Cantik Terlihat Jelek - Bab 385 Menyebabkan Masalah

Ibu mengeluarkan semangkuk sup lalu memberikannya, “Jadi, apa bagusnya kota besar ini, katanya tetangga, pindah kesini sudah setengah tahun, bahkan untuk saling lihat muka saja tidak bisa, sebelumnya kita di kota A, tetangga itu harusnya……” ibu tiba-tiba menyadari kalau dirinya terlalu banyak bicara.

Mia yang sedang memakan roti, sedikit tersendat, bagaimana mungkin dirinya tidak mengerti, meskipun di kota B, tempat tinggalnya bagus, makanannya enak, akan tetapi hujan emas di negeri orang tidak sebagus hujan batu negeri sendiri, orang tuanya adalah penduduk asli kota A, usia semakin bertambah, yang dirindukan juga semakin banyak.

Mungkin, dia bisa mempertimbangkan, untuk pulang ke kota A.

“Apakah kehidupan Mira dan Sani bisa diatur dengan baik?”

Ayah keluar dari dalam kamar, “Urusan ini, keluarga Yu juga turun tangan, hei, ini masih dengan status sosial yang samakan, jelas-jelas ini anak pria kita yang mau menikahi menantu perempuan, kenapa rasanya seperti mau menikahkan anak perempuan sendiri ya?”

****(orang tua dari pihak perempuan biasanya lebih khawatir dibanding orang tua pihak pria)***

Mia membawakan sup ke hadapan ayahnya, berdiri, membantu Rena membereskan tasnya, “Ayah, mereka berdua baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir, kamu juga harus senang sedikit, kok malah masih mengeluh.” Setelah selesai berbicara, Mia masuk kekamar.

Melihat Rena sudah bangun, dia masih mengenakan bajuh putih semalam, dia mengerutkan kening, “ Rena , pergi sekolah, tidak boleh mengenakan ini, kamu kesusahan kalau ke wc.”

Rena membawa jas ditangannya “Ibu, aku pakai ini ya sekali saja, boleh gak?”

Mia mengelus hidungnya yang mungil, “ Rena juga suka pamer?

Sambil berbicara, dia menggaruk kepalanya.

“Ibu, aku bukan mau pamer, aku hanya ingin kasih lihat teman-teman, bahwa ini adalah hadiah ayah dari surga.”

Kepala Mia sedikit mati rasa, “ Rena ….”

“Ibu, biarkan aku mengenakannya sekali saja, boleh ya? Aku pasti tidak akan membuat baju ini kotor, karena ini adalah hadiah dari ayah untukku."

Melihat matanya seperti memohon, Mia tidak berkata apa-apa.

Mungkin dia mengabaikan anaknya yang sedang merindukan ayahnya, perceraian, baik wanita maupun pria mungkin bisa melakukannya sendiri, akan tetapi, menyakiti anak tidak bisa dihindari, dia sendiri bisa melakukan yang terbaik untuk memberikan apa yang dibutuhkan Rena , akan tetapi dia tidak bisa memberi kasih sayang seorang ayah.

Sampai disekolah, dia memanggil dua guru diluar kelas, lalu menjelaskan keadaan ini kepada gurunya.

Lagipula orang dewasa, semuanya mengerti, surga, apa maksudnya?

“Ibu Mia, aku minta maaf, aku benar-benar tidak tahu, bahwa ayah Rena sudah…… kemarin waktu kita membicarakan tentang 'aku sayang ayah', aku masih membiarkan dia untuk membayangkan ayahnya seperti apa.” Berbicara sampai sini, salah satu guru, menundukan kepala, sedikit canggung.

Mia menghela nafas, “lalu apa jawaban dia?” tiba-tiba dia ingin tahu, dimata Rena , Mohan itu seperti apa?

Guru menghela nafas, dan menjawab: “dia bilang, ayahnya sangat tampan, dan ayahnya itu seperti ultraman.”

kepikiran, dan hatinya merasa tidak enak, dia langsung berlutut didepan Mia: “Benar-benar minta maaf, nanti, aku bisa lebih hati-hati, Rena dia…..”

Ada air mata di mata Mia, tiba-tiba dia berkata: “tidak apa-apa, ayah dia sebenarnya masih ada, hanya saja kami sudah pisah.” Dia membayangkan ayahnya, hatinya merasa berat.

Sampai di kantor, Dudu melihat mood Mia kurang baik, kemudian dia bertanya: “siapa yang menyebabkan bidadari kami seperti ini?”

Dudu membujuk Mia, sampai dikantor berkerja, setelah mengalihkan perhatian dari Liusan, sudah mulai terbiasa dengan ccemburu.

Mia menatap Dudu, “Tunggu Mira menikah, lalu aku ingin membawa Rena dan orang tuaku kembali ke kota A.” sebelumnya ide ini sudah lama disimpan dihati, akan tetapi, setelah pergi ke sekolah Rena, lalu memutuskan.

Mia memutuskan, setelah pulang ke kota A, akan membiarkan Rena bertemu Mohan, tidak peduli apa yang terjadi diantara mereka, anak cuman ingin punya satu ayah, ini tidak salah, dan ini juga adalah tanggung jawab dan kewajiban Mohan.

Dudu kaget dan berkata: “ayo, kasih alasannya.”

Mia menatap dia, membuka mulut.

“Bukannya demi Mohan, iya kan?”

Mia menatapnya, “Iya, demi Rena dan orang tua, bukankah buah tidak jauh jatuh dari pohonnya?”

Dudu langsung duduk di kursi kantor Mia, mendorong hpnya kedepan Mia, “Mia, kamu lihat, laki-laki ini, kamu yakin, dia bisa menjadi seorang ayah yang baik, kamu tidak dengar gimana Liusan mengomentarinya, dia bilang sekarang Mohan ada di kota A, dia adalah algojo, berapa banyak perusahaan, berapa banyak mata pencaharian orang, karena dia, semuanya hancur, dia tidak ada hati, kamu mempertahankan dia beberapa tahun ini, dan dia? Pernah tidak nanyain ibu dan anakmu?"

Mia tidak bicara, Dudu mengatakan yang sebenarnya.

“Aku hanya ingin membiarkan Rena tahu siapa Mohan?”

“Orang rumah juga blum pasti tahu kan? Posisinya sekarang, lalu wanita yang mencintainya, mengantri panjang, kalau pria itu suka, anak seperti apa yang tidak bisa dia buat? Dia tidak akan peduli dengan Rena seorang."

Kenyatannya sangat kejam, faktanya Mia tidak bisa merubahnya, persis seperti apa yang dipikirkan bahwa pria itu bajingan.

“Kamu cariin Rena ayah tiri, anak ini masih kecil, kalau sudah lama, perasaannya akan muncul, secara alami dia bisa menerimanya.”

“Dia tahu itu.”

“dia tahu itu, terus kamu dari awal sampai akhir tidak akan melepaskan Mia? Kamu ya, masih sangat sulit untuk mengatakan pria itu tidak jahat, wanita itu tidak mencintai, Mohan ini, sampah, kamu…….”

Mia tidak berbicara, tepatnya, tidak bisa berkata apa-apa.

Acara pernikahan anak perempuan keluarga Sani, menyebabkan kehebohan di kota B.

Sebagai pebisnis, dirinya mempunyai banyak relasi.

Pada saat Mohan berada dikota A menerima undangan, matanya muram.

“Kakak, di hari itu, kamu bisa tidak jadi pengiring pengantinku?” tiba-tiba Sani mencari Mia.

Mia sangat menyukai Sani, wanita ini, sederhana, ramah.

Dia tersenyum, “Jangan berlebihan, wanita yang sudah cerai mendampingi pengantinmu, kamu tidak takut dengan nasib buruk.”

Sani mengerutkan alisnya, “Kakak, hari-hari aku dan Mira lewati, aku dari awal tidak percaya, takhayul, kamu berpendidikan tinggi, bagaimana bisa percaya dengan mitos beginian."

Tidak ada alasan lagi untuk Mia.

“Kamu kakak Mira, dan juga kakakku, kamu bisa menemani pernikahanku, aku dan Mira bisa bahagia.”

Semuanya sudah dibicarakan, apa lagi yang ingin dikatakan Mia?

Hari pernikahan, Mia bangun lebih pagi, menemani Sani berdandan, mencoba gaun, biasanya tampilan Sani biasa saja, pada saat berdandan, tampilannya sangat cantik.

“Adikku mempunyai mata yang bagus.” Dia menghela nafas.

Sani sedikit malu, “kalau begitu, Mira lebih baik.”

Sebenarnya, orang luar berpikir anak perempuan Perusahaan Yu, sedikit bodoh, otaknya kosong, begitu banyak pria yang bisa dipilih dia, secara tidak masuk akal dia memilih pria miskin, akan tetapi, hanya Mia yang mengerti, dia itu sangat pintar, dia menikah dengan Mira, itu karena cinta.

Memikirkan kegembiraan adiknya kemarin malam yang sampai tidak tidur, dia tahu, Sani tidak salah pilih.

Tapi, dia tidak pernah tahu bahwa pesta itu yang membuat hidup damainya, malah muncul masalah.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu