Cantik Terlihat Jelek - Bab 324 Diperkosa

Hanya saja, keajaiban tidak terjadi.

Melihat Suya berteriak, pria itu melepaskan Suya kemudian menamparnya, sebuah jejak telapak tangan pun langsung muncul di wajah Suya yang putih,

"Aku beri tahu kamu, hari ini aku mau kamu, tidak ada yang mengenalku di sini, kamu teriak sampai tenggorokanmu pecah pun tidak ada yang berani datang menolong kamu" Smabil berkata, dia menarik Suya dengan kuat dan langsung mendorong Suya ke tempat tidur di dalam kamar.

Di atas tempat tidur berbaring pria dan anaknya, perasaan terhina ini membuat Suya sudah mau meledak.

"Tidak... Jangan"

Suya menggelengkan kepalanya dan terus mundur ke belakang sambil memegang bajunya dengan erat.

Pria itu tertawa dengan mengerikan, dia menarik kaki Suya ke depan, "Tidak mau? Priamu sudah menjadi begitu, kamu masih tidak mau?"

Suya ingin memegang sesuatu, tetapi sekelilingnya tidak memiliki apa-apa, karena cemas, Suya memeluk tubuh Eren dan memohon, "Eren, kamu cepat bangun, tolongi aku..... Eren...."

Mungkin karena gerakan mereka terlalu besar, Moe pun bangun, Moe berputar balik badannya dan merangkak ke depan Suya.

Pria itu mendorong Moe dengan kuat dan langsung melempar Moe ke samping.

Suara tangisan Moe dan Suya membuat suasana menjadi sangat kacau.

Pria itu langsung naik ke atas tempat tidur dengan frustrasi dan menendang Eren ke atas lantai, "Kamu memohon satu orang bodoh? Mendingan kamu memohon kepadaku, bisa jadi aku akan bersikap akan lembut kepadamu"

Suya mendengar suara menahan, tetapi ketakutan membuat Suya mengira dia salah mendengar.

Setelah operasi, Eren tidak memiliki reaksi terhadap apa pun.

Suya berputar balik badannya dan merangkak ke Moe, kemudian Suya mengendong Moe yang sedang menangis, "Moe, jangan menangis, ibu di sini, ibu di sini"

Kesabaran pria itu pun habis secara total pada detik itu, dia melemparkan baju bekerjanya ke lantai dan menunjuk ke Suya, "Kamu mau meletakkan dia di samping atau aku yang membuang dia keluar, kamu milih sendiri"

Suya menggelengkan kepalanya, dia tahu pria ini tidak sedang bercanda, tiba-tiba Suya teringat dengan sesuatu, "Aku ada uang, kamu melepaskan aku, aku akan memberikan kamu banyak uang, boleh?"

Pria itu mengerutkan alisnya dan tertawa dengan dingin, dia menarik kemeja yang dia kenakan dan berkata, "Baju yang aku kenakan ini sudah beberapa juta rupiah, kamu mengira aku kekurangan uang?"

Setelah berkata, pria itu memanjat ke atas tempat tidur dan menarik Moe dengan kuat.

Moe yang biasanya tidak takut asing sepertinya merasakan tujuan buruk dari pria ini, suara tangisannya pun menjadi semakin kuat.

Suya melihat keinginan membunuh di tatapan pria itu, hatinya merasa panik, dia sibuk menempuk Moe, "Moe, jangan menangis"

Setelah itu, Suya berkata kepada pria itu, "Bolehkah kamu biarkan aku menghibur dia dulu?"

Pria itu malah melihat ke Suya dengan wajah tidak sabar, "Aku tidak peduli ada suara apa di sini, aku beri tahu kamu, kalau kamu berani membantah aku, aku akan membunuh bayi ini" Sambil berkata, pria itu menarik Moe dari pelukan Suya dengan kuat, kemudian dia melempar Moe ke samping, selanjutnya pria itu membuka baju tidur yang dikenakan Suya dengan kuat.

Kancing baju terbuka dan jatuh ke lantai.

Ketakutan dan tidak berdaya, beserta kerisauan terhadap Moe membuat sudah tidak bisa menahan lagi.

Suya merangkak di samping tempat tidur dan menarik tubuh Eren, "Eren, kamu cepat sadar diri, tolongi aku, tolongi aku......"

Kedinginan yang mendekati tubuhnya membuat gerakan Suya berhenti.

Selanjutnya, tubuh yang berat menekan ke tubuh Suya, Suya memejamkan matanya dengan hati yang pasrah.......

Kegugupan yang dirasakan tubuh dan mentalnya membuat kesadaran Suya pun menghilang secara perlahan.

Pada saat sadar kembali lagi, Suya membuka matanya dan melihat ke sekelilingnya yang familiar.

Berpikir tentang kejadian sebelum dia pingsan, air mata pun mengalir dari mata Suya, sepertinya Suya hanya bisa mati sekarang.

Tetapi, berpikir tentang Moe, hati Suya terasa sangat sakit.

Oh iya, Moe dimana?

Suya berputar balik badannya, di atas tempat tidur tidak ada orang, Suya duduk dan menyadari tubuhnya ditutupi oleh selimut.

Suya pun melihat ke lantai secara refleks, Eren juga sudah tidak berada di sana.

Suya turun dari tempat tidur dengan panik, tubuhnya terasa ringan, dia sama sekali tidak merasa tidak enak badan, kalau mengalami masalah itu... pasti tubuhnya tidak akan terasa begitu.

Apakah dirinya sudah mati?

Suya mencubit wajahnya dengan kuat, dia merasakan rasa sakit, berarti dia tidak mati, tetapi........

"Sudah bangun? Makan dulu"

Suara pria yang familiar membuat Suya mengangkat kepalanya.

Tatapan yang seperti elang dan aura yang dingin membuat Suya menangis sambil tertawa, "Aku pasti sudah mati, makanya aku bisa melihat penampilanmu yang begitu jahat"

Ekspresi pria itu tenggelam, dia meletakkan mangkuk dan sumpit di atas meja, "Kalau kamu ingin mati, sebelum diganggu orang itu semalam seharusnya kamu mati"

"Sebelum.... diganggu....." Suya membesarkan matanya dan menutupi mulutnya, "Eren, kamu adalah Eren, kamu sadar diri dan menolong aku kan? Benar kan?"

Setelah berkata, Suya memeluk leher Eren dan berteriak dengan senang sambil menangis.........

"Eren, kamu sangat jahat, mengapa kamu sekarang baru sadar diri?" Suya berkata sambil memukul tubuh Eren.

Selanjutnya, Suya mendengar pria itu menghirup sebah nafas, kemudian kedua tangannya pun ditahan, Eren melihat dia dengan wajah tidak bersabar, "Apakah kamu sudah selesai?"

Sambil berkata, Eren mendorong Suya, "Makan"

Kemudian Eren berjalan keluar, dia masuk ke dalam ruangan lagi dengan mengendong Moe di satu tangan, "Ini adalah tempat apa? Kamu membawa anak ini dari mana, lalu, mengapa aku bisa bersamamu di tempat seperti ini?"

Eren ingat dia pergi menjalankan tugas, mengapa malah bisa sampai ke tempat seperti ini.

Suya merasa kaget, Tuhan, apakah pria ini sama sekali tidak mengingat seberapa banyak Suya melakukan untuknya?

Tetapi, Eren bisa sembuh, Suya sudah tidak peduli lagi dengan apa pun.

Suya makan beberapa suap sebelum senyum kepada Eren, "Kamu tunggu aku, aku akan beri tahu kamu setelah siap makan"

Ini adalah pertama kali dalam beberapa bulan ini Suya merasa makanan sangat enak.

Sambil makan, air matanya pun mengalir ke dalam mangkuk.

Melihat Suya nanti menangis nanti tertawa, alis Eren pun mengerut.

Setelah Suya siap makan, Eren sedang menggendong Moe di halaman teras.

Tubuh Suya bergematar ketika dia melihat pria yang sedang terikat pada sebuah pohon di teras.

Kedua tangan dan kaki pria itu diikat, mulutnya disumbat oleh sebuah sandal, seluruh tubuhnya berdarah, pada saat melihat Suya, tatapan pria itu memiliki ketakutan.

Suya mengendong Moe dari tangan Eren, melihat Moe sedang makan tangannya sendiri, Suya bertanya : "Apakah kamu ada memberi dia susu?"

Eren meliriknya, "Darimana aku punya susu?"

Suya menjilat bibirnya dan tidak tahu harus menangis atau tertawa, "Yang aku tanya adalah apakah kamu ada membuat susu bubuk untuk dia?"

"Tidak" Suara Eren sangat dingin, tidak ada emosi apa pun.

Sambil berkata Eren pun berjalan ke dalam rumah, Suya melihat ke Moe dipelukannya, "Moe, ibu akan membuat susu untuk kamu, anakku sangat kasihan, bertemu dengan ayah yang begitu kejam"

Langkah kaki Eren pun berhenti, dia menoleh ke Suya dengan wajah dingin, "Kamu bilang apa?"

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu