Cantik Terlihat Jelek - Bab 726 Mencari Adikku

"Kamu jangan mengira menjadi asisten kerjaanya hanya menjadi pembantu saja, kalau kamu benar-benar ingin bekerja dibidang ini, kamu harus mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri."

Menyelesaikan masalah yang dimaksudnya itu menyuruh Kenbo Xiao untuk makeup?

Semua orang termasuk Devita yang tidak pernah berhasil membujuknya, malah menyuruh dirinya yang sebagai orang baru untuk melakukannya?

Fisi berniat buka suara, akhirnya tidak jadi, dirinya tahu, Devita sengaja menyulitkan dirinya.

"Devita, kalau aku berhasil membujuknya, apakah gajiku bisa dinaikkan?"

"Kamu bilang apa?"

"Aku kerja part-time karna aku membutuhkan uang, tapi pekerjaan ini seharusnya diluar lingkup pekerjaanku kan?"

Fisi mengatakan dengan seperlunya, dia tidak boleh membiarkan Devita menyadari kalau dirinya istimewa bagi Kenbo .

Oleh karena itu, seperti yang diketahui, usaha harus dibayar dengan pembayaran.

"Saya dari dulu tidak pernah pelit kepada orang yang benar mempunyai kemampuan."

Devita meliriknya, seusai berbicara, lantas balik badan meninggalkannya.

Di dalam mobil Alphard, Kenbo sedang memejamkan matanya tidur.

"Kakak Kenbo ..."

"Ya!"

"Aku disuruh Devita untuk membujukmu makeup."

"Dia mengatakan, asalkan kamu bersedia untuk makeup, maka dia akan menaikkan gajiku."

"Kakak Kenbo ..."

"Jika kamu tidak mau melanjutkan pekerjaanmu lagi, kamu boleh turun segera dari mobil ini."

Seusai berkata, dia mengganti posisi badan, melanjutkan tidurnya.

Fisi mengerutkan bibirnya tidak melanjutkan pembicaraannya, kepalanya menoleh ke arah jendela, menanggis tersedu-sedu.

Semakin menangis, dia semakin merasa sedih.

Dia teringat masa-masa yang dilewatinya sendirian beberapa tahun ini, teringat masa ketika berpisah dengan Kenbo , teringat masa berjumpa kembali dengannya.

Supir yang duduk didepan menoleh kepalanya melihat Fisi , semenjak Kenbo menjadi artis dia sudah bekerja sebagai supirnya.

Pria ini kelihatan usianya masih kecil, namun selalu mempunyai pemikirannya tersendiri.

Biarpun biasanya dia jarang berbicara dengan mereka, namun sikapnya selalu sungkan, tidak pernah menyulitkan mereka.

Namun, meski demikian, dia juga tidak berani buka suara untuk menasehatinya.

Di profesi seperti mereka, satu-satunya cara agar bisa bekerja lama adalah jangan sesuka berbicara dan mengurus permasalahan orang lain.

Sebentar lagi akan sampai ke tempat tujuan.

Tangisan Fisi semakin keras.

Akhirnya...

"Aku tidak suka dipaksa oleh orang lain!"

Kenbo akhirnya buka suara.

Tangisan Fisi berhenti setelah mendengar perkataan Kenbo , hatinya senang, memang benar tebakan Fisi , jurus ini pasti mempan di Kenbo .

Fisi menoleh, dia menghembuskan nafasnya sambil memandang Kenbo "Aku...aku...aku tidak berniat untuk memaksakanmu, aku hanya takut saja, kalau Devita memecatku, maka... nanti aku tidak ada uang lagi untuk membayar uang semesteran berikutnya."

Kenbo mengangkat alisnya, menenggok gadis remaja yang ada didepannya, matanya masih tergenang air mata, hidungnya merah seusai menanggis.

Kelihatannya mirip sekali dengan 'dia' yang ada diingatannya.

Dia dari dulu bukan orang yang berhati lembut, air mata wanita sama sekali tidak berguna untuknya, tentunya terkecuali Catlyn .

Gadis itu selalu mempunyai cara membuat hatinya menjadi tidak tega.

Setelah meninggalkan panti asuhan, ia mengerti, didunia ini jika dia ingin menjadi kuat untuk melindunginya, dirinya tidak boleh berhati lembut.

Namun gadis remaja dihadapannya membuat dia melanggar pantangannya sendiri.

Dia tentunya sadar, menyuruhnya untuk pergi adalah perbuatan yang paling tepat yang harus dilakukan saat ini.

Namun perkataan yang dikeluarkannya malah menjadi, "Aku tidak akan menyuruhmu pergi, begitupun juga dengan Devita ."

Sudut mulutnya muncul, wajah Fisi terpampang senyum, menggenggam erat lengannya Kenbo , "Serius?"

Kenbo meliriknya dengan 1 pandangan, Fisi segera melepaskan tangannya, "Kalau begitu, bolehkan aku tahu alasan kenapa dirimu tidak mau makeup? Aku tidak akan cerita ke orang lain, paling tidak aku harus bisa meyakinkan diriku."

Kata Devita, semenjak Kenbo menjadi artis hingga sekarang, diacara manapun dia tidak pernah mau makeup, bahkan model rambutnya saja tidak boleh diganti.

Oleh sebab itu, banyak film drama yang ditolak dikarenakan alasan tersebut.

Kenbo kembali memejamkan matanya, tanpa membalas perkataannya.

Fisi mengernyit, dia mengira Kenbo tidak akan menceritakan kepadanya.

Namun ketika mau turun dari mobil, Kenbo tiba-tiba mendekat dan berkata kepadanya, "Aku sedang mencari seseorang, aku takut kalau sudah makeup, dan ganti model rambut, dia tidak bisa mengenaliku lagi."

Pada kata terakhir, Fisi jelas mendengar getaran dalam perkataanya.

Dia dengan spontan bertanya, "Kakak Kenbo , siapakah yang sedang kamu cari?"

"Adikku!" Suaranya terdengar begitu ringan tidak jelas.

Tetapi, Fisi tetap mendengarnya.

Setelah Kenbo melangkah jauh, Fisi masih belum tersadar dari kata "adikku" tersebut.

Hidungnya terasa perih, air mata membanjiri matanya, dia yang menggenggam bajunya, kejutan serta sentuhan yang di lubuk dihatinya membuat badannya bergetar.

Kakak sedang mencari dia!

Kakak ternyata sedang mencari dia!

Fisi mengira, dia pasti sudah melupakan dirinya.

Ternyata, selama ini tidak hanya dirinya saja yang masih mengingat dengan semua ini.

“Kakak!"

Fisi tetap memanggilnya, meskipun dia sadar Kenbo tidak akan mendengarkannya.

"Gadis kecil, ayo jalan, Kenbo sudah masuk kedalam."

Ujar supir yang seusai memarkirkan mobil, setelah melihat Fisi masih melamun ditempat.

"Terima kasih Kakak Hu ."

Dia menganggukkan kepalanya kearah supir.

Pemotretan produk iklan sore ini adalah baju dari brand yang terkenal, karena Kenbo mempunyai body sangat ideal, maka pemotretan berjalan dengan sangat lancar.

Waktu mereka berangkat pulang, baru pukul 4 sore.

"Langsung balik rumah."

Ujar Kenbo kepada supir setelah masuk ke mobil.

Fisi kebingungan, dia baru pertama hari kerja, dia bingung mesti bagaimana.

"Kakak Kenbo , aku mesti ikutin kamu?"

Kenbo memijat dititik pusat kening, menggelengkan kepalanya, ”Kamu balik saja, minggu depan baru datang lagi."

Fisi menganggukkan kepalanya.

Dia awal mengira kalau gagal membujuk Kenbo makeup, Devita akan marah, namun kedepan beberapa hari Devita seperti lupa akan hal ini, sama sekali tidak menyebutnya.

Dia terhitung lolos dalam uji coba kerja.

Hanya komunikasi dengan Kenbo benar-benar biasa saja, tidak ada yang istimewa.

Setiap hari sabtu dan minggu dia menemani Kenbo pergi ke tempat acara, iklan dll.

Kehidupan yang ada di dunia hiburan, ternyata tidak serumit yang dia pikirnya.

Semua orang sibuk dengan kerjaan sendiri, tidak ada konspirasi kejahatan yang dikiranya.

Dia dan Kenbo tidak ada pembicaraan lain, selain perbincangan hari pertama dia kerja.

Belakangan ini, Kenbo hampir tidak berbicara sama sekali.

Baik berbicara yang baik maupun yang buruk.

Kadang dia sendiri mencurigai, apakah kakak menderita penyakit autis.

Kondisi seperti ini berlanjut hingga dengan masa liburan dinginnya dia dan Kenbo tiba.

"Ada syuting film di kota H, kamu bisa ikut?"

Kota H, kota dimana dia dan Kenbo bertumbuh besar?

Hati Fisi merasa sedikit gembira.

Dia menganggukkan kepalanya, "Bisa, pergi berapa lama?"

Devita memegang pena dan melingkari beberapa angka dikalender yang terletak diatas meja, "Besok mulai kerja, sampai kalian masuk sekolah."

Sampai masuk sekolah, berarti…

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu