Cantik Terlihat Jelek - Bab 715 Bertemu Dengan Pria Tua Yang Tidak Biasa

ada revisi Selvi diubah menjadi Fisi tangal 05/08/20 dari bab 702

Ketika mendengar pertanyaan Kakek Mo, Deco yang awalnya sudah duduk pun segera berdiri.

Dapat dilihat bahwa dia sangat menghormati Kakek Mo.

“ Kakek Mo, apakah kamu mengetahui sesuatu tentang kematian kakekku? ”

Kakek Mo mengambil teh yang diserahkan Paman Jiang dan meletakkannya di depan Deco, lalu dengan tenang berkata : “ Minum teh terlebih dulu. ”

“ Kakek Mo... ”

“ Ini adalah masalah Keluarga Hamdan, aku tidak memiliki hak untuk bertanya dan juga tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam masalah kematian kakekmu. Aku merasa bahwa kamu juga tidak seharusnya menanyakan masalah ini padaku. Jika kamu memiliki pertanyaan, kamu dapat kembali dan menanyakannya kepada orang tuamu. Aku tidak bisa menjadi penyelidikmu. ”

Kakek Mo memotong perkataan Deco dan memandangnya dengan tatapan tajam dan tanpa toleransi.

Deco menghela nafas dan menegapkan tubuhnya, lalu berkata : “ Kakek Mo, aku tidak bermaksud seperti itu. Anda juga tahu bahwa aku memiliki perasaan yang sangat mendalam terhadap kakekku. Semua orang mengatakan bahwa dia sudah meninggal, tetapi aku tidak percaya. Jadi, kakek... ”

Berbicara tentang ini, Deco tiba-tiba tertegun sejenak, lalu menunjuk ke Mimi dan kemudian melanjutkan : “ Munculnya dia di Keluarga Mo pasti ada hubungannya dengan kakekku, bukan? ”

Mimi mengerutkan keningnya dan tidak berkata apa-apa.

Kakek Mo mengikuti arah jari Deco, lalu melihat Mimi dan kemudian bangkit dan berkata : “ Bawa dia keluar! ”

Setelah itu, Deco pun ditarik keluar.

Awalnya mengira bahwa Deco masih akan mempermasalahkan hal ini, tetapi beberapa hari berikutnya dilewati dengan sangat damai.

Pada pagi hari tanggal dua puluh sembilan akhir tahun.

“ Setelah sarapan, bereskan barang-barang kalian. Kita akan pergi ke rumah Keluarga Yeslin. ”

Pada saat sarapan, Kakek Mo tiba-tiba berkata seperti itu.

Mimi mengangguk dan berkata : “ Baik kakek. ”

“ Kakek, aku tidak... ”

“ Yah, aku sudah selesai makan. Aderlan, pergi ke atas bersamaku untuk membereskan barang-barang. ” Mimi tahu bahwa Aderlan ingin menolaknya, jadi dia pun segera memotong pembicaraanya. Dia meletakkan mangkuk dan sumpitnya, lalu menarik lengannya.

Jina berhenti mengambil sayuran dan memandang Mimi, lalu memandang ke arah Aderlan dan berkata : “ Karena kalian juga sudah bersama, jadi kalian harus pergi ke rumah Kakek Yeslin untuk kunjungan tahunan. ”

Setelah sampai di kamar, Mimi baru melepaskan tangan Aderlan. Pelayan mengetuk pintu dan membawakan sebuah koper, lalu pergi.

“ Sepertinya kamu sangat tertarik untuk melewati tahun baru di rumah Keluarga Yeslin ? ”

Aderlan bertanya kepada Mimi yang sedang membereskan barang-barang.

Mimi melipat pakaian Aderlan dan memasukkan ke dalam koper.

Lalu, mendongakkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum : “Aku lebih tertarik pada Nona Yeslin. ”

Aderlan mengangkat alisnya, lalu memeluk Mimi dari belakang dan menggigit daun telinganya, “ Apakah kamu cemburu? ”

Mimi tidak menjawab.

Rumah Keluarga Yeslin berada di sebuah perdesaan Kota A. Vilanya berada di dekat gunung dan sungai. Di depan vilanya adalah aliran sungai yang jernih. Dari luar, terlihat sederhana, tetapi ketika memasuki halamannya, anda akan menemukan dunia yang berbeda.

Dimana-mana terlihat kayu yang berharga dan bangku-bangku di pavilion dan koridor semuanya terbuat dari marmer berkualitas tinggi. Karena Mimi bekerja di industri ini, jadi dia mengerti hal-hal tersebut.

Dari halaman menuju aula, dia benar-benar seperti melihat dunia yang berbeda.

“ Hei, kamu. Jika kamu masih tidak datang lagi, aku akan merobohkan rumah Keluarga Mo kamu. ”

Sebelum mereka memasuki vila, tiba-tiba terdengar suara ‘kutukan’ dari dalam.

Mimi berpegangan tangan dengan Aderlan.

Ketika mendengar suara itu, dia mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah aula.

Seorang pria tua yang berjalan keluar dengan tergesa-gesa. Dia mengenakan mantel berwarna putih dengan kerah sedikit terbuka, celana kulit berwarna hitam dan sepasang sepatu boot dan bagian luarnya mengenakan sebuah jaket tebal.

Mengenakan pakaian yang sangat ‘fashionable’ sehingga membuat Mimi merasa terkejut.

Jika dia tidak melihat ekspresi semua orang yang terlihat biasa saja, dia pasti akan langsung mengajukan pertanyaan kepada pria tua tersebut.

Dia adalah teman Kakek Mo, itu berarti dia sudah berusia kurang lebih delapan puluhan, bukan?

“ Mengapa kamu berpakaian seperti ini lagi? Aneh-aneh saja! ”

Kakek Mo berdiri di tempat dan menegurnya.

Begitu dia mengatakannya, dia pun langsung dipeluk pria tua itu dan berkata : “ Ini yang dimaksud dengan trend. Kamu, seorang pria tua tidak akan mengerti. ”

Setelah selesai berbicara, dia juga mencium pipi kanan Kakek Mo.

Ekspresi semua orang sama, sedangkan Mimi menelan air liurnya. Namun, dalam beberapa tahun ini, dia juga sudah jarang melihat dunia luar.

Jadi, dia hanya bisa menggenggam tangan Aderlan dengan erat.

“ Minggir, minggir, apa yang kamu lakukan. ”

Kakek Mo berkata seperti itu, tetapi sebenarnya dia hanya mendorong Kakek Yeslin dengan pelan.

Lalu, dia menoleh dan menunjuk Mimi sambil berkata : “ Ini adalah cucu menantuku. Aku membawanya untuk bertemu denganmu. ”

Setelah mendengar perkataannya, Kakek Yeslin langsung melepaskan Kakek Mo, lalu berjalan ke sisi Mimi dan melihatnya dari atas ke bawah.

Dia tersenyum, lalu menunjuk ke Aderlan dan berkata kepada Mimi :

“ Aku memintanya untuk menikahi cucu perempuanku, tetapi dia tidak mau. Demi kamu, dia sampai berselisih denganku dan tidak berkunjung ke rumahku lagi selama bertahun-tahun. ”

Dia tidak merahasiakan ketidaksenangannya sehingga membuat Mimi tertegun. Pria tua ini benar-benar...

Dia membungkuk padanya, lalu mengangguk dan berkata : “ Apa kabar Kakek Yeslin ? ”

“ Tidak baik! Aku tidak tahu dari sisi mana dia melihatmu lebih cantik daripada cuucku. Tetapi dia tetap bersikeras untuk meikahimu, bagaimana bisa aku baik-baik saja? ”

Awalnya, dia sangat kagum terhadap sikap pria tua itu.

Tetapi setelah dia mengatakan hal ini, dia menarik kembali perasaan sebelumnya.

Dia tahu pada saat ini, dia tidak boleh marah. Bagaimanapun, dia adalah seorang penatua.

Namun, pria tua itu tidak memperdulikan martabatnya dan langsung berkata seperti itu di depan banyak orang.

Dia tidak bisa menahan emosinya dan langsung berkata : “ Seperti kata pepatah, cantik itu hanya fisik, ketertarikan seseorang itu datang dari dalam dirinya. ”

“ Oh, apakah maksudmu adalah jiwamu itu menarik? Aku tidak merasa seperti itu. ”

Setelah selesai berkata, dia juga tersenyum menyeringai. Dari penampilannya dapat dilihat bahwa dia adalah seseorang yang agresif.

Mimi pun memandang Aderlan dan melihat bahwa dia hanya memandang dirinya dan tidak bermaksud untuk membantunya. Sedangkan Kakek Mo hanya berdiri di sana seperti sedang menonton pertunjukkan.

Tidak ada seorang pun yang ingin membantunya. Situasi saat ini membuatnya mengerutkan keningnya dan merasa seperti sedang melakukan pertarungan sendiri. Dia dapat memahami perilaku orang lain, namun mengapa Aderlan tidak membantunya?

Dia merasa sedih dan kemudian tidak memikirkannya perasaan lawan lagi.

“ Tidak penting jika anda tidak bisa melihatnya! Yang terpenting adalah orang yang menyukaiku dapat merasakannya! Sama seperti Kakek Yeslin, orang-orang yang tidak menyukai anda itu akan merasa bahwa perkataan dan perbuatan anda itu sangat tidak pantas. Tetapi orang-orang yang menyukai anda akan merasa bahwa anda sangat menarik. Seperti inilah logikanya. ”

Setelah selesai berbicara, dia mengerutkan keningnya dan melepaskan tangan Aderlan.

Dia mengakui bahwa dia merasa sedih dan kesal.

Tempat itu menjadi hening sejenak.

Tepat ketika Mimi sedang sangat kesal, pria tua itu tiba-tiba menepuk kepala Aderlan dengan tangannya.

“ Dasar bodoh, kenapa kamu hanya diam? Dia bahkan sudah marah, jika kamu tidak membujuknya, mungkin kamu akan tidur di lantai malam ini! ”

Kakek Yeslin tiba-tiba mengatakan ini.

Kemudian, semua orang pun tertawa.

Mimi merasa kebingungan.

Aderlan merangkulnya, lalu memeluknya dan berbisik di telinganya : “ Sudah lewat. ”

Mimi menoleh untuk menatapnya dan kemudian melepaskan pelukannya dengan ekspresi yang sangat buruk.

“ Apa maksudmu? ”

Aderlan mengulurkan tangan untuk menggenggamya. Tidak peduli bagaimana dia berusaha untuk melepaskannya, dia tetap menggenggamnya dan berkata sambil tersenyum : “ Aku akan menjelaskannya padamu nanti. ”

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu