekan Suya, nafasnya terengah.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu