Cantik Terlihat Jelek - Bab 202 Kebetulan Bertemu

"Baiklah, besok suruh dia untuk datang kemari, kebetulan, aku menggantikan Gary untuk mengurus sesuatu."

Clover tidak menyangka kalau Devan akan menyetujuinya dengan begitu cepat, dia merasa sangat gembira, kemarin dia melihat raut wajah Shiren yang baru pulang entah dari mana terlihat sedikit murung, jadi dia mengobrol sebentar dengannya.

Dia berkata kalau dia sudah mencari pekerjaan selama beberapa hari tetapi tetap tidak mendapatkannya, ada yang tidak menerimanya karena penampilannya yang biasa-biasa saja, ada juga yang karena mengatakan pengalamannya belum cukup banyak.

Saat sedang berbicara, dia tiba-tiba mulai menangis.

Clover mengusulkan dia untuk mencoba bekerja di perusahaan Simba, dia malah menunduk dan berkata, "Aku tidak ingin masuk karena mengandalkan koneksi, aku juga merasa kalau diriku tidak mempunyai kemampuan yang cukup."

Sikapnya membuat Clover salut kepadanya.

Clover menyemangatinya lalu menyuruhnya untuk pergi interview melalui jalur biasa, Clover tidak akan meminta Devan membukakan jalan belakang untuknya, barulah Shiren mau melakukannya.

Dia tadi mengatakannya kepada Devan, sebenarnya, hanya ingin nanti Devan sedikit memudahkannya saja, tetapi tanpa diduga dia ternyata langsung menyetujuinya.

Dengan cara ini, Shiren secara resmi bekerja di grup Simba.

"Direktur Gary, hari ini jam 2 sore anda sudah ada janji dengan Direktur Wang di kafe Kopiku, apakah anda butuh ditemani olehku?"

Gary melambaikan tangannya.

------

"Mikasa, bibimu berkata sore ini jam 2, di kafe Kopiku, kamu pergi pagian ke sana, jangan membuatnya menunggumu."

Mikasa mengangguk, kafe Kopiku, sepertinya orang itu cukup royal, dengar-dengar harga secangkir kopi di sana paling murah saja seharga ratusan ribu, jika kopi yang bagus harganya bisa mencapai jutaan, itu merupakan penghasilannya membuka kedai warung selama beberapa malam.

Bibi berkata jika dapat menikah dengannya, nanti dia sudah tidak perlu membuka kedai makanan lagi, dia hanya tertawa, jika bukan karena ingin membuat ayahnya merasa tenang, dia lebih memilih hidup sendirian sambil membuka kedai makanan seumur hidupnya.

Dia berdandan biasa saja, tingginya 163 cm, tetapi berat badannya malah 60an kg, teman baiknya berkata kalau bodinya termasuk berisi, tetapi dia tahu diri, orang gemuk jika mengenakan baju apapun tidak akan terlihat cantik.

Yang paling penting adalah, dia juga malas untuk berdandan.

Jadi dengan mengenakan blus hitam dan jeans berwarna gelap, lalu rambutnya diikat ekor kuda dengan asal, dia pergi menemui orang itu.

Saat sampai di sana, dia sengaja berjalan-jalan di luar sampai jam 2 pas, setelah itu barulah dia masuk ke dalam.

Gary dari tadi merasa kalau sepertinya dia mengenali sosok yang berada di depannya itu, tetapi dia tidak bisa mengingat siapa dia sebenarnya.

"Halo, nona Akerman bukan? Silahkan mengikuti saya."

Pelayan yang ada di depan menyambutnya, lalu membawanya ke tempat yang sudah dipesan, pria itu masih belum datang, membuat Mikasa tanpa sadar merasa sedikit tidak senang.

Gary dengan tidak sengaja melihat ke arah pembatas ruangan, dia melihat sosok yang sepertinya dikenalnya, dari tadi dia sudah merasa kalau dia mengenal punggung itu, ternyata dia adalah pemilik kedai makanan itu.

Tetapi untuk apa dia datang kemari?

"Gary, paman sangat gembira karena kamu bisa kembali, jika Perusahaan Ayah Gabriel berada di tanganmu, pasti akan menjadi semakin besar, hanya saja Gary, sebenarnya ayahmu pergi ke mana, apakah dia tidak mengatakan apapun pada saat dia pergi?"

Gary memandang pria paruh baya yang ada di seberangnya, orang ini adalah asisten ayah Gabriel, dia sudah mengikuti ayah Gabriel semenjak perusahaan Ayah Gabriel didirikan, bisa dibilang kalau dia adalah orang kepercayaan ayah Gabriel.

Setelah Ayah Gabriel menghilang, dia memulai bisnisnya sendiri dari awal, dengar-dengar hanya dalam waktu 1 sampai 2 tahun, mengandalkan pengalamannya selama puluhan tahun, dia saat ini cukup berhasil.

Gary mendorong kopi yang sudah dicampur gula di depannya ke depan direktur Wang, "Paman Wang, dulu aku mendengar Ayahku berkata kalau paman paling tidak suka pahit, aku sudah menambahkan gula di kopi ini, paman boleh coba."

Direktur Wang melihat Gary lalu mengambil kopinya dan menyicipinya, tetapi rasanya malah sangat pahit, dia mengerutkan alisnya dan menatap Gary, "Gary, kamu mau mengatakan apa, bilang saja terus terang."

Gary mengambil bungkusan gula lalu menuangnya sedikit ke dalam cangkirnya, dia mengambil sendok dan mengaduknya sebentar, setelah itu baru berkata, "Aku ingin tahu, sebelum adikku pergi apakah dia ada mengatakan sesuatu kepadamu? Atau bisa dibilang, apakah dia ada mengatakan dia mau pergi ke mana?"

Saat ini direktur Wang sama sekali tidak menyangka kalau Gary hari ini mencarinya ternyata untuk urusan pribadi, dia mengerutkan alisnya, "Gary, untuk apa kamu menanyakan tentang hal ini? Adikmu...."

"Paman Wang, ayahku dan adikku menghilang, aku ingin tahu apa mungkin adikku pergi mencari ayahku, jadi jika paman tahu sesuatu, aku berharap paman bisa memberitahu diriku."

Gary berbicara sambil mengambil sebungkus gula lalu menuangkannya ke dalam cangkir direktur Wang.

Setelah direktur Wang melihat ke sekelilingnya, akhirnya dia menarik napas dan menunduk serta berkata kepada Gary : "Emmm, saat itu sebelum adikmu pergi, dia meminta kepadaku untuk membantunya menjual saham perusahaan, lalu memintaku untuk membantunya mencari seseorang yang bisa membuat dokumen, mengenai dia pergi ke mana, aku benar-benar tidak tahu."

Selesai berbicara, dia bangkit berdiri, "Kalau begitu, Gary, paman masih ada urusan di perusahaan, paman pergi dulu, jika nanti kamu butuh sesuatu, telepon paman lagi."

Gary sedikit tertegun, melihat direktur Wang pergi dengan tergesa-gesa seperti itu, dia tidak terlihat seperti tidak tahu apapun.

Sedangkan di sebelahnya

"Tuan, Bibiku berkata kalau anda tahun ini berumur 28 tahun, menurut anda dengan penampilan anda yang seperti ini, di mananya yang terlihat seperti pria berumur 28 tahun?" Mikasa benar-benar merasa dirinya hampir gila.

Pria di depannya ini memakai kacamata, rambutnya berminyak dan bermodel belah tengah, wajah dan badan pria yang gemuk membuat dia merasa kalau ternyata dirinya cukup langsing.

Dilihat dari penampilannya, setidaknya dia berumur 48 tahun.

"Anak muda, kamu juga coba berpikir, jika aku benar-benar 28 tahun, apakah aku akan tertarik padamu? Kamu lihat pinggangmu yang seperti gentong dan wajahmu yang seperti piring itu, ini juga karena ibuku berkata kalau bentuk tubuhmu mudah untuk melahirkan, makanya aku baru memaksakan diri untuk datang dan melihatmu, kamu masih berani tidak menyukaiku?" selesai berbicara, dia meminum kopinya.

Setelah itu dia lanjut berkata : "Selain itu, bisnismu itu, tidak perlu dikatakan, kita juga sudah mengerti, kenapa kedai di sebelahmu bisnisnya tidak ramai, hanya kamu saja yang ramai, bukankah itu sudah jelas? Siapa yang tahu kalau kamu itu menjual daging kambing atau menjual diri....."

"Brak", suara kursi yang jatuh terbalik mengembalikan Gary dari lamunannya.

Dia menoleh lalu melihat pemilik kedai makanan itu berdiri, kedua tangannya berada di belakang tubuhnya, Gary dapat melihat dengan jelas kukunya yang ditancapkan ke telapak tangannya.

Dia tanpa sadar menegakkan tubuhnya.

"Kamu ulangi sekali lagi apa yang kamu katakan tadi."

Pria gemuk itu mendengus, "Kenapa? memangnya aku salah bicara? siapapun bisa berpikir, bisa membuka kedai yang besar, jika tidak ada bekingan, siapa yang bisa bertahan? Bukankah para preman itu akan datang setiap hari untuk membuat keributan, tetapi kamu? Masih bisa buka selama bertahun-tahun dan tidak diganggu oleh preman-preman itu, siapa yang tahu, jangan-jangan kamu sudah membiarkan mereka melakukan sesuatu terhadapmu, karena itu mereka baru tidak mencari masalah denganmu....."

Saat Gary mendengar hal ini, amarahnya tiba-tiba memuncak, meskipun bisa dibilang dia baru bertemu sekali dengan wanita itu, tetapi dia merasa kalau dia bukan wanita yang seperti itu, dia memiliki senyuman yang begitu bersih dan murni.

Hanya saja sebelum dia bisa melakukan tindakan apapun, pria gemuk itu sudah ditarik oleh Mikasa, lalu setelah ditendang olehnya, pria gemuk yang berbobot hampir 100 kg itu mental sampai sejauh beberapa meter, setelah ditahan oleh tembok, barulah dia berhenti.

Gary tanpa sadar menelan ludahnya, selanjutnya pria itu berusaha berdiri dengan berpegangan kepada tembok, jarinya menunjuk ke arah Mikasa, "Dasar jalang, berani sekali kamu memukulku, hari ini aku...."

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu