Cantik Terlihat Jelek - Bab 630 Sangat Sengsara

Karena masalah ini, pada malam hari, Mimi sulit berkonsentrasi saat bekerja.

Tampaknya Bos tersebut mendapatkan keberuntungan juga, terus terang menyuruh Mimi beristirahat, tatapan yang penuh makna, membuat Mimi merasa lebih hampa.

Martabat diri Rozi, mungkin di dalam pandangan orang-orang ini, mulai malam ini, sudah tiada?

Sepertinya efek alkohol Rambo sudah hilang, melihat Mimi masuk ke dalam, terburu-buru berdiri, berjalan ke sini sambil memegang tembok, “Mimi, kamu pergi ke mana?”

Mimi menoleh ke belakang secara spontan, setelah memastikan bahwa tidak ada orang di belakangnya, akhirnya merasa lega.

Menutup pintu kamar tersebut, kemudian duduk di samping Rambo.

“Rambo, Aderlan baru saja datang ke sini.”

Mimi berkata, sambil tertawa.

“Akan tetapi aku menolaknya, aku mengambil uang Aderlan, kita berdua di kemudian hari, sepertinya tidak mungkin akan bertemu lagi?”

Senyuman perlahan-lahan menghilang dari wajahnya.

Mengerutkan alisnya.

Rambo menatap Mimi, pandangan masih terlihat kabur, tidak tahu apakah Rambo tidak mengerti, atau masih dalam keadaan mabuk.

Bergumam, “Sangat sengsara.”

Kemudian, Rambo tertidur lagi.

Mimi menarik nafas yang dalam, kemudian berdiri, merangkul Rambo, “Ayo, aku membawa kamu beristirahat di belakang, nanti saja baru pulang.”

Ibu Rambo menelpon sekitar pukul sepuluh lewat, setelah pikir-pikir, Mimi mengkhawatirkan kedua orang tua Rambo tidak bisa menerima Rambo yang seperti ini, lagi pula, Rambo yang begitu baik dan pintar, datang ke tempat-tempat yang seperti ini, tampaknya mereka berdua akan sulit menerimanya.

Mimi memberitahukan kedua orang tuanya dengan nada suara perempuan, Rambo sedang mendiskusi masalah pendaftaran ulang di rumahnya.

Ibu Rambo pernah bertemu beberapa kali dengannya, dan memiliki kesan yang baik terhadap Mimi.

Mendengar Mimi berkata seperti itu, Ibu Rambo tidak bertanya lagi, langsung mengizinkan.

Membuat Mimi terasa sedikit canggung, Mimi berpikir bahwa kedua orang tua Rambo pasti akan terjadi salah paham.

Duduk di samping Sofa, Mimi mengeluarkan tumpukan uang tersebut, dan meletakan di telapak tangan, sambil terbengong-bengong, hati terasa hampa, merasa seperti ada sesuatu yang hilang.

Tiba-tba, Si Gendut yang di depan lobi bergegas masuk ke dalam, “Rozi, kamu cepat pergi keluar, ada yang membuat keributan di luar sana.”

Rozi menatap Si Gendut, sebenarnya Rozi ingin menjawab, hari ini dia beristirahat.

Tetapi setelah pikir-pikir Rozi berdiri juga, kemudian pergi keluar.

Melihat kekacauan yang di depan mata, membuat keributan? Ini bukan membuat keributan lagi, jelas-jelas datang untuk menghancurkan tempat ini.

Seorang pria yang memiliki tato di bagian lehernya, pria tersebut menggenggam sebuah batang besi, berdiri di tengah-tengah bar tersebut dan menghancurkan semua barang yang ada di sana, sambil menghancurkan sambil berteriak:

“Dari kecil hingga saat ini, anggota keluarga kami sama sekali tidak pernah memukulnya, akan tetapi malah dipukul oleh orang-orang kalian, memanggil dia ke sini, harus menyelesaikan masalah ini, agar dia tahu orang yang seperti apa boleh disentuh, orang yang seperti apa, tidak boleh disentuh.”

Pria tersebut berteriak-teriak, membuat Rozi menyadari bahwa, ternyata beberapa hari yang lalu, ada seorang pria yang minum bir disini tetapi tidak ingin membayar, kemudian, melempar bartender mereka dengan botol bir.

Pada awalnya, Mimi masih sabar menasehati, berusaha mendamaikan satu sama lainnya.

Akan tetapi orang tersebut menjadi semakin kasar dan galak, Mimi sangat marah, sehingga memukulnya.

Pemilik bar tersebut melihat Rozi jalan keluar, langsung menyapanya, “Rozi, kamu lihat ini… …”

Bar tersebut, tidak terlalu besar, di dalam gang ini, termasuk sebuah bar yang tidak terlalu mencolok, akan tetapi karena Bospengertian dan menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, sehingga bisnisnya sangat lancar.

Mimi sekedar melirik ke arah Bos, “Biarkan aku saja yang menyelesaikan ini, kamu menangani yang di dalam!”

Sambil berkata, Mimi menunjuk orang-orang yang diluar sana, “Menyelesaikan masalah ini bersama aku saja, menyelesaikan diluar, jangan mengotori tempat ini.”

Mimi sambil berkata sambil berjalan keluar.

Pria tersebut sama sekali tidak bisa diajak berdiskusi dan bertoleransi, pada saat Mimi melangkah maju ke depan, pria tersebut mengangkat batang besi tersebut, berencana memukul Mimi dari belakang.

Semua orang merasa terkejut, Si Gendut yang memanggil dia ke depan, terkejut hingga tidak bisa berkata-kata, menunjuk ke arah belakang punggung Mimi, “Ro… ... Ro… …”

Mimi menghentikan langkahnya, menggapaikan tangan, tidak membalikkan badannya, tetapi dapat menggenggam batang besi tersebut dengan akurat, kemudian, menggerakkan tangannya, batang besi tersebut jatuh ke tangannya.

Kemudian, Mimi memutar batang besi tersebut di tangannya, menggapaikan tangan, menunjuk bagian tenggorokan pria tersebut dengan ujung batang besi.

Tongkat besi yang dingin, membuat pria bertato tersebut tanpa sadar menelan air liur, bahkan pria tersebut belum menyadari, bagaimana tongkat tersebut bisa hilang?

“Adikmu datang kesini, karena dia minum bir disini tetapi tidak ingin membayar, kemudian melukai rekan kerjaku, aku sudah berusaha mendamaikan satu sama lain, akan tetapi dia langsung bertindak kasar, aku memukul adikmu, itu hanya merupakan aksi pembelaan diri saja, akan tetapi hari ini kamu menghancurkan toko kami, itu merupakan kerusuhan hasutan yang terencana, kami berhak melaporkan ke pihak polisi.”

Keterampilan Mimi sangat baik, bagaimanapun Mimi masih muda, meskipun kata-kata tersebut, benar dan masuk akal, tetapi terkesan kurang tegas.

Pria tersebut meratapi Rozi, beberapa saat kemudian, menyingkirkan batang besi yang di hadapannya, kemudian tertawa terbahak-bahak.

“Kamu luar biasa sekali, baiklah, karena melihat kamu masih muda, tetapi keterampilanmu sangat luar biasa, aku Kak Liu hari ini tidak mempermasalahkan masalah ini denganmu.”

Selesai berkata, pria tersebut mengeluarkan sebuah kartu dari sakunya, kemudian melempar ke belakang, “Di dalam kartu ini ada uang sebanyak sepuluh juta, sebagai kompensasi atas kerugian hari ini.”

Semua orang merasa lega, hanya Bos merasa sangat senang, ini merupakan kekayaan yang datang mendadak, meja dan kursi yang dihancurkan, apakah bernilai sepuluh juta?

Mimi tidak menyangka hal tersebut akan berubah menjadi seperti ini, melihat sikap pria tersebut sudah melunak, Mimi perlahan-lahan menurunkan batang besi yang di tangannya.

“Bekerja bersama aku saja, kamu sendiri yang menentukan gaji.”

Tetapi tidak menyangka, pada saat Mimi ingin membalikkan badan dan melangkah pergi, tiba-tiba pria tersebut berdiri di belakangnya dan berkata.

Mimi menghentikan langkahnya, membalikkan badan, meratapi pria tersebut yang menyebutkan dirinya sebagai Bang Yu, Mimi tertegun, jari menunjuk dirinya sendiri, “Kamu sedang berbicara denganku?”

Pria tersebut menganggukan kepala, melangkah kedepan, mengeluarkan sebuah kartu nama dari sakunya, kemudian memberikan kepada Rozi.

Melihat perilaku pria tersebut yang begitu kasar, kata-kata yang diucapkan terdengar kasar juga.

Mimi mengira bahwa pria tersebut adalah seorang preman, tetapi tidak menyangka, ternyata dia adalah seorang pengusaha, bahkan pria tersebut adalah seorang direktur, tampaknya mempunyai latar belakang yang menarik.

Melihat keraguan pada wajah Mimi, pria tersebut menunjuk ke arah kamar yang di sebelah kiri, “Anak muda, apakah ingin membicarakan di dalam?”

Selesai berkata, tidak peduli Mimi setuju ataupun tidak, pria tersebut membalikkan badan, berjalan menuju ke dalam kamar tersebut.

Mimi melihat bayangan punggungnya, merasa sangat ragu.

Pemilik bar melihat kondisi seperti ini, bergegas melangkah maju kedepan, menunjukkan ponsel kepada Rozi, “Tadi aku melihat pria tersebut sangat familiar, sehingga aku mencari di internet, ternyata dia adalah Brendon Liu.”

Brendon Liu? Siapakah itu? Mimi tidak pernah mendengar… …

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu