Cantik Terlihat Jelek - Bab 668 Melepaskan Aderlan

Lengan baju yang dengan perlahan lepas dari jari-jari Aderlan, Mimi berjalan keluar dengan kakinya yang pincang.

Dari awal hingga akhir, dia tidak melihat ke belakang.

Aderlan juga tidak mengejarnya!

Malam berikutnya, di tempat barbeque di belakang Universitas T

"Berakhir begitu saja?" Rambo melihat Mimi yang memegang botol bir, menuangkan ke mulutnya, dan langsung mengambil dari tangannya.

Mimi mengerutkan bibirnya, berbisik: "Lupakan, aku tidak ingin memaksanya lagi!"

Benar-benar sangat melelahkan, penjelasan tidak akan ada gunanya jika tidak ada kepercayaan, jatuh cinta, benar-benar cukup untuk mengeluarkan cukup banyak usaha lagi.

Dia bukan tipe orang yang suka bimbang, tetapi dalam kasus Aderlan, dia sangat bimbang dan tersakiti.

"Kamu bisa melepaskannya?"

"Kalau tidak? Saling menjerat tidak ada habisnya?"

Rambo melipat tangan di depan dadanya dan bersandar di belakang kursi, setelah menatap Mimi sebentar, dia langsung berdiri, lalu mengambil gelas bir dan menyentuh botol bir Mimi, "Dia ini, meskipun aku tidak terlalu menyukainya, tapi kamu jangan terlalu sembarangan, aku masih berpikir seharusnya kamu mengikuti kata hatimu!"

Mimi tidak menjawab.

Kemudian, mungkin karena dia berhasil mendapatkan tanda tangan kontrak, meskipun Aderlan tidak setuju, tetapi Wenra masih diam-diam mengaturnya dan secara resmi berpartisipasi dalam kerja sama dengan Perusahaan Mo.

Menurut akal sehat, dia harus menolaknya, tetapi jika dipikir-pikir, karena dia telah memutuskan untuk melepaskan, kenapa dia harus bersembunyi.

Jadi, ketika dia melihat Aderlan di lokasi konstruksi, meskipun ada riak di hatinya, tetapi dia jauh lebih tenang.

Pada saat itu, dia dikelilingi oleh banyak orang, dan semua orang rata-rata ingin mendekati dan menjalin hubungan dengannya.

Bahkan dia yang mengenakan pakaian kerja biasa, mengenakan topi pengaman, tetapi tetap saja membuatnya terlihat berbeda dari yang lain, hanya dengan satu lirikan langsung membuat orang sulit memalingkan wajah.

Mimi berdiri di luar kerumunan, dan beberapa rekan kerja yang bersamanya dengan sangat bersemangat berdiskusi di sampingnya: "Inilah Mimi yang bisa mengandalkan kecantikannya, tetapi dia malah ingin mengandalkan kemampuannya."

"Salah, seharusnya Mimi bisa tidak mengandalkan kecantikannya, tidak mengandalkan kemampuannya, dan seumur hidupnya tetap bisa berkecukupan, tapi dia malah tetap berusaha keras."

Dia menundukkan kepala dan perlahan keluar dari kerumunan.

Berjalan ke area hijau yang sedang dibangun di depan itu, duduk di atas teras bunga yang tinggi, sambil melihat tabel data di tangannya.

Meskipun dia memiliki pengetahuan teoritis yang sangat baik, tetapi pengalamannya adalah 0, jadi jika dia ingin bisa berdiri di industri ini dengan baik, dia harus lebih tegus dari orang lain.

Oleh karena itu, di lokasi konstruksi dia sebenarnya harus sangat rajin, tetapi ketika dia punya waktu dia langsung mengikuti rekan-rekan kerjanya untuk belajar.

"Nona, mobil kita harus lewat dari jalan ini, jalannya sedikit sempit, mohon pinggir dulu!"

Sebuah suara terdengar dari atas kepalanya.

Mimi melihat ke atas, wajah yang akrab dengan senyum cerah yang muncul di depan matanya.

"Tuman …."

Dia berseru!

Meskipun beberapa tahun tidak bertemu, meskipun dia terlihat lebih tua, tetapi Mimi langsung mengenalinya dalam sekilas saja.

Tuman malah menatap Mimi, mengerutkan kening dan sedikit canggung, "Halo, apa kamu mengenalku?"

Mimi kaget dan langsung menyadari, oh iya, dia bahkan telah lupa, saat ini dia adalah Mimi dan bukan Rozi.

Melompat turun dari teras bunga, tanah yang sedikit basah, dan membuat kakinya tergelincir ke depan, Tuman melihat keadaan dan langsung cepat mengulurkan tangan untuk menahannya.

"Hati-hati, di sini licin!"

Setelah bebricara, dia langsung melepaskan tangannya, wajahnya pun memerah.

Mimi melihatnya, membuka mulutnya … tetapi pada akhirnya hanya bisa tersenyum, dan tidak banyak menjelaskan tentang dirinya itu siapa?

Bukan dia tidak mau, tapi dia tidak tahu apakah Tuman bisa keluar dari peristiwa Dodo itu.

Setelah perpisahan kali itu, dia pernah pergi mencarinya, tetapi suasana hati Tuman sangat buruk dan sama sekali tidak ingin bertemu dengan orang lain.

Jadi, dia takut membuatnya mengingat hal-hal yang menyedihkan itu.

Dia mengulurkan tangan dan berkata dengan tersenyum: "Halo, nama aku Mimi."

Menghadapi seorang nona muda, yang tiba-tiba menyapa dirinya dengan sangat ramah, wajah Tuman yang tebal itu menunjukkan ekspresi wajah yang tidak realistis.

Setelah tertegun beberapa saat, dia baru menyeka tangannya beberapa kali di baju, lalu mengulurkan tangan, tetapi hanya menyentuh pelan dan langsung menariknya kembali.

"Halo, nama aku Tuman, adalah kontraktor di sini."

Mimi ingin bertanya, bagaimana dia bisa melakukan pekerjaan ini?

Tetapi berpikir sejenak dan langsung mengubak topik pembicaraan, "Aku lihat di sini sudah hampir selesai, bagian dalam mengatakan tidak dapat lagi dibuka untuk lalu lintas, kamu ini ada keperluan?"

Tuman begitu ditanya oleh Mimi, wajahnya menegang selama beberapa detik, berpikir Mimi adalah pekerja di sini, lalu dia tersenyum dan berkata: "Kami datang ke sini untuk menarik sesuatu barang, dan segera pergi!"

Setelah berbicara, tanpa menunggu jawaban dari Mimi, dia langsung melambai ke mobil di belakangnya.

Pada saat itu, Mimi baru melihat jelas, di belakangnya diikuti dua truk, dua truk yang ditutupi kain hitam dengan sangat rapat, dan tidak bisa melihat apa yang ada di dalamnya.

Ketika mobil itu mendekat, Tuman mengangguk padanya dan berbalik naik ke atas mobil.

Mimi melihat kepergian mobil itu, pikirannya yang belum sempat kembali, dia langsung mendengar teriakan dari belakang, "Berhenti, berhenti!!!"

Kemudian, sekelompok satpam muncul di depan Mimi.

Di belakang diikuti oleh Aderlan dan sekelompok orang yang tadi mengelilinginya itu.

Saling bertatapan, tetapi dalam beberapa detik, dia langsung menarik pandangannya, tanpa menoleh ke belakang dan langsung bersiap untuk pergi.

Dia tidak ingin memiliki terlalu banyak kontak dengannya!

Hanya saja dia baru saja berjalan dua langkah, dan kemudian muncul suara dari belakangnya: "Apa yang kalian lakukan dengan diam di sini? Segera lapor polisi, benar-benar bertindak tanpa hukum, bisa-bisanya di kolom penahan beban, mengganti batang baja dengan kawat besi, akhirnya aku hari ini bisa menangkapnya."

Langkah kaki Mimi langsung terhenti, dia berbalik dan melangkah dengan cepat, meraih orang di depannya itu dan bertanya: "Kamu jangan bicara sembarangan, bagaimana bisa mengganti batang baja dengan kawat besi?"

Ini hal yang bisa menimbulkan korban jiwa!

Tuman tidak akan melakukannya!

Meskipun dia dulu pernah memanfaatkan kesempatan-kesempatan hukum sebelumnya, tetapi hal seperti ini, dia tidak percaya Tuman bisa melakukannya.

Pada saat ini, kerumunan itu perlahan mendekat, dan dua truk yang baru saja sampai di depan langsung diberhentikan.

Dia mengambil nafas dalam-dalam, dan tanpa peduli langsung masuk ke dalam kerumunan itu, lalu berjalan ke depan.

Dan, pada saat itu juga, terdengar suara sirene dari jauh dan dekat.

Datang dengan sangat tepat!

Tuman dan beberapa supir telah ditarik keluar dari mobil.

"Bos Liu, apa yang sedang Anda lakukan?"

"Yang sedang aku lakukan? Apa kamu tidak tahu dengan apa yang sedang kamu lakukan?"

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu