Cantik Terlihat Jelek - Bab 730 Selamat tinggal Kenbo

Namun, mobil itu tidak menuju ke seberang yang ditunjukkan Fisi, tetapi berputar dan menuju ke jalan lain.

“Kemana kamu mau membawaku? “

Lucky tidak menjawab, tetapi memutar mobilnya lagi dan memasuki jalan utama di sebelah kanan.

Dia mengerutkan dahi, menorah dan menatap Lucky, “Apa yang ingin kamu lakukan? “

Lucky mengangkat tangannya, menunjukkan jempol kepadanya,

“Fisi, kamu sangat berbakat. “

Fisi memalingkan mukanya menatap luar jendela, melihat pemandangan ke belakang dengan cepat, mengingatkan bahwa, kecepatan mobil ini, pasti tidak lambat.

Buka pintu, lompat, tidak meninggal juga akan cacat!

“Jika kamu tidak menghentikan mobil, aku akan menelepon polisi. “ kemudian dia mengeluarkan ponsel.

Lucky mendengus dingin, mengangkat rahangnya ke arah depan mobil, “Itu tepat di depan. “

Fisi melihat ke depan mobil sesuai arahannya.

Di dekat jembatan di seberang kota, berdiri seorang pria, cahaya kurang terang, agak berjauhan, tetapi Fisi bisa mengetahui siapakah itu?

Dia mulai bergetar, tangannya memegang lengan Lucky, “Kamu…bagaimana kamu mengenalnya? “

Lucky memperlambat kecepatan mobil, berbelok ke kanan, ketika mobil berhenti, dia menoleh dan tersenyum pada Fisi dan berkata :

“Awalnya berpikir, jika gagal menipumu masuk ke mobil, mungkin akan membuatmu pingsan dan membawamu kemari, tidak menyangka, kamu naik sendiri. “

Setelah berbicara, melambaikan tangannya kepada dua pria yang di luar jendela, mengangguk, kemudian mendengar Lucky berbisik di telinga Fisi :

“Maaf, Fisi, aku punya pegangan di tangannya, kali ini aku berhutang padamu, tapi, kamu hebat, idola besar ini mencarimu dimana-mana”

Fisi hanya merasa berantakan.

Kemudian, dia diusir Lucky untuk turun.

Berdiri di dekat jembatan, hingga Lucky menyetir pergi, dia baru mengencangkan tubuhnya, mengerutkan bibirnya.

Memalingkan kepalanya, meliert Kenbo “ Kenbo, mengapa kamu di sini? sudah lama tidak bertemu! “

Padi usia 25 tahun, dia berhenti memanggil Kenbo abang, karena, Della tidak mengizinkan.

Dan Kenbo menyetujui permintaannya yang tidak masuk akal.

Kenbo membalikkan punggungnya terhadap Fisi, angin di tapi sungai agak kuat, Kenbo mengenakan sweater hitam yang panjang, itu adalah hadiah ulang tahun ke 26-nya yang diberikan oleh Fisi.

Itu juga merupakan ulang tahun terakhir yang dia lewati bersama Kenbo, ulang tahun Fisi dan juga Kenbo.

Agar mudah di ingat, kepala panti merayakan ulang tahun seluruh anak panti di hari yang sama.

Sweater panjang itu, dia membelinya dengan cara menghemat uang sarapan, itu adalah merek yang sering di pakai Kenbo.

Namn, sepertinya Kenbo tidak menyukai itu, karena dia tidak pernah memakainya, ketika Fisi memberikan padanya.

“Mengapa kamu tidak mengatakan? “tiba-tiba terdengar suara kecil.

Salam keributan mobil di pinggir jalan, sepertinya sulit di dengar.

Tapi Fisi mendengarnya.

Dia mengerutkan dahi, tidak begitu mengerti maksud Kenbo, hatinya tidak tenang.

Lucky tadi mengatakan bahwa Kenbo mencarinya dimana-mana dan sekarang menanyakan kenapa dia tidak mengatakan?

Dia mengepalkan tangannya diam-diam, menahan keraguaannya, berpura-pura tenang dan berkata :

“Apa yang tidak dikatakan? Aku tidak mengerti! “

Kenbo berbalik, memandang wanita yang di depannya, tidak bertemu selama setahun lebih, dia kelihatan kurus sedikit dan rambutnya memanjang.

Fitur muka yang halus, sudut mulut yang sedikit cemberut dan eyeliner yang terangkat, memang mirip dengan Catlyn dalam ingatannya, jika di lihat dengan teliti.

Baru menyadari, selama bertahun-tahun, dia tidak pernah memandang serius wanita yang disampingnya ini.

Sehingga, dia tidak pernah curiga, bahwa dia begitu paham dan akrab dengan keadaannya.

Hanya berpikir, itu adalah hal yang harus di lakukan sebagai seorang asisten.

Sama seperti kata Aderlan, jika dia lebih teliti dalam beberapa tahun ini, tidak mungkin tidak menyadari bahwa, orang yang di sisinya, itu Catlyn.

Berpikir, apa yang telah Fisi lakkan untuknya, berpikir mata dingin yang dia berikan kepada Fisi, berpikir apa yang di bebani Fisi untuknya.

Dia merasa sakit hati.

“Kembalikan apa yang kamu ambil! “

Fisi membuka mulut, terkejut dan kemudian menghela nafas lega dengan diam, dia ketakutan, dia berpikir….pikir….

Fisi cemberut, “Yang kamu masked itu barang-barang adikmu itu? Itu, aku….aku membuangnya semua….”

“Kamu….”Rajah Kenbo menghitam.

Fisi hanya merasa takut, karena ekspresi Kenbo ini, pasti mau marah.

“Aku hanya tidak ingin melihat kamu terus berada di masa lalu, kamu mempunyai masa depan yang baik, jangan membiarkan seseorang….seseorang yang mungkin tiada, menghancurkanmu….”

Sebelum selesai bicara, Fisi di tarik Kenbo dan dimasukkan ke dalam mobil yang berhenti di tepi jalan.

Sampai pintu mobil tertutup, Fisi masih belum kembali stabil, terengah-engah, sedikit tidak berani menatap Kenbo.

Pria ini, ketika marah, dia benar sedikit takut.

Mobil bergerak, melaju cepat meninggalkan jembatan.

“Maaf, Kenbo, aku melakukan ini….demi kebaikanmu. “

“Aku melihatmu mencarinya begitu banyak tahun, aku hanya tidak ingin melihatmu menderita. “

“Jadi, aku berpikir, karena aku akan pergi, aku membawanya pergi, membuat sesuatu yang baik. “

“Karena sudah begitu banyak tahun….”

“Apa alasan kamu mengundurkan diri? “tiba-tiba, Kenbo bertanya, membuat Fisi menjadi bingung.

Apakah pria ini terlalu marah? sehingga menanyakan alasan dia mengundurkan diri?

Bukannya seharusnya, Kenbo memarahinya dan melototinya?

Fisi menelan ludah, “Sebagai asisten, aku tidak bisa pacaran, aku sudah berusia tua dan ingin menikah. “

Pada titik ini, dia tidak membohongi Kenbo, pergi, karena telah menyerah, juga demi kebaikannya dan yang lebih penting adalah, karena dia ingin hidup untuk dirinya sendiri.

Kecepatan mobil tiba-tiba bertambah.

Perasaan punggung yang kuat membuat Fisi memegang sabuk pengaman dengan kuat, “Kamu…lambat sedikit, jalan sini, kamu tidak begitu kenal. “

Namun, Kenbo seperti tidak mendengar kata-katanya.

Dengan kecepatan cepat menuju ruang bawah hotel dan berhenti.

Fisi mengenal hotel ini, pertama kali dia menemani Kenbo ke grup shooting, pada saat di daerah Pelangi, mereka tinggal di hotel ini.

Memegang dada, dia menghela nafas dengan kuat, lalu berbalik melihat Kenbo.

Kenbo bersandar di roda setir, matanya tertutup, tampaknya seperti tertidur.

Ketika dia sedang linglung, sebuah suara rendah, berbunyi di dalam mobil.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu