Cantik Terlihat Jelek - Bab 554 Titik Balik Kehidupan

“Kalian tinggal bersama seperti ini, apakah layak? Usiamu baru berapa?”

Pesannya dibalas dengan cepat, “Tolong, aku sudah berusia 20, jika pada zaman dahulu, sudah berapa banyak anak yang dilahirkan.”

Hutu terdiam, dan selalu tidak dalam satu pemikiran dengan Nini.

Pada semester genap, sudah tidak diikat lagi dengan label mahasiswa baru, waktu sepertinya berlalu lebih cepat.

“Teman-teman, besok malam aku ulang tahun, nanti kita merayakannya bersama-sama.”

14 Februari, hari valentine, juga merupakan hari ulang tahun Vema Munir.

Hutu, Weni, dan Mimi sedang membahas kado ulang tahun apa yang harus mereka berikan kepada Vema.

Tampaknya Vema mengetahui semua ini, dia mengirimkan sebuah pesan di grup mereka, “Tidak perlu membawa kado, besok, semuanya mengenakan pakaian yang aku tetapkan, itu adalah kado bagiku.”

Selain pesan ini, juga ada beberapa foto yang dikirimkan oleh wanita itu, mereka bertiga berada di dalam kost, dan seketika wajah mereka memerah, setelah melihat foto itu.

“Dasar Vema ini, mengenakan pakaian seperti ini.” Weni menggigit bibirnya, telinganya juga memerah.

Mimi tidak berkata.

Hutu melihat foto itu, kaos hitam pendek dengan pusar yang terbuka dan denim hot pants.

Meskipun tidak terlalu keterlaluan, tetapi bagi mereka bertiga, sungguh sangat sulit.

Sore hari, Vema membawa baju itu, dan menyuruh mereka pergi mencoba ukurannya.

Mimi adalah orang yang terus terang, dia tidak berkata, setelah menerima baju itu, dia segera memasuki kamar mandi, dan ketika keluar, membuat orang-orang tidak dapat mengalihkan pandangan darinya.

Biasanya Mimi hanya mengenakan t-shirt oversize atau pun sweater dengan jeans, bahkan baju tidurnya, juga merupakan seragam sport.

Dan juga kemarin, Hutu dan Mimi pergi ke perpustakaan, bahkan ada seorang wanita yang memberikan surat cinta padanya.

Rambutnya pendek, dan tinggi, dengan pakaian yang unisex, sungguh mirip dengan ……seorang pria.

“Sungguh di luar dugaan, bentuk badanmu, ternyata sangat berisi.” Vema memujinya di samping, kemudian, “Tidak boleh, tidak boleh, aku sudah memutuskan, Mimi tidak mengenakan ini, tunggu sebentar.”

Selesai berkata, wanita itu segera berbalik dan bergegas keluar.

Pada hari berikutnya, melihat Mimi dengan pakaian pria, yang sangat tampan, Weni menarik Hutu, “Untungnya kita mengetahui dia adalah seorang wanita, jika tidak, dengan melihatnya saja, akan tergila-gila dengannya, sungguh tampan.”

“Vema sangat suka mencari sensasi.” Hutu menghela nafas, dan melihat pakaian dirinya.

Tetapi, semua orang tidak mengetahui, malam ini, adalah titik balik kehidupan mereka.

Vema tidak mengundang orang lain, dan hanya terdapat mereka berempat.

“Aku pertama kali masuk ke tempat ini, sangat senang!”

Ketika berdiri di luar pub, Vema meletakkan kedua tangan pada pipinya, dan merasa sangat senang.

Hutu menatapnya, dan merasa di luar dugaan, dia mengira berdasarkan kepribadian Vema, tempat seperti ini, wanita itu seharusnya sering datang.

“Aku adalah seorang anak dari keluarga yang kaya, orang tuaku mengatakan, memasuki tempat seperti ini, akan merendahkan status sosial kami.”

Sepertinya Vema melihat keraguan mereka, Vema menggaruk kepalanya, dan memberikan penjelasan.

“Aku juga pertama kali, jika kedua orang tuaku mengetahui, aku memasuki temapt ini, aku pasti akan dimarahi.” Weni memutarkan lehernya.

Weni adalah wanita yang berperilaku baik, kemarin pergi ke kota lain untuk berliburan, dia juga harus melaporkan kepada kedua orang tuanya.

Weni adalah orang yang menaati peraturan.

Sedangkan Hutu, juga pertama kali, karena, keluarga Ningga juga merupakan keluarga yang berstatus sosial tinggi.

Kakek sangat melarangnya untuk memasuki tempat seperti ini.

Mimi tidak berkata, dan hanya menatap papan nama, tampaknya sedang bengong, Hutu menarik lengan bajunya, “Mimi, apakah kamu……pernah datang?”

Saat ini, mereka seperti anak kecil yang sedang melakukan hal yang dilakukan oleh orang dewasa, mereka tampak gelisah, dan sedikit takut.

Mimi menatap mereka, setelah terdiam sejenak, dia berkata: “Ketika liburan pada masa SMA, aku pernah bekerja part time di dalam pub.”

Setelah berkata, dan tidak peduli apakah mereka akan merasa kaget.

Mimi melangkahkan kakinya, dan masuk ke dalam.

Penampilan mereka berempat, agak menarik perhatian banyak orang.

Jadi, ketika masuk ke dalam, mereka sudah mulai menarik perhatian banyak orang.

Orang-orang di sini, terdapat orang yang baik, jahat, dan juga orang yang dikenali.

“Aku alergi dengan alkohol, ketika meminumnya diriku akan meninggal.” Hutu berkata, karena melihat Vema memesan banyak minuman beralkohol.

Vema menatapnya, “Benarkah? Atau kamu berpura-pura?”

Hutu mengangguk, dan berkata: “Benaran, aku tidak akan bercanda untuk ini.”

“Aku pernah mendengar Hutu mengatakannya, Vema, kita bertiga saja yang meminumnya, sisakan seseorang yang sadar, untuk mengantar kita pulang?”

Weni berkata, dan menatap minuman itu, tampaknya ada sebuah cahaya di dalam matanya.

Mimi melepaskan kancing pertama pada kemejanya, dia segera mengambil segelas anggur, dan menuju ke arah Vema, “Selamat ulang tahun.”

Selesai berkata, Mimi segera menghabiskan segelas anggur itu.

“Mantap.” Vema menepuk bahu Mimi dengan pelan, kemudian dia juga menghabiskan segelas anggur.

Hutu memesan segelas minuman untuk dirinya, dan berkata: “Kalian jangan minum terlalu banyak.”

Mereka tidak duduk di dalam ruangan pribadi, dan hanya duduk di sudut bar.

Tiga wanita itu, tampaknya sangat tertarik dengan minuman beralkohol, Weni awalnya sangat lembut, dia hanya minum dengan gelas yang kecil, tetapi kemudian, dia juga meminumnya langsung dari botol.

“Sudah, sudah, jangan minum lagi, jika begini terus, nanti bagaimana pulangnya!”

Melihat mereka tidak mendengarnya, Hutu sedikit gelisah, dia bangkit, dan pergi meraih botol anggur mereka.

Namun, direbut oleh mereka kembali lagi.

Hutu sedikit bingung, jika begini terus, jangan katakan untuk membawa mereka pulang, lalu dia melihat ke sekeliling, tempat ini……Hutu sedikit khawatir.

Setelah memikirkannya, Hutu mengirimkan pesan WeChat kepada Raven, untuk bertanya apakah dia memiliki waktu luang untuk menjemput mereka di sini.

Setelah pesannya dikirimkan, Raven segera meneleponnya.

“Kamu minum anggur?” Suaranya terdengar tajam.

Hutu mengerutkan bibirnya, “Paman muda, aku tidak minum, hanya saja beberapa teman kostku yang minum.”

Ketika sedang bertelepon, Hutu melihat Mimi yang duduk di hadapannya tiba-tiba bangkit, “Aku pergi ke kamar mandi.”

“Kamu……apakah kamu baik-baik saja, perlukah aku menemanimu?” Hutu bergegas mendekatinya.

Mimi menatapnya, dan menggelengkan kepalanya, “Tidak, kamu jaga mereka berdua saja!”

Hutu melihat Mimi masih sadar, dia pun mengangguk.

“Kirim alamatnya kepadaku, sebentar lagi aku akan sampai, jangan ke mana-mana.” Suara Raven kembali terdengar tajam.

“Baik.”

Hanya saja, sepuluh menit sudah berlalu, dan Mimi masih belum kembali.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu