Cantik Terlihat Jelek - Bab 565 Putus Hubungan

"Tante Muda, aku…….aku dan Paman Muda …......"

"Apakah kalian sudah bersama?" Mei Yi melihat ketegangan dimatanya Hutu, Sebelum Hutu selesai berbicara, Mei Yi sudah bisa menyadari ada sesuatu yang terjadi.

Hutu meremas tangannya sendiri karena sangat tegang.

Kemudian, tanpa menunggu jawaban Hutu, wajah Mei Yi langsung berubah menjadi sangat suram.

"Jangan konyol, kalian mana bisa bersama?"

Reaksi Mei Yi yang sangat besar membuat Hutu bingung sejenak, menelan air ludahnya, dan kemudian berkata perlahan:

"Tante Muda, aku bukan anak kandung orang tuaku." Maksud Hutu, ini berarti dia tidak ada hubungan darah dengan Raven.

Mei Yi dengan tangan di dadanya dan keningnya berkerut, menarik napas dan berkata:

"Hutu, apa yang terjadi dengan kalian, aku sudah mendengar dari pamanmu. Namun, bukan itu masalah utamanya, Dalam beberapa tahun terakhir, apakah kamu tahu seberapa keras usaha Raven untuk menyingkirkan status dirinya sebagai anak diluar nikah? Kalau kamu sekarang bersamanya, bagaimana pendapat orang luar? Raven incest? "

"Tapi aku bukan anak kandung orang tuaku." Hutu menekankan lagi.

Mei Yi menatap Hutu dan melambai, "Tidak peduli, kamu tidak bisa bersama Raven, Kamu masih muda, Kamu tidak mengerti seberapa besar sikap kekanak-kanakanmu dan cinta monyetmu itu bisa menyakitinya."

Suasana hati Hutu tiba-tiba tenggelam, mengangkat kepalanya, melihat mata Mei Yi, sangat jelas bahwa Mei Yi tidak bercanda atau sedang berdiskusi dengannya, tetapi sangat menentang.

"Tante Muda, aku bukan sedang cinta monyet, Aku serius dengan Raven, Aku tidak akan menyakitinya, sungguh." Hutu menjelaskan lagi.

Mei Yi mungkin tidak menyangka Hutu bisa begitu gigih. Dia tertegun, mengangkat bahu, menunjuk ke mangkuk bubur, dan berjalan keluar. "Lupakan saja, kamu makan buburnya dulu!"

Melihat Mei Yi tidak percaya, Hutu panik, Dia bergegas turun dari tempat tidur, tetapi karena kakinya mati rasa dan seluruh tubuhnya masih lemah, dia terjatuh ke lantai, sambil merangkak, dahinya sempat tersenggol pintu lemari depan. Namun, Hutu tidak peduli dengan rasa sakitnya, dia merangkak dan menarik celana Mei Yi.

"Tan…..Tante Muda, aku benar-benar serius, Aku bukan anak kecil lagi, Aku sangat menyukai paman, dan aku tidak akan menyakitinya."

Ibu dan Ayahnya sudah tidak menginginkannya lagi, Hutu benar-benar tidak tahan lagi, dan tidak mau kehilangan Raven.

Mei Yi membuka mulutnya, semua perhatian ada pada dahi Hutu, ada darah segar yang mengalir.

Mei Yi menelan ludah, berjongkok, membantu Hutu, setelah melihat lukanya, berdiri lagi, "jangan bergerak, tunggu aku!"

Setengah jam kemudian, di sofa, setelah Mei Yi menempelkan plester ke dahi Hutu, Mei Yi akhirnya bisa bernapas lega.

Sambil membereskan kotak medis di atas meja, Mei Yi berkata:

"Raven ini kacau sekali, Kamu itu masih muda dan tidak mengerti, kenapa pamanmu juga tidak bisa jaga sikapnya?"

Hutu terpana, lalu dia menyadari apa yang Mei Yi bicarakan dan menggelengkan kepalanya. "Tante Muda, jangan salahkan paman, akulah yang mendekatinya."

Mei Yi meliriknya dan terkekeh, "jika Raven memang tidak menyukai kamu, kamu dekati juga percuma."

Setelah itu, Mei Yi menyimpan kotak obat ke ruang penyimpanan. Ketika keluar lagi, dia melihat Hutu melamun, Mei Yi duduk di sofa di depannya.

"Hutu, bukannya aku tidak mau mengerti, tetapi hubungan kalian berdua tidak akan ada akhir yang bahagia, kita tidak usah bahas apakah kakakku akan setuju atau tidak, tapi lihat hubungan kamu dengan keluarga Ningga sekarang seperti apa…...."

Mei Yi tiba-tiba berhenti, menyadari kalau kata-katanya mungkin sedikit keterlaluan.

Lalu dia menghela nafas dan berdiri, "Gini saja, aku akan bicara dengan Raven, kamu tunggu disini, aku akan membawakanmu bubur."

Melihat Hutu makan, Mei Yi merasa lega. Pada saat ini, telepon genggamnya berdering, meraihnya dan pergi ke sisi lain untuk menerima telepon.

Setelah beberapa saat, Mei Yi datang dan mengambil tasnya di sofa. "Istirahat dulu, Aku akan pergi ke perusahaan, Paman Mudamu akan segera kesini."

Setelah itu, Mei Yi berjalan keluar.

Hanya beberapa langkah, Mei Yi berhenti, berbalik dan melihat Hutu,

"Jika kamu benar-benar mencintainya, kamu harus mencoba berdiri di posisinya sekarang dan berpikir dari sudut pandangnya. Jika kamu tetap mencintainya, sama saja kamu sudah mencelakakannnya."

Hutu meremas tangannya sendiri, dan secara bertahap mengepalkannya. Dia tidak tahu apakah Mei Yi ngomong sama orang lain juga begitu terus terang.

Atau, hanya dengannya saja.

Tapi, tak dapat disangkal, Mei Yi memang benar.

Sepatah kata, seperti nasehat dari orang yang sangat bijaksana, langsung mengilhami dan membuat dirinya sadar.

Ya, dia mungkin terlalu naif.

Suasana hatinya perlahan-lahan tenggelam.

Hutu berlari keluar, Mei Yi baru saja lewat dengan mobilnya, Hutu mengulurkan tangan dan menghentikannya.

Mei Yi berhenti, Hutu membungkuk ke jendela mobil, menatapnya, menelan air ludahnya, dan kemudian berkata: "Tante Muda, aku akan meninggalkan paman, Jangan mencarinya, ok?"

Mungkin itu adalah perubahan rekasi yang sangat berbeda antara sebelum dan sesudah, Mulut Mei Yi setengah terbuka, dan dia tertegun, mengerutkan kening, tidak bisa menanggapi.

Hutu berdiri tegak, pura-pura santai: "Aku hanya main-main dengannya. Aku tidak menyangka hal ini bisa berdampak begitu serius."

Lalu Hutu melangkah mundur dan membungkuk di depan Mei Yi. "Mohon Tante Muda, biarkan aku menyelesaikannya sendiri."

Melihat bagian belakang Hutu, Mei Yi menjadi kesal sendiri, Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasa telah melakukan sesuatu yang tidak bermoral, karena harus memisahkan mereka.

Hutu baru saja masuk rumah, beberapa saat kemudian, Raven sudah tiba.

"Paman Muda..." Hutu menutupi luka di dahi dengan poni rambutnya, berdiri dan menyapa Raven.

Ketika Hutu bangun tadi, dia ingin sekali bertanya pada Mei Yi, Raven ada dimana, tetapi dia tidak bisa membuka mulutnya.

"Sudah bangun ya? Aku barusan dari Kota Ciput, habis antar nenekmu, jadi sekalian ke rumahmu untuk mengemas barang kamu, Kamu cek dulu, apa ada yang ketinggalan atau tidak."

Ssesudah itu, Raven menarik koper ke depan Hutu.

Ternyata, ini bukan mimpi!

Hutu masih tidak bisa menahan diri, matanya mulai memerah, dia sangat jelas tentang kepribadian ayahnya, yang selalu bertindak sangat cepat dan tegas.

Hutu mengulurkan tangannya dan mengangkat kopernya, sebenarnya tidak berat, tetapi saat ini dia hatinya yang merasa sangat berat.

"Paman Muda, mulai sekarang, aku sudah bukan anggota keluarga Ningga?"

Ketika Hutu masih kecil, dia tidak tahu harus berbuat apa, Dia sudah lama menantikan untuk melepaskan diri dari keluarga Ningga, karena selama ini dia sangat kewalahan dengan tekanan batin di dalam keluarganya, ketika sudah menginjak dewasa, sudah mulai mengerti tentang banyak hal, Hutu kadang-kadang masih terpikir begitu juga.

Namun, pada saat ini, Hutu benar-benar sudah putus hubungan dengan keluarga Ningga.

Kenapa dia bisa merasa sedih?

Pada saat ini, Hutu baru menyadari di dalam hatinya, dia sudah lama larut dalam keluarga Ningga, dan tak terpisahkan.

Putus hubungan seperti itu, sama saja dengan mencabik-cabik hati dan hidupnya.

Rasa sakit ini membuat Hutu bingung, tetapi dia sudah tidak punya pilihan lain.

Raven mengambil alih kopernya, memeluknya, menepuk punggungnya, merenung sejenak, dan kemudian berkata:

"Bagaimanapun juga, hal ini pasti akan terjadi!"

Bagaimanapun, itu pasti akan terjadi?

Hutu menatap punggung Raven, bingung, tiba-tiba otaknya mulai bereaksi. Ketika Hutu akhirnya mengerti arti sebenarnya dari kata-katanya Raven tadi, air matanya langsung mengalir dengan deras.

Paman Muda, jika kita bersama, apakah malah akan menyakitimu?

Bagaimana mungkin aku bisa rela? Tidak….. tidak rela!

Jadi, bagaimanapun juga, itu tidak akan terjadi lagi!

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu