Cantik Terlihat Jelek - Bab 737 Kasih Sayang Kenbo

“Ada apa bilang saja.”

“Kamu lebih baik jelaskan dulu pada Della, hari ini dia ada telepon, emosionalnya kurang stabil.”

Kenbo menutup buku skenario dan menjawab dengan nada dingin :”Tidak perlu !”

Devita membuka mulut sendiri, namun setelah kepikiran dengan sifat Kenbo yang keras kepala, sehingga langsung berbalik badan dan bersiap-siap untuk pergi, namun setelah itu Kenbo tiba-tiba memanggilnya lagi.

“Sebentar !”

Devita menoleh dan menanti kalimat sambungan.

“Kalau tidak mau makan, suruh orangnya jangan beli lagi, mubazir !”

“Ya ?” Devita terbengong sejenak, setelah itu langsung menyadari kembali dan mengangguk, “Oh !”

Devita terus melirik pada wajah Kenbo, dalam hatinya berpikir sendiri, Kenbo takut mubazir ? Bukannya dia sering membuang makanan pesanan asistennya ya ?

Setelah menerima telepon dari Devita, Fisi langsung pulang kembali lagi, namun dia bertemu dengan Della ketika di bawah gedung.

Meskipun Della telah menggunakan penyamaran, namun Fisi tetap saja bisa mengenalnya.

“Nona Rimpon, apa kabar !”

Della berjalan menghampiri, lalu menilai Fisi dari ujung ke ujung, setelah itu berkata dengan gaya sinis, “Ternyata memang kamu, kamu bukannya sudah pergi ya ? Buat apa kembali lagi ?”

Fisi mengetahui perasaan Della terhadap Kenbo yang mendekati batasan menggila, dalam beberapa tahun ini Della juga sering berulah dan membuat Kenbo merisaukan masalahnya.

Namun dia juga mengetahui bahwa dengan adanya bantuan dari keluarga Rimpon, Kenbo baru bisa mencapai keberhasilan saat ini.

Keluarga Rimpon adalah latar belakang kuat yang telah mendukung Kenbo.

Oleh sebab itu Fisi mendekati tubuh Della dan tersenyum :”Nona Rimpon, mau naik ke atas dulu ? Sini terlalu bahaya.”

Della melototnya, lalu berbalik badan dan naik ke lantai atas.

Pada saat mereka mendorong pintu dan masuk ke dalam ruangan, Kenbo sedang berbaring di sofa dan menutup wajah sendiri dengan buku skenario.

Sepertinya telah ketiduran.

Baju tidurnya sedikit terbuka, otot dada dan otot perut dapat terlihat secara samar.

Fisi sudah terbiasa dengan adegan seperti ini, awalnya jantungnya juga akan berdetak kencang ketika melihatnya, namun saat ini dia telah bisa menghadapinya dengan hati yang tenang.

Namun Della berbeda dengannya, saat ini Della berdiri di depan pintu, matanya terus menatap pada tubuh Kenbo dan bahkan tidak bergerak sama sekali.

Fisi bahkan dapat melihat gerakan Della yang sedang menelan air ludah.

Setelah itu Fisi tidak bisa bertahan untuk merinding.

Fisi berpikir, apabila saat ini dirinya tidak berada di dalam ruangan ini, mungkin saja Della akan langsung menyerbu ke arah Kenbo.

Setelah berbalik badan, Fisi meletakkan kunci di tangannya ke atas meja berbahan kaca, sehingga menimbulkan suara yang ringan.

Kenbo yang mendengar suara langsung mengambil buku skenario yang menutupi wajahnya, pada saat melihat keberadaan Della, dia langsung terduduk tegap dan merapatkan baju tidur tubuhnya.

“Ehem…”

Della melepaskan masker dan kacamata hitam, lalu menoleh ke menunjuk Fisi, “Kamu…sudah sering melihat adegan ini ya ?”

Fisi mengedipkan mata sendiri, lalu berjalan menghampiri dan mengambilkan sendal ganti untuk Della, setelah itu dia membungkuk badan dan meletakkan sendal ke samping kaki Della, lalu berdiri dan menuangkan segelas air hangat untuk Della.

Namun dia tetap saja tidak menjawab pertanyaan Della.

Akan tetapi tindakan Fisi yang terkesan merendahkan diri sendiri jauh lebih meyakinkan daripada penjelasannya, dia menggunakan tindakan dirinya untuk menjelaskan kepada Della bahwa dirinya hanya seorang pembantu, dia menghadapi Kenbo bagaikan dokter menghadapi pasien, sama sekali tidak ada niat lainnya.

Ternyata hasilnya memang demikian, pada detik selanjutnya wajah Della yang kejang sudah menjadi tenang kembali, setelah itu dia membuang tas di tangannya ke atas meja, “Buat apa berdiri di sini, sibuk saja urusanmu !”

Fisi mengangguk, lalu masuk ke dalam dapur dan membungkus daging ayam sebelumnya.

“Kakak Kenbo, kamu dan Asuna itu serius ya ?”

Della duduk di samping Kenbo dan ingin memeluk lengannya, namun setelah berpikir sekilas, dia membatalkan niatnya.

Kenbo berdiri dan berjalan ke arah ruangan baca, Della buru-buru mengejarnya, “Kakak Kenbo, kamu jawab dulu pertanyaanku.”

Fisi menyimpan botol kaca ke dalam kulkas, lalu berdiri di pintu dapur untuk mendengar percakapan mereka berdua.

“Tidak masalah kalau kamu tidak menyukaiku, tetapi sebelum kamu jatuh cinta padaku, aku tidak mengizinkan kamu menyukai wanita lain !” Della mengangkat kepala dan berkata dengan nada manja, namun juga menampakkan kekerasan yang jelas.

Keluarga Rimpon di dunia hiburan ini telah menduduki kedudukan tingkat pertama.

Oleh sebab itu, sebagai nona keluarga Rimpon, Della memang memiliki modal untuk manja, sombong, dan keras kepala.

Kenbo tidak menyukai Della, namun dalam beberapa tahun ini, jelasnya Kenbo juga memiliki pertimbangan tersendiri dalam menghadapi Della.

Pertimbangan tersebut pastinya adalah keluarga Rimpon.

Setelah berpikir sampai di sini, Fisi melepaskan sarung tangan satu kali pakai dan membuangnya ke dalam tong sampah, lalu berbalik badan dan mengambil durian di dalam kulkas, setelah itu mengantarnya ke dalam ruang baca.

Namun pada saat dirinya masih belum berjalan menghampiri, sudah mendengar suara jeritan Della :”Bau apa ? Busuk sekali !”

Della berbalik badan dan melihat dua buah piring yang berada di tangan Fisi, reaksi wajahnya menjadi seram, setelah itu dia melambaikan tangannya dan berkata, “Durian ? Bawa pergi, kamu bawa pergi.”

Wajah Fisi penuh dengan reaksi ketakutan, dia menunduk kepala dan berkata, “Nona…nona Rimpon, maaf…maaf, aku…aku tidak tahu kalau kamu tidak makan ini, aku…aku masih merasa kalau durian ini sangat segar, makanya….”

Setelah itu dia bersiap-siap untuk berbalik badan, namun Kenbo malah mengetuk meja dan berkata, “Mau bawa ke mana ? Dia tidak mau, aku ada bilang tidak mau makan ya ?”

“Kakak, Kakak Kenbo, kamu….” Seluruh wajah Della menjadi merah seketika.

“Mau makan ?”

Pada saat bertanya, Kenbo sudah menerima durian yang berada di tangan Fisi dan meletakkannya ke hadapan Della.

Pada detik selanjutnya, Della menjerit kuat dengan tidak memperhatikan citra diri lagi, lalu langsung berlari keluar dan bahkan tidak sempat mengambil masker dan kacamatanya.

Setelah itu pintu tertutup dengan erat.

Fisi menahan senyuman, lalu berbalik badan dan meletakkan durian di tangannya ke dalam kulkas.

Mengenai informasi bahwa Della alergi dengan durian.

Fisi juga mengetahuinya dari asisten Della.

Kenbo berdiri di tempat perbatasan ruang tamu dan ruangan baca, saat ini dia sedang berhadapan dengan sebuah cermin, di dalam paparan cermin, ada pundak seseorang yang terus bergemetar karena menahan tertawa.

Reaksi wajah Kenbo penuh dengan jejak kasih sayang, sudut bibirnya juga tertarik ke atas.

“Kenbo, boleh mengembalikan ponselku ?” Setelah selesai membereskan semua, Fisi berjalan ke dalam ruangan baca dan bertanya kepada Kenbo.

“Kodenya, 080909, ambil sendiri.”

Kenbo tidak mengangkat kepala dan langsung menjawabnya.

Fisi mengangguk.

Pada saat Fisi masih belum sempat menyentuh ponselnya, ponselnya langsung berdering nyaring, dia mengambil dan melirik sekilas, “ Deco ?”

Setelah itu Fisi berdiri dan berjalan ke balkon untuk mengangkatnya.

“Halo, Kakak Hamdan, iya, baru pulang, kamu di bawah rumahku ? Sekarang ?....Baik, nanti baru bahas !”

Setelah memutuskan sambungan telepon, Fisi berpikir sejenak dan memberitahukan kepada Kenbo yang berada di ruang baca, “Aku ke bawah beli barang dulu, nanti baru naik.”

Kenbo tetap tidak mengangkat kepala dan hanya menjawab, “Iya !”

Di bawah gedung.

“ Kakak Hamdan, kamu kenapa bisa tahu kalau aku sudah pulang ?”

Di luarnya sedang hujan gerimis.

Deco berjalan menghampiri dan memayungi Fisi.

“Bukannya kamu bilang sudah meninggalkan dia ya ? Kenapa tiba-tiba pulang lagi ?”

Fisi menunduk kepala dan melihat ujung kaki sendiri, “Dia pergi ke daerah Pelangi untuk mencari aku…”

Setelah berpikir sampai di sini, Fisi mengangkat kepala dan menatap Deco, dia meletakkan kedua tangannya ke belakang badan dan tersenyum bangga, “Aku sekarang sudah menjadi manajernya, perusahaan mau membagikan komisi untukku juga.”

Deco mencubit pipinya dengan reaksi memanjakan, tiba-tiba berkata dengan tampang serius :”Benarkah ? Kalau begitu, berapa yang dia kasih ? Kamu bekerja untukku saja, aku jamin akan lebih banyak dari dia.”

Fisi mengedipkan mata, lalu sedikit membungkuk pinggang dan tertawa terbahak-bahak :” Kakak Hamdan, kamu jangan bercanda lagi, oh ya, bukannya kamu bilang ada urusan penting ya ? Urusan apa ?”

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu