Cantik Terlihat Jelek - Bab 14 Salah Paham

Bab 14 Salah Paham

Setelah menutup telponnya, sambil melihat Andrew dengan nada seakan meminta maaf dia berkata: “Simon sepertinya demam, aku harus pulang melihatnya.”

Mata Andrew terlihat kecewa ketika melihat kegelisahan Sherin itu, lalu dia berdiri dan membantu Sherin merapikan rambut sampingnya yang terurai itu ke belakang telinga, dan dengan nada suara seperti biasa, lembut, berkata: “Pergi lah.”

Setelah berpesan ke Andrew untuk merahasiakan yang ia ceritakan tadi, Sherin pun berlari pulang dengan panik.

Pandangan matanya seakan mengantar kepergian Sherin. Dalam hidupnya selama ini, baru pertama kali dia merasakan rasa kecewa dan tidak bisa mendapatkan apa yang ia sukai. Ternyata di dunia ini, bukan karena ada uang, bisa mendapatkan semua yang diinginkan.

Tapi, dia tidak akan menyerah begitu saja.

Simon mungkin terkejut semalam, Sherin sampai di rumah bersamaan dengan dokter keluarga Devan.

Setelah memeriksa Simon, dokter berkata: “Jangan terlalu khawatir, ini hanya karena dia terkejut. Setelah beristirahat, dia akan baik-baik saja” Setelah mendengar perkataan dokter ini, semua orang di rumah itu merasa lega.

Setelah kejadian itu, Sherin pun tinggal lagi di rumah itu.

Orang-orang di rumah itu tahu bahwa dia telah menyelamatkan nyawa Simon, makanya pembatu-pembantu di rumah itu pun menjadi agak segan terhadapnya.

Simon juga sangat menempel dengannya, anak itu juga patuh dan taat terhadap perkataan dan perintah Sherin. Panggilan ke Sherin juga sudah diganti dari tante menjadi “mama (tiri)”.

Kata mama (tiri) ini selalu membuat orang salah paham bahwa wanita ini adalah istri muda papanya, makanya Sherin sangat menolak panggilan ini, tapi bagaimana pun ia memintanya, Simon tetap saja tidak mau mengganti panggilan ini.

Setengah bulan kemudian, semalam sebelum pertunangan antara Devan dan Gabriel.

“Besok sore,pagian bawa Simon ke hotel Horison.” pesan Devan ke Sherin saat makan malam.

Sherin menganggukkan kepala dan menjawab “Baik!”

Sejak kejadian itu, Sherin semakin menghormati Devan.

Selain tidak bisa menghindari berbicara dengan laki-laki itu, dia sepertinya memusnahkan kesempatan-kesempatan lainnya untuk berinteraksi dengannya. Karena dia benar-benar merasa emosi laki-laki ini sangat tidak stabil, tidak tahu kapan saja bisa membuatnya marah? Jadi dia lebih memilih untuk menghidarinya.

Setelah menjawab Devan, Sherin segera membalikkan badannya dan berjalan naik ke atas.

Melihat bayangan itu bergegas pergi seperti itu, walau raut wajah Devan terlihat tidak berubah, tapi dia tidak bisa menahan api di hatinya untunk menyala.

Apakah dia menyeramkan seperti itu? Sampai-sampai di mata wanita ini dia seperti seekor binatang buas saja.

Sore keesokkan harinya, sama seperti yang telah dipesan Devan, Sherin membawa Simon berangkat satu jam lebih awal.

“Ma, papaku bertunangan hari ini.”

Sherin mengangguk sambil menjawab “Iya, kenapa?”

Pertunangan Devan adalah momen besar di daerah Ciput. Berita ini sudah diumumkan di berbagai macam media sosial dan berita-berita, walaupun Sherin yang hanya fokus mengerjakan urusannya sendiri, juga tetap saja bisa tahu tentang hal ini.

Ditambah lagi, sudah sejak lama rumah Devan mempersiapkan kedatangan nyonya mereka.

Dari sandal rumah yang harus diganti saat masuk ke pintu rumah, sampai ke peralatan makan yang disukai Gabriel di dapur, ditambah dengan tempat cuci tangan yang dipenuhi dengan sabun-sabun kesukaan Gabriel…. dan banyak lagi yang lain-lainnya. Perubahan besar seperti ini membuatnya sulit untuk tidak mengetahui hal ini, tapi ini semua tidak ada hubungan dengan dirinya. Tapi dia tidak mengerti kenapa Simon bertanya kepadanya dengan nada seperti itu.

“Mama, kalau kamu benar-benar menyukai papaku, beritahu aku, aku bisa membantumu.” ujar Simon yang lalu memegang tangan Sherin dan mengayun-ayunkannya.

Perkataan itu membuat Sherin tidak bisa menahan diri untuk tertawa, anak ini sungguh bandel, ia pun menggelengkan kepalanya lalu menjawab “Tidak suka, tidak suka…. Papamu sudah mau bertunangan, jangan sembarangan ngomong lagi.”

“Papaku kaya dan juga tampan, mana mungkin kamu tidak suka padanya?”

Sherin terus tersenyum saja dan tidak menjawabnya lagi. Dia merasa agak tidak cocok memperbincangkan masalah percintaan dengan anak kecil seperti ini.

Devan memang orang yang sukses, tapi dia dari awal sudah tahu betul makanya dia juga tidak mau banyak berpikir tentang hal seperti ini karena sudah menjadi sifat manusia bahwa jika kita tidak berharap, maka juga tidak perlu memohon.

Hanya saja di mata Simon, Sherin tidak menjawab pasti karena hari ini papanya mau bertunangan, membuat wanita itu sedih makanya tidak mau menjawab.

Tiba-tiba sinar tajam yang gemerlap itu melintas mata.

Tidak perlu banyak berkata lagi tentang pertunangan Devan, pasti tidak bisa dibandingkan dengan pertunangan orang biasa. Hanya dengan membooking satu hotel paling top berbintang enam di daerah ini saja sudah sulit untuk dibayangkan oleh orang awam.

Ketika Sherin sampai, Dylan sudah berdiri menunggu di dekat pintu.

 Melihat mereka masuk ke lobby langsung menghampiri dan membawa mereka sambil berkata “Lantai 1 untuk wartawan dan media sosial, Devan ada di lantai 3, dia berpesan kepadaku untuk membawa kalian langsung naik ke lantai 3.”

Sambil berkata, dia membawa mereka berjalan melalui pintu kecil di samping dan naik ke lantai 3.

Sesampai di lantai 3, tiba-tiba Simon memberitahu Sherin bahwa dia merasa sedikit kedinginan, jaketnya masih di dalam mobil dan meminta Sherin untuk mengambilnya.

Sherin yang tidak berpikir banyak pun langsung turun ke bawah.

“Om, aku tanya satu hal yah.”

Dylan memang selalu baik terhadap Simon, tapi karena sifat anak ini sama seperti ayahnya, dingin, maka mereka jarang berbincang-bincang, apalagi dia sendiri yang membuka pembicaraan, membuat Dylan langsung tersenyum-senyum sambil sedikit membongkokkan dirinya melihat Simon dan menjawab “Silahkan tanya, om dengarkan.”

“Menurutmu apabila seorang wanita menyukai seorang laki-laki, tapi laki-laki itu tidak menyukai wanita ini, um.. mau bagaimana baru bisa mempersatukan mereka? tanya Simon dengan nada yang cepat seakan sedang bernyanyi lagu rap. Walaupun kecerdasannya tinggi tapi itu hanya sebatas pemahaman teori saja, untuk masalah sosial dan percintaan seperti ini, dia tidak mengerti sama sekali.

“Berhubungan.. intim lah….” jawab Dylan secara reflek, namun kemudian segera menutup mulut karena merasa tidak baik mengatakan perkataan seperti itu di hadapan anak kecil lalu lanjut berkata “Kamu, uhuk..uhuk *pura-pura batuk*, kenapa kamu bertanya seperti ini?

Simon mengerutkan dahi, hubungan intim? Iya benar, kenapa ini tidak terpikir olehku, setelah mereka berhubungan seperti itu, lalu mengandung, dan melahirkan adik untukku, secara otomatis mereka tidak bisa dipisahkan lagi bukan??

Walaupun papanya mau bertunangan dengan Gabriel hari ini, tapi, dia tidak mau peduli terlalu banyak.

Anak itu menggelengkan kepala, dan tidak menghiraukan Dylan lagi. Berinteraksi dengan anak yang sifatnya sama seperti ayahnya ini, Dylan juga sudah terbiasa, maka dia hanya melihatnya sebentar dan tidak berpikir banyak lagi.

Sherin yang sudah mengambil jaket Simon dari mobil pun, menunggu di depan pintu lift. Setelah pintu lift itu terbuka, dia terdiam saat melihat jelas orang di dalamnya, di dalam lift itu berdiri seorang laki-laki dan wanita.

Yang laki-laki adalah Andrew, hari ini tidak seperti biasanya berpakaian gaya bebas, dia memakai setelan jas dan sepatu kulit, terlihat lebih energik, tampan luar biasa, dan juga lebih jantan.

Di sampingnya berdiri seorang wanita yang memakain gaun berwarna kuning muda keemasan dengan pinggang yang terbalut ikat pinggang, raut wajahnya cantik, kulit putih menawan, kalau dilihat seperti blasteran, sangat mencolok dan menarik perhatian orang, wanita itu merangkul lengan Andrew dan dengan wajah tersenyum memandagi Andrew, sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu, terlihat suasana hati mereka yang senang.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu