Cantik Terlihat Jelek - Bab 654 Kondisi Nyata Orang Tuanya

Aderlan mengerutkan alisnya, jemarinya yang panjang memegangi rahangnya, dengan sedikit memiringkan kepala melihatnya, kemudian ia berdiri dengan santai berkata: “Apabila aku mengatakan bahwa orang tuamu sudah meninggal sejak awal, apakah kamu bisa merasa semua ini terlalu kejam?”

Tubuh Mimi terasa bergetar, ya, memang terlalu kejam!

Ia menelan-nelan ludah, memandang Aderlan dengan wajah yang terpaksa ceria, “Kamu pasti sedang bercanda denganku kan? Kakek Mo berkata bahwa mereka masih sedang mencariku.”

Makanya baru meminta dia dan Aderlan untuk saling mengenal sementara waktu.

Makanya baru muncul begitu banyak masalah yang kacau saat ini, kalau memang sudah meninggal, kenapa kakek Mo harus melakukan ini?

Akan tetapi hatinya masih tetap merasa tidak tenang.

Karena dia tahu Aderlan yang dihadapinya saat ini merupakan seseorang yang bajingan!

Aderlan berharap dia sedih, berharap dia menderita.

Melihat suasana hatinya yang bergejolak tersebut, dengan tampangnya yang mengerutkan alis dan menutup bibirnya tersebut, membuat ia teringat akan wanita yang sudah lama menghilang itu.

Dengan aneh muncul sedikit perasaan tidak rela.

Akan tetapi setelah dipikir kembali, orang yang berada di depannya saat ini adalah Mimi, tidak mungkin adalah dia! Sudah pasti tidak mungkin!

Jadi saat berbicara, ia mengatakan dengan terang-terangan:

“Itu hanyalah sebuah kebohongan antara kakekmu dan kakekku, kakekmu takut saat dia sudah meninggal nanti, kamu seorang diri akan merasa putus asa dan tidak ada semangat untuk hidup lagi!”

Hanya sebuah kebohongan?

Papa dan mama sudah lama meninggal?

Takut dia tidak dapat hidup seorang diri?

Mimi seperti terbengong.

Dia mengangkat wajahnya yang terlihat lemah dan pucat, air matanya pun mengalir keluar.

Sambil mengcengkram rambutnya ia mengelengkan kepala, bagaimana bisa begini? Bagaimana bisa begini?

Dia seperti tersedak, setelah diam sejenak dengan senyum dingin yang tipis ia berkata: “Terima kasih kepada tuan muda besar Mo sudah mengingatkan!”

Sambil berkata ia mengangkat kepala melihat Aderlan, “Dengan begitu aku dengan keluarga Mo sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi, kelak juga tidak akan muncul di hadapan Anda lagi, jadi tuan muda besar Mo silahkan Anda pergi!”

Selesai berkata ia membaringkan diri, menarik selimut dan menutupi kepalanya.

Ia menangis hebat di dalam selimut!

Saat ini ia benar-benar mengerti bahwa dirinya sekarang sudah menjadi anak yatim piatu, tidak mungkin memiliki orang tua lagi.

Setelah ini dia dan keluarga Mo juga Aderlan sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi.

Dia tidak lebih hanya seperti orang jalanan yang biasa.

Aderlan begitu hebat, dengan satu kalimatnya saja bisa menentukan hidup dan matinya. Dia adalah orang yang tidak mungkin digapainya.

Tapi Aderlan bagaimana bisa kamu begitu bajingan? Bagaimana bisa begitu tega?

Secara paksa ingin mematahkan semua kenangannya!

Apabila suatu hari kebenaran terungkap, kamu tahu bahwa aku adalah Rozi, semoga kamu tidak menyesal dengan apa yang sudah kamu lakukan saat ini.

Tidak tahu kapan Aderlan pergi, saat suasana hatinya sudah lebih stabil ia membuka selimut dan melihat di dalam kamar sudah tidak ada orang.

“Mimi, ini adalah steak sapi yang kamu suka, karena macet jadi aku pergi membelinya dengan berlari, coba kamu cicipi!” Terdengar suara Rambo namun belum nampak orangnya.

Mimi berusaha untuk terlihat gembira.

Akan tetapi…setelah mendengar perkataan Rambo malah membuat hatinya terasa sedih.

“Kenapa? Tidak ingin makan? Kalau begitu aku pergi membeli yang lain, kamu katakan saja….”

“Rambo, sungguh berharap kamu dapat bertemu dengan seseorang yang mencintaimu dan kamu juga mencintainya!” Dia menatap Rambo berkata sambil tersenyum.

Tangan Rambo yang sedang memegang sumpit bergetar sejenak dan kemudian ia terlihat tersenyum pahit.

Dan tidak menjawab perkataan Mimi!

Ia menaruh peralatan makan dan makanan di hadapan Mimi, memberikan sumpit kepadanya, “Cepat makan, kalau sudah dingin nanti tidak enak!”

Mimi menundukkan kepalanya, air mata mengalir keluar dan ia berusaha untuk menganggukkan kepalanya.

“Aku ingin keluar dari rumah sakit!”

Tidak ingin bertemu dengan orang keluarga Mo, tidak ingin bertemu dengan siapapun lagi!

Mimi memakan beberapa suap, kemudian menatap Rambo dan berkata kepadanya.

Rambo ingin membujuknya, tetapi setelah dipikir-pikir ia akhirnya menganggukkan kepala, “Oke, aku pergi mengurus prosedur untuk keluar dari rumah sakit.”

Saat keluar dari rumah sakit, Rambo merasa sedih melihat Mimi yang berjalan terhuyung-huyung.

Ia mengantar Mimi kembali ke asramanya, setelah berpikir ia lalu pergi ke perusahaan Mo.

Akhir-akhir ini sedang ada berita hangat, siapapun tahu kalau tuan muda ke empat keluarga Mo, dengan usianya yang masih muda sudah mengambil alih perusahaan Mo.

“Tuan, Tuan Mo sedang rapat, Anda tidak boleh masuk!” di lobi kantor, asisten sedang menghalangi Rambo agar tidak masuk ke dalam.

Rambo memutar badan, sepertinya ia menggunakan tenaga penuh mendorong jatuh wanita yang sedang menghalanginya itu.

Kemudian ia mengangkat kaki menendang buka pintu yang tertutup rapat.

Belasan orang yang berada di dalam ruang rapat, dengan tatapan terkejut melihat orang yang dengan aneh menerobos masuk tersebut.

Aderlan duduk di posisinya dengan tenang melihat Rambo….

Kelihatannya seperti tidak terlalu terkejut akan hal yang terjadi.

Dia menggerak-gerakkan tangannya.

Orang-orang tersebut melihatnya dan kemudian meninggalkan ruangan.

Saat ruang rapat hanya tersisa dia dan Rambo berdua saja, ia baru berdiri dan berjalan ke depan Rambo, “Bagaimanapun kita adalah teman sekolah, apakah cara bertemu kali ini tidak terlalu spesial?”

Rambo menatap Aderlan yang berada dihadapannya, “Apakah kamu tidak merasa kamu sudah keterlaluan dalam melakukan sesuatu? Kamu mengatakannya begitu apakah tidak takut kalau dia akan berpikir pendek?”

Mendengar perkataannya tersebut Aderlan mengangkat alisnya, kemudian dengan suara berat berkata, “Berpikir pendek, apa hubungannya denganku? Apakah salah dengan mengatakan kebenaran?”

Selesai berkata ia menendang kursi di depannya, membelakangi Rambo dan berdiri di depan jendela, “Apabila kamu sungguh ingin melindunginya, maka jangan biarkan dia muncul di hadapanku, jika tidak apabila suatu hari suasana hatiku sedang tidak baik aku akan mengatakan perkataan dan melakukan sesuatu yang lebih kejam lagi.”

Rambo melihat punggung Aderlan, setelah melihat beberapa saat dia tiba-tiba seperti sudah mengerti.

Ia tidak marah malah tertawa, segala amarahnya di masa lalu malah sudah menghilang.

“Aderlan, seberapa bencinya kamu terhadap dia saat ini, suatu hari maka kamu akan merasakan penyesalan yang sama!”

Awalnya tujuan dia datang kemari adalah untuk menanyakan kepada Aderlan mengapa begitu membencinya? Mengapa harus memaksanya sampai jalan buntu!

Awalnya dia ingin memberinya sedikit petunjuk, mungkin Mimi adalah Rozi!

Dia benar-benar tidak sanggup melihatnya begitu sedih, Mimi menyukai Aderlan namun Aderlan malah terus menerus salah paham terhadapnya.

Akan tetapi setelah mendengar perkataannya tadi, ia tiba-tiba mengubah niatnya, tidak apa-apa kalau dia egois, dia tidak tega melihat Mimi menangis lagi demi pria ini.

Dia tidak mau mengambil resiko ini.

Mungkin pria ini akan berada dalam hati Mimi selamanya.

Tetapi setidaknya tidak akan membuat dia begitu putus asa!

Aderlan menoleh ke belakang, mengambil pena di atas meja dan memainkannya, dengan dingin berkata: “Menyesal? Hehe….dalam hal ini kalian terlihat sedikit mirip!”

Wanita itu juga sering mengatakan kepadanya bahwa ia akan menyesal, mengapa ia akan menyesal?

Menghadapi ejekannya, Rambo hanya tersenyum namun tidak berkata apa-apa, kemudian ia memutar badan dan pergi.

Novel Terkait

Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu