Cantik Terlihat Jelek - Bab 240 Mandi Bersama

Setelah mendengar kata-katanya dengan jelas, Ibu Devan mengangkat kepalanya dan melihat ke Devan, "Kamu lihat, papa kamu baru saja sadar diri dan yang dia tanyakan adalah apakah gadis itu baik-baik saja?"

Devan merasa kemarahan yang dia tahan di dalam hatinya selama begitu banyak hari langsung menjadi lancar, "Papa, dia di mobil yang berada di lantai bawah, aku suruh dia naik"

Ayah Devan mengedipkan matanya.

Devan tidak menelepon Clover, dia langsung turun ke bawah, melihat bayangan tubuh Devan yang berlari, tatapan Ibu Devan tertuju kembali ke ayah Devan, "Kami mengira gadis itu mendorong kamu, kami hampir... hampir membuat dia masuk penjara"

Setelah itu, wajah ayah Devan memerah, dia mengangkat tangannya dengan seluruh tenaganya dan menunjuk ke Ibu Devan, "Ka....ka....kalian........"

"Papa, aku... aku tidak menyangka kamu itu sedang menolong dia, aku mengira dia yang menarik kamu ke bawah"

Melihat Devan membuka pintu mobil, Clover langsung berdiri dan melupakan dia sedang berada di dalam mobil, sehingga kepalanya terbentur dengan atap mobil.

Devan masuk ke dalam mobil dan menariknya, "Sakit tidak? Aku lihat........"

Clover mendorong tangan Devan, "Kamu... kamu jangan urus aku dulu, kamu cepat bilang, bagaimana dengan papa? Apakah dia sudah sadar diri?"

Kecemasan Clover membuat Devan merasa sakit hati, dia mengulurkan tangannya dan menarik Clover ke pelukannya, "Istriku, aku telah membuat kamu sakit hati"

Ini adalah pertama kali Devan memanggil Clover seperti itu, Clover melamun sejenak sebelum berkata, "Berarti papa sudah sadar diri kan?"

Devan menepuk tubuh belakang Clover, "Iya, dia sudah sadar diri, dia mau bertemu dengamu, ayo kita naik"

Setetes air mata jatuh dia lengan Devan, Clover mendorong Devan dan menyeka air matanya, "Ayo"

Setelah membuka pintu mobil, mereka melihat Ibu Devan dan Tifa berdiri di jarak tidak jauh dari mobil mereka, melihat Clover dan Devan turun dari mobil, Ibu Devan pun mendorong Tifa.

Clover dan Devan saling menatap sebelum maju beberapa langkah ke depan.

Tifa berjalan ke depan Clover dan Devan, melihat ke Clover, Tifa langsung berlutut ke lantai, "Kakak ipar, aku salah, aku hampir membuat kamu dipenjara, maaf, seharusnya aku tidak menyalahkan kamu hanya berdasarakan tebakanku sendiri, maaf........"

Clover bergegas maju dan memegang Tifa untuk berdiri dengan kedua tangannya, "Tifa, kamu berbuat apa? Tidak apa-apa, namanya kita manusia, kalau pada waktu itu aku di posisimu, aku juga akan melakukan hal yang sama, kamu tidak salah, aku tidak marah denganmu, serius" Sambil berkata, Clover menyeka air mata di wajah Tifa, "Sudah, jangan menangis lagi, aku dengar dari Devan kamu dan Dylan sudah mau menikah, kalau bukan karena masalah aku ini, bisa jadi kamu sekarang sudah menikah dengannya"

Penggantian topik di waktu yang tepat ini membuat Tifa semakin malu dengan dirinya, wanita yang begitu sabar dan baik seperti Clover, membuat Tifa menyalahkan dirinya dan berpikir mengapa dirinya bisa membantah Clover pada saat itu.

Wanita yang bisa sampai menggugurkan kandungannya dan membuat dirinya sampai begitu hanya demi menolong kakak, mengapa dia tidak mau bersikap lebih toleran?

Pada saat ini, Ibu Devan juga berjalan kemari, dia menarik tangan Clover, "Anakku, kami salah, telah membuat kamu sakit hati, kami......"

"Mama, betapa kesepiannya papa kalau kalian semua turun ke sini, ayo kita pergi menjenguknya sekarang" Clover memotong kata-kata Ibu Devan, satu kata 'mama' sudah cukup menjelaskan semuanya.

Pada saat berjumpa dengan Clover, ayah Devan langsung ingin duduk, Ibu Devan mengatur tempat tidurnya menjadi agak tinggi dan meletakkan sebuah bantal di belakang ayah Devan.

Clover maju ke depan dan membungkukkan badannya dengan dalam kepada Ayah Devan, "Papa, terima kasih telah menyelamatkanku pada waktu itu"

Melihat Clover, kemudian melihat ke kasih sayang yang berada di tatapan Devan, Ibu Devan tiba-tiba merasa sangat tersentuh, pantasan Devan masih bisa begitu percaya kepada wanita ini setelah hal seperti ini terjadi.

Karekter wanita ini memang patut di puji, wanita ini bisa memperkecil masalah buruk yang orang lain melakukan kepadanya dan memperbesar masalah baik yang orang lakukan terhadapnya.

"Anakku, Devan bisa menikah denganmu itu berkah dia" Suara ayah Devan sedikit serak.

Clover memegang lengan Devan, "Papa, bisa menikah dengan dia itu berkahku"

Masalah sampai sini juga bisa di bilang akhirnya selesai dengan baik.

Ayah Devan keluar dari rumah sakit pada hari kedua, untuk memastikan semua racun di tubuhnya sudah bersih, Devan meminta kedua orang tuanya untuk terus berada di dalam negeri.

Rumah Devan yang dingin dan sepi untuk waktu yang lama pun langsung menjadi ramai.

Mungkin karena telah berhasil selamat dari kejadian kemarin, atau karena simpul di dalam hatinya sudah dilepaskan, atau karena racun di tubunya sudah hilang, personalitas ayah Devan pun berubah banyak, dia sudah tidak begitu emosional dan galak, malahan dia menjadi lebih sabar,

Malam hari, Devan jarang-jarang tidak lembur kerja.

Setelah Clover menemani Momo tidur, dia kembali ke kamar dan kebetulan melihat Devan sedang membuka baju, secara refleks Clover langsung berputar balik badannya.

Setelah beberapa saat, tangan Devan yang besar itu sudah berada di pinggang Clover, "Coba katakan, bagian mana yang kamu belum pernah lihat?"

Satu kalimat itu langsung membuat wajah Clover memerah, "Kalau begitu kamu katakan, ketika aku tidak berada di rumah selama satu bulan lebih ini, kamu pulang telat setiap hari, kamu pergi berbuat apa? Momo bilang kamu pergi mencari mama tiri untuk dia?"

Tangan Devan yang berada di pinggang Clover mengerat, "Ada cari mama tiri atau tidak, tinggal coba saja dan kamu akan tahu" Devan berbisik di telinga Clover.

"Devan, kamu tidak tahu malu, aku tidak mau"

Devan mengeluarkan sebuah batuk ringan, "Aku apa? tidak tahu malu?"

Clover mendorong tangan Devan dengan kuat, "Aku mau mandi dulu"

"Sama!"

"Bukannya kamu sudah mandi tadi?"

"Aku bantu kamu"

"Devan, apakah kamu bisa jangan begitu tidak tahu malu?"

Besok paginya.

Pada saat sarapan sampai setengah, Tifa tiba-tiba menyarankan untuk makan malam reuni.

Ayah Devan yang dari tadi tidak bersuara berkata : "Clover, kamu panggil kakakmu juga"

Clover berpikir sejenak sebelum berkata, "Papa, kalau panggil kakakku, bolehkah panggil kakak iparku juga?"

"Kakak ipar?" Devan melihat ke Clover, "Sejak kapan kakakmu menikahi kakak ipar?"

Clover hanya senyum dan tidak berbicara, dia naik ke lantai atas dan menelepon ke Gary, "Kakak, kamu harus bawa kakak ipar kemari" Clover mengulangi lagi sebelum mematikan telepon.

Setelah pulang kerja, Mikasa masih belum membalas pesan teks Gary, Gary sudah meneleponnya beberapa kali dan dia tidak angkat juga, kemudian Gary juga telepon ke telepon kantor Mikasa, tetapi tidak ada yang angkat juga, alis Gary pun mengerut.

Pada saat Gary tiba di departemen desain, di dalam kantor hanya ada satu karyawan, orang itu segera berdiri setelah melihat Gary, "Direktur Gary, mengapa anda bisa ke sini?"

"Mikasa di mana?"

Orang itu menundukkan kepalanya dan tidak berani berbicara.

"Aku sedang tanya kamu, Mikasa ke mana?" Suara Gary menjadi lebih berat.

"Iya, kak Idjah mengajak semua orang untuk makan bersama karena hari ini ulang tahunnya, seharusnya Mikasa juga ikut pergi ke sana"

"Kalau begitu, mengapa kamu tidak pergi?"

Gadis memakai kacamata itu mendorong kaca mata di hidungnya, "Aku tidak pergi karena sakit perut"

Gary melihat gadis itu dari atas dan bawah dan dia menyadari dahi gadis itu sudah dibasahi oleh keringat tipis, "Apakah kamu baik-baik saja? Perlu antar kamu ke rumah sakit?"

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu