Cantik Terlihat Jelek - Bab 627 Rozi Debs Yang Terpaksa Kembali Menjadi Laki-laki Lagi

Karena masalah ini, hubungannya dengan Aderlan Mo, menjadi benar-benar hancur.

Bahkan kontak mata dengannya pun, Aderlan juga tidak mau.

Beberapa kali, ia berdiri didepan pintu, ingin mendorong pintu dan masuk, memberitahu dia, ia adalah Rozi, tetapi, begitu terpikirkan, mungkin karena penjelasan ini, bisa membuatnya tidak lagi menyukai Rozi.

Ia menjadi takut, dan mundur.

Didalam hati ia menenangkan diri sendiri, setidaknya, Rozi masih memiliki sedikit tempat didalam hatinya.

Tadi nya berpikir, keadaan sekarang, sudah yang paling buruk, kalau lebih buruk lagi maka akan seperti ini.

Tetapi ia tidak terpikirkan, kesulitan yang sebenarnya masih akan datang.

Aderlan sudah jatuh hati.

Dengan perempuan cantik di sekolah mereka.

Perempuan itu, kecil mungil dan imut, suara bicaranya juga sangat lembut, sangat berbeda dengan Rozi.

Berdasarkan yang diketahui, keluarganya juga sebanding dengan keluarga Keluarga Mo.

Ia berkali-kali berdiri di ruang penyimpanan di gedung pembelajaran lantai tiga, melalui jendela, melihat lapangan belakang, melihatnya jalan berdampingan dengan perempuan itu, saat melihatnya bermain basket, perempuan itu duduk di salah satu sisi, melihatnya dengan penuh perasaan.

Perasaan itu, sangat harmonis.

Dia sepertinya sudah tidak mengingat Rozi lagi ya?

Tawanya sangat bahagia!

Sewaktu muda tidak tahu apa itu cinta, saat tahu apa itu cinta maka sudah tidak muda lagi, haha, disaat itu, ia merasa dirinya sendiri konyol.

Hampir saja berpikir, bahwa bertemu Aderlan, berarti bertemu dengan cinta.

Air matanya mulai berjatuhan.

Aderlan dengan perempuan cantik itu, sangat terbuka, tidak butuh waktu yang lama, semua Keluarga Mo sudah mengetahuinya.

Karena masalah ini, Yesca datang ke sekolah sekali, dengan terus terang diberitahu oleh Aderlan, hanya menganggapnya sebagai seorang adik perempuan.

Kemudian, masalah itu menghilang.

Setelah Kakek Mo mengetahui hal ini, tidak diragukan lagi, dia penuh dengan penyesalan, terhadap Aderlan, menjadi lebih membencinya.

“Kakek, masalah perasaan, tidak bisa dipaksakan, tidak apa-apa.” ia berusaha berpura-pura mengerti, sebenarnya dalam hatinya seperti tersayat.

Setelah itu, ia merasa satu atap dengan Aderlan, adalah alasan yang tidak biasa, sehingga ia keluar dari rumah Keluarga Mo.

Kakek Mo merasa Aderlan bodoh dan merasa bersalah pada perempuan itu.

Walaupun tidak ingin setuju, tetapi akhirnya juga tidak bisa menolak.

Mimi tidak terpikirkan, karena alasan seperti ini bisa keluar dari Keluarga Mo.

Kakek Mo, membelikan perempuan itu apartemen dua kamar didekat sekolah, tapi Mimi menolak menulis namanya sendiri.

Kakek Mo juga menolak memberinya subsidi dimasa depan, hanya membantunya sampai ke ujian masuk perguruan tinggi.

Sewaktu ia pergi, ia ingin bertanya pada Kakek Mo, masalah orang tuanya apakah sudah bisa dibicarakan, lagipula ia dan Aderlan juga sudah tidak ada hubungan lagi.

Tetapi, setelah membuka mulut, akhirnya malah tidak bertanya apa-apa.

Mungkin didalam hati nya yang terdalam, ia tidak ingin putus hubungan dengan Keluarga Mo.

Mungkin, hatinya untuk Aderlan belum mati.

Mungkin, ia sudah tidak muda lagi, jadi, sudah tahu apa itu cinta.

Sedangkan setelah itu Aderlan sering tidak masuk sekolah, awalnya hanya datang beberapa kali, lama-kelamaan tidak datang lagi.

Setelah ia meninggalkan Keluarga Mo, tidak ada orang bertanya, kenapa dia tidak datang?

Karena hubungan keduanya, pada tahun baru imlek tahun ini, Kakek Mo menelponnya untuk menyuruh ia datang, ia mencari alasan.

Selain pemberian biaya hidup setiap bulannya, biaya SMA kelas 3 semester genap juga membuktikan, ia dan Keluarga Mo masih terikat.

Hidupnya, seperti kembali ke masa lalu.

Mungkin mati rasa, mungkin dirinya sudah tumbuh dewasa.

Perlahan-lahan cinta itu dipaksakan untuk pergi oleh nya.

Karena sudah pernah bicara pada Kakek Mo, setelah lulus, tidak memerlukan bantuan Keluarga Mo.

Jadi, setelah selesai ujian masuk perguruan tinggi, ia langsung mulai mencari pekerjaan.

Ia pertama kali pergi ke toko restoran steak untuk bekerja paruh waktu selama seminggu.

Tetapi pekerjaannya sangat melelahkan, gajinya sangat mengenaskan, kalau begini terus, ia tidak mungkin bisa membayar uang sekolah.

Dengan tergesa-gesa, ia membuat keputusan yang besar.

Ia melepas rambut palsunya, merias wajah, dan kembali menjadi Rozi, pergi ke bar yang relatif jauh di pinggir kota a, menjadi penjaga keamanan.

Sewaktu ia mengikuti Tuman, ia tahu, penjaga keamanan di bar pasti menjaga keamanan di bar, tetapi juga memiliki tugas khusus, yaitu tukang pukul.

Jadi, gajinya jauh lebih tinggi berkali-kali lipat dibanding penjaga keamanan biasa.

Terutama di tempat-tempat campuran orang baik dan jahat seperti ini, kadang gajinya lebih mengesankan.

Setelah melihatnya turun tangan beberapa kali, bosnya sangat terkesan.

Menginginkannya tinggal untuk waktu yang lama, setelah mengaku bahwa setelah ia bekerja paruh waktu, juga tidak ada kemarahan, ternyata bos memberinya gaji yang tinggi, berkata bahwa anggap saja sebagai teman.

Mimi tahu bahwa menjadi teman, nantinya akan ada harga yang harus dibayarkan.

Tetapi, demi uang, ia tidak menampakkannya.

Ketika tabel nilai ujian masuk perguruan tinggi keluar, ia diterima di perguruan tinggi t karena nilai pelajaran utamanya tinggi.

Sedangkan Rambo pergi ke sekolah yang sama dengan dia.

Mungkin karena terlalu kesepian, mungkin karena kepribadiannya saling melengkapi, di tahun ketiga SMA ini, hubungannya dengan Aderlan berakhir.

Malah mengenal Rambo, yang nantinya ia akan berhutang budi seumur hidup pada laki-laki itu.

Dihari surat penerimaan keluar, ia mengajak Rambo keluar untuk merayakan.

Sudah beberapa lama tidak bertemu.

Hari itu ia dan Rambo berjanji untuk bertemu disebuah mall, saat pergi, Ia memakai rambut palsu, berkata pada Rambo, “Rambo, kamu pergi ke kamar mandi sebentar dengan ku, bisa kah?”

Rambo adalah tipe orang yang sangat lembut.

Terhadap orang lain, hampir seperti semua permintaan akan dia terima.

“Ok.”

Dia tidak bertanya apa-apa, hanya mengikuti Mimi dari belakang.

“Kamu tunggu aku didepan pintu, sebentar, aku akan memberimu kejutan, ingat-ingat pakaian yang aku pakai ini.” Mimi menunjuk pakaian yang ia pakai, seragam bisbol hitam, celana warna hijau tentara.

Ketika wajahnya menjadi seperti laki-laki, berambut pendek, dan keluar dari kamar mandi, Rambo sangat terkejut sampai-sampai mulutnya terbuka sampai hampir jatuh kebawah.

Menunjuk nya, “Kamu… kamu…”

Setelah keluar dari mall, Mimi menatap langit, menarik nafas dalam-dalam.

“Rambo, aku bawa kamu pergi ke bar, ok?”

Orang tua Rambo adalah pekerja medis, berdasarkan yang ia tahu, dia dari kecil, adalah seseorang yang sangat mengikuti aturan.

Jadi, mendengar kata bar ini, Rambo menelan ludah, jelas dia takut.

Mimi menatapnya, “Aku bekerja di bar, kamu tidak ingin lihat?”

Ia melihat di mata Rambo ada ketidak-percayaan.

“Mimi, kamu… … kamu kenapa pergi ketempat seperti itu? Kamu… …”

Sangat jelas, Rambo salah paham terhadapnya.

Ia mengerutkan bibirnya, “Ikut saja dengan ku dulu, setelah pergi, aku akan menjelaskannya, ok?”

Bar di sore hari, sedikit sepi.

Rambo mengikuti dibelakangnya, seperti orang ndeso, melihat ke kanan kiri, tidak mengherankan.

Tahu ia tidak bisa minum bir, Mimi sengaja memesan yang kadarnya rendah.

Sebelum minum bir, ada seorang pria yang berkelahi dengan seorang tamu di bar, ia turun tangan membereskannya.

Dari awal mulut Rambo tidak menutup, Mimi juga tidak banyak menjelaskan.

Hanya menyuruhnya minum bir, tetapi tidak ingin Rambo minum sampai mabuk.

Barusaja satu botol bir masuk kedalam perut, dia sudah mabuk dan tidak sadarkan diri.

Ia belum sempat memberitahu, sebenarnya apa saja yang ia lakukan disini.

Dengan rekan kerjanya, ia membawa nya ke sisi kotak.

Barusaja membaringkan Rambo, orang diluar berteriak dan berkata ada yang mencari.

Mimi disini tidak mengenal siapa-siapa, sedikit penasaran.

Setelah memasukkan Rambo, ia keluar dari kotak.

Ketika ia melihat Aderlan berdiri di tepi bar, ia tertegun sejenak, kemudian refleks berbalik dan berlari.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu