Cantik Terlihat Jelek - Bab 399 Gohan Itu Siapa?

Mia mengerutkan alisnya, "Silahkan katakan saja? Ada masalah apa yang bisa sampai membuat Direktur Liu datang ke sini sendiri?"

Liusan menjilat bibirnya dan tersenyum, "Kamu memanggil aku Liusan saja"

"Aiyo, kamu ada masalah apa? Cepat katakan! Benar-benar membuat orang merasa sangat cemas!" Dudu berjalan dari luar, melihat kedua orang yang sedang berbicara dengan sopan, Dudu pun menjadi sedikit cemas.

Mia menoleh ke Dudu dan meliriknya, "Dudu!"

"Ah? Oh.... baik" Dudu melirik Liusan sebelum berjalan ke arah pintu.

Hanya saja...

Kata Liusan selanjutnya membuat langkah kaki Dudu berhenti bergerak.

"Kamu... berkata, mau menyuruh aku pergi dinas ke Afrika Selatan?" Mia menatap ke Liusan dengan mata membesar, selama beberapa tahun ini, Liusan tidak banyak mengatur semua masalah kantor, semuanya diatur oleh Mia, sehingga Mia memang akan mengatur beberapa proyek, tetapi dia tidak pernah bekerja di luar kota, dan sekarang Liusan malahan meminta dia pergi ke Afrika Selatan.

"Kenapa? Tidak setuju? Aku mendengar seseorang berkata kamu pernah pergi ke lumayan banyak negara, kecuali Afrika Selatan" Sambil berkata, Liusan mengambil sebuah jeruk dan memberikan kepada Mia setelah mengupas kulitnya.

Mia sibuk menggelengkan kepalanya, dia bukan tidak mau, bisa pergi keluar kota jalan-jalan dan santai, dia tentu saja tidak akan menolak.

Hanya saja....

Setelah beberapa saat, Mia tiba-tiba melambaikan tangannya setelah dia berpikir dengan tenang.

"Kamu berbicara tentang ini pasti bukan karena demi pergi Afrika Selatan saja, katakan saja, hal apa yang membuat kamu kesusahan?"

Bekerja keluar kota sebagai penerjemah bukan merupakan masalah yang mengagetkan, meskipun yang harus keluar kota adalah Mia yang berposisi sebagai pengurus, kantor sekarang pun sudah memasuki tahap berjalan lancar, maka hal ini sama sekali tidak pantas bisa membuat Liusan begitu serius.

Liusan menjilat bibirnya dan bersuara setelah sangat lama : "Orang yang selalu mengikutimu, mau membuatmu sedikit kesusahan?"

Mia mengerutkan alisnya, "Membuat aku kesusahan? Mohan?" Orang yang bisa membuat Mia kesusahan sekarang hanya Mohan saja.

Liusan menatap ke Mia dan menggelengkan kepalanya, "Gohan"

Mia menarik nafas dalam, "Kamu meminta orang lain pergi saja, kalau benar tidak bisa, kamu menolak proyek ini saja, aku akan menggantikan kerugian perusahan"

Gohan adalah artis internasional yang terkenal, Mia sudah pernah menjadi penerjemahnya pada saat dia merekam sebuah film kemarin.

Etika Gohan sangat buruk, dia sangat narsis dan sombong.

Selama mengikuti dia tiga hari, Mia hampir muntah darah karena marah dengannya.

"Kalau begitu mungkin kamu harus bekerja di sini secara gratis untuk selamanya" Liusan berkata sambil mengeluarkan sebuah dokumen dari tasnya.

"Mia, masalah uang itu satu masalah, yang lebih utama adalah aku merasa kesempatan ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk kamu, proyek kali ini adalah film yang dibuat dengan biaya beberapa ratus juta dollar US, nama penerjemah akan muncul di akhir film, kalau kamu bisa bekerja dengan bagus, di masa depan akan ada banyak orang yang mau bekerja sama dengan kamu di bidang ini, kesempatan kali ini bisa dibilang merupakan kesempatan untuk menjadi terkenal, banyak orang ingin merebut menjadi penerjemah proyek ini, tetapi Gohan sudah berkata dia ingin kamu menjadi penerjemah"

Karena pekerjaannya cukup profesionall, di bidang penerjemah pun akan memiliki tingkat kesusahan yang tinggi.

Sehingga harga yang Gohan memberi kepada mereka termasuk sangat tinggi.

Mia tidak berkata, kesempatan kali ini benar-benar sangat berharga.

Kesempatan kali ini bisa merupakan sebuah tantangan dan peningkatan terhadap karier Mia.

"Mia, kamu masih sedang ragu apa? Bukannya kamu sedang mencari kesempatan untuk melarikan diri dari Mohan? Lalu, Helmi itu sudah menikah dan dia ada mengundang kamu, kamu mau pergi atau tidak? Jadi, menggunakan kesempatan kali ini, kamu cepat melarikan diri, bisa jadi kamu akan bertemu dengan pria luar negeri yang ganteng di sana"

Dudu berjalan masuk dari luar dan mengulurkan lidahnya ke Mia dan Liusan.

Mia menundukkan kepalanya dan tertawa dengan canggung, "Harus pergi berapa lama?"

"Kalau lancar, sebulan." Kalau tidak lancar, aku tidak tahu.

Liusan tidak berani mengatakan kalimat terakhir.

Mia menjawab, "Iya, aku akan memikirkannya dulu"

"Baik, paling bagus kalau kamu bisa memberikan aku jawaban malam ini, kalau kamu tidak mau pergi, aku masih harus diskusi dengan perusahaan Gohan" Liusan berkata sambil berdiri, setelah berputar balik badannya, dia menoleh ke Mia lagi, "Bagaimanapun, aku berharap kamu bisa memikirkannya dengan serius, wanita bisa memiliki keluarga, cinta, tetapi, seharusnya juga memiliki karier"

Mia mengangguk, dia tidak khawatir untuk bagian Rena, dia bisa meminta Mira pindah kembali untuk sementara, orang tua Mia juga sangat pintar dalam menjaga dirinya.

Hanya saja Gohan benar-benar membuat Mia sedikit sakit kepala.

"Liusan, kamu pulang dulu saja, aku akan menemani Mia dulu sebentar" Dudu mengusir Liusan.

"Dia sudah setuju kan?" Liusan langsung mendengar suara Gohan dari samping ketika dia baru saja menutup pintu.

LIusan menoleh ke Gohan yang berekspresi sangat gugup, kemudian menggelengkan kepalanya.

"Dia tidak setuju?"

"Masih sedang berpikir"

"Dia akan setuju, aku percaya"

Liusan menarik nafas, dia paling membenci penampilan pria ini yang memegang semua kemenangan di tangannya dari kecil.

"Kamu mau buat apa?" Liusan mengulangi pertanyaannya, ekspresinya pun ikut menjadi jelek.

Gohan berputar balik badannya dan menatap ke Liusan dengan wajah polos : "Aku masih bisa berbuat apa? Aku sedang memberikan dia kesempatan yang semua orang inginkan, aku sedang berbuat hal baik, aku masih bisa...."

"Ei ei ei... Gohan, kamu tidak perlu berpura-pura di depan aku, langsung berkata terus terang saja, kamu ada tujuan apa? Mengapa kamu terus mau pergi menganggu dia? Kamu jelas tahu Mohan tidak akan lepas tangan" Liusan memotong kata-kata Gohan dan bertanya dengan frustrasi.

Gohan mundur dua langkah dan berdiri serentak dengan Liusan, kemudian dia memiringkan kepalanya dan berbisik di telinga Liusan, "Sejak detik kamu membawa dia ke depan mata aku, aku sudah.... berpikir, aku harus menang!" Setelah berkata, sudut mulut Gohan pun terangkat dengan senang.

Ekspresi Gohan pun menjadi dingin, masalah kemarin Helmi melamar, kalau bukan karena pria ini memberi tahu Mohan dulu, orang tua Helmi yang berada di tempat begitu jauh mana mungkin bisa datang ke sini dengan tepat waktu, Liusan menggigit bibirnya sendiri kemudian melepas, kemudian mengigit lagi, selanjutnya dia maju dua langkah dan berkata kepada Gohan : "Kamu jangan mengira kamu bisa merencanakan semuanya, aku memberi tahu kamu, dia dan Mohan sudah melewati tingkat hubungan itu!"

Tubuh Gohan bergetar, selanjutnya Gohan berputar balik badannya dengan perlahan dan melihat ke Liusan yang sedang setengah menyandar di jendela mobilnya: "Kamu... kamu berkata apa? Bukannya Mia membenci Mohan?"

Liusan menaikkan jendelanya kemudian menurunkan lagi, selanjutnya dia duduk dengan tegak dan menepuk ke bahu Gohan yang jelas sudah menjadi tegang : "Melihat ekspresi kamu yang salah perhitungan, aku.... benar-benar sangat senang, benci? Kalau tidak ada cinta, dari mana ada benci?"

Setelah berkata, Liusan tertawa dengan suara besar dan menyalakan mobil.

Setelah pergi ke rumah sakit dan mendengar berita Mia mau keluar dari rumah sakit dengan keras kepala, Mohan langsung bergegas ke lantai bawah rumah Mia, boleh dibilang bergegas ke lantai bawah rumahnya sendiri juga.

Kemudian Mohan pun menelepon Mia.

"Aku di lantai bawah rumah kamu, kamu mau aku yang naik atau kamu yang turun"

Orang tua Mia baru membawa Rena pergi jalan-jalan, Dudu baru saja keluar membeli cemilan, seharusnya beberapa saat lagi baru bisa pulang, setelah berpikir, Mia menjawab, : "Kamu naik saja"

Kalau Mia turun dan para tetangga melihatnya, dia akan semakin susah mau menjelaskan,

Mohan baru saja menginjak ke dalam rumah, dia langsung melihat Mia sedang membereskan koper, "Kamu mau berbuat apa?" secara refleks, nada suara Mohan berisi sedikit kegugupan.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu