Cantik Terlihat Jelek - Bab 312 Tiga Tahun

“Ma, ini masih dua bulan lebih, apa yang kamu khawatirkan? Anak pada bulan ini, dokter bilang, keamanan paling penting, jangan pergi keluar, setelah melahirkan, mana ada waktu?”

“Maka itu tidak diizinkan pergi ke Daerah Pelangi.”

“Kenapa?.”

Ibu Suya menoleh kearah Suya, dan wajahnya tenang. Sejak saat itu ketika Ayah Suya memarahi Suya, Suya tidak pernah menyebut Eren lagi. Mungkin, dirinya yang terlalu memikirkan berlebihan.

“Nanti, aku akan mendiskusikan dengan papamu”

“Diskusi apa? ’’Papa dan saudara laki-laki Suya datang dari luar, mendenggar perkataan Ibu Suya, dan bertanya.

“Kata Suya, dia ingin pergi ke Daerah Pelangi.”

“Jangan pergi, perut besar, masih mau pergi jauh?

Suya menundukan kepalanya, air matanya pun menetes, “Aku sudah hamil begitu lama. Aku belum pernah pergi kesana. Aku hanya melihat instagram teman, video dari teman aku, aku merasa laut disana sangat indah, aku hanya ingin melihatnya. Mengapa kamu melakukan ini ? ” semakin dia berkata, semakin sedih.

"Pa, ma, ijinkan Suya pergi, hanya saja, kamu dan mama belum pernah pergi untuk waktu yang lama, aku akan mengontak pesawat sewaan dan pergi dengan kalian. " Kakak Suya mengelap air mata Suya, menenangkan dengan suara yang lembut.

"Kak, kamu adalah orang paling baik kepadaku." Suya memeluk Kakaknya dengan bahagia.

Beberapa orang pergi ke Daerah Pelangi, di hari ke 3.

Suya sampai di Daerah Pelangi, dia mulai bermain kesana kemari, dan mereka melihat Suya tidak pernah menyebutkan tentang Eren. Mereka berpikir dia memilih datang ke Daerah Pelangi, mungkin hanya kebetulan. Dalam beberapa bulan terakhir, semua orang menyembunyikannya dari dia, dia tidak mungin tahu Eren ada di Daerah Pelangi.

Jadi perlahan-lahan, mereka menurunkan kewaspadaan.

Pada hari ini, semua orang berkeliaran di tempat yang indah sepanjang pantai, “Ma, kamu lihat di depan ada area instagramable, aku pergi berfoto.”

Ibu Suya mengangguk,”Yah, kamu pelan-pelan.”

Ada banyak orang yang mengambil gambar, mereka harus berbaris, dan ada kegemparan di sisi lain. Katanya, bahwa seseorang terpeleset jatuh ke laut.

Ayah Suya, Ibu Suya mengikuti pandangan orang banyak untuk sementara waktu dan kemudian berbalik, tidak melihat batang hidung Suya.

Pada saat itu Suya sudah naik taksi, ‘Pak, pergi ke Rumah Sakit Militer Daerah Pelangi.’

Lokasi area resort tidak jauh dari rumah sakit. Ketika Suya tiba, dia berkata pada perawat bahwa dia datang untuk melihat Eren, dan perawat memintanya untuk menunjukan bukti hubungan mereka. Dia menyerahkan surat nikah yang sudah disiapkan dalam tas.

‘Nona Suya, Tuan Eren…’

‘Panggil aku nyonya Eren.’ Suya mengoreksi.

Perawat menarik pegawai magang yang berdiri di sebelahnya,’Cepat panggil direktur untuk datang.’

Setelah beberapa saat, sekumpulan orang datang mendekat.

Melihat Suya, mata semua orang penuh keterkejutan. Hal-hal tentang Eren sangat terkenal di rumah sakit. Dia punya istri hamil, dan semua orang tahu.

Awalnya semua orang masih membicarakan tentang istri ini, sangat hebat tipuannya, dengan Eren hubungannya juga tidak terlalu dalam, tetapi ketika mereka melihat Suya, yang dalam posisinya sekarang kemari, mereka terdiam.

Dia dapat menemukan ini, semua orang tahu, bahwa perasaan paniknya natural.

Walaupun ada penjelasan khusus dari atasan, Direktur tetap menolak untuk berbicara, dan akhirnya tidak mengatakan apa-apa, dia memberikan hormat militer kepada Suya, kemudian, orang-orang yang hadir semua melakukan hormat militer. Pada saat ini, dia mengangkat tangan kanannya, dan mengembalikan hormat militer ini untuk Eren.

‘Nyonya Eren, tolong ikut aku.’

Dikamar yang sangat hangat dan nyaman, ditempat tidur, lelaki itu memejamkan mata dan merasa sangat nyaman. Mungkin saja pria itu belum melihat matahari beberapa bulan ini, kulitnya juga jadi lebih putih.

Orang-orang ini merawatnya dengan sangat baik, seluruh tubuhnya terlihat segar, termasuk rambutnya, penampilannya, dan wajahnya sangat kering.

Dia duduk disamping Eren, mengambil tangan Eren, dan meletakan tangannya di telinganya, dia berlutut disamping tempat tidur Eren, menutup matanya, dan tanpa diduga ada kesedihan dihatinya, dia merasakan denyut nadi berdetak ditelinganya, dan dia merasa bahwa ini adalah saat paling menenangkan akhir-akhir ini,’Xiaowu, aku membawa anak kita untuk melihatmu.’

Direktur menyuruh semua orang untuk keluar dari ruangan, sehingga dalam ruangan hanya tersisa dua orang.

Waktu dalam diam, berlalu begitu saja, ruangan itu sangat sunyi, tetapi luar ruangan, penuh dengan suara isak tangis perawat yang mencoba menahan air mata mereka.

Ketika Ibu Suya dan Ayah Suya datang, mereka melihat orang-orang di depan pintu ruangan, dan jelas dengan apa yang terjadi.

Ibu Suya berbalik dan menghapus air matanya dengan perasaan tertekan.

Ternyata gadis itu bukannya tidak tahu, dia dengan keras kepala menunggu Eren dengan caranya sendiri, jadi dia makan dengan baik, tidur nyenyak dan dalam suasana hati yang baik.

Bagaimanapun, ini semua yang sengaja Suya perlihatkan untuk mereka.

Mereka tidak bisa membayangkan berapa banyak air mata yang Suya tumpahkan, yang tidak terlihat oleh mereka.

Ketika Suya bangun, ada banyak orang disekitarnya, mama dan papa, beberapa orang yang dia tidak tau.

Dia duduk dengan semangat.

Ibu Suya maju, ‘Jangan panik, dia disebelahmu.’

Suya menyandar pada Ibu Suya, ‘Ma, aku minta maaf, aku tidak bisa menahan untuk melihatnya. Aku berbohong padamu.’

‘Nak, kamu telah menderita.’ Ibu Suya kembali memegang Suya, suaranya seperti tercekik.

Saat gorden pemisah ranjang rumah sakit dibuka, Suya melihat Eren terbaring di sebelahnya, masih sama seperti sebelumnya. Dia menggigit bibirnya, “Dokter berkata jika dia tidak bangun, maksimal umurnya sampai 3 tahun lagi, benarkah ma?

Ibu Suya menarik tangannya dan memegang tangannya erat, dia terkejut, “Suya, apakah kamu sudah mendengar semuanya?”

Ketika bangun dari tempat tidur, Suya berjalan ke Eren dan menyentuh perut besarnya, ‘Tiga tahun, tiga tahun. Dalam tiga tahun, anak itu seharusnya dapat mengingat seperti apa rupa ayahnya.’

Dalam sesaat, sekali lagi mengundang tangis di dalam ruangan, perawat kecil yang sedang mengganti obatnya, mendengar ini, air matanya jatuh di punggung telapak tangan Eren.

Selanjutnya, keluarga Suya membeli rumah dekat rumah sakit, Ibu Suya tidak khawatir tentang dia sendirian, dan dia tinggal bersamanya dan mengundang bibi pengasuh.

Setiap hari, dia memasak makanan yang berbeda untuk Suya, Eren tidak bisa makan terlalu banyak. Suya akan membawa makanan setiap hari untuk mengubah selera makanannya. Dalam sesaat, sudah lewat lebih dari setengah bulan.

Pada hari ini, Suya pergi ke rumah sakit seperti biasa untuk menemani Eren, lalu membuka pintu, hanya untuk melihat ruangan sudah kosong.

Thermos ditangannya jatuh kelantai.

‘Dokter, dokter…’ teriaknya

Seorang perawat berlari,’Nyonya Eren, kamu cepat pergi melihatnya, Eren sudah sadar.’

Suya tetap di tempat yang sama, dan hatinya sangat gembira sehingga dia tidak bisa menahan diri. Dia menoleh, merapikan rambutnya, memandang sosok tubuhnya yang sudah gemuk dan sesaat perasaannya benar-benar meleleh. Kemudian dia mengikuti perawat ke ruangan lain.

Ada banyak orang di sekitar pintu, dan dia datang berjalan ditengah.

Dokter sedang meriksan Eren, melihat Suya masuk, dia meluruskan badan dan melepas stetoskop dari telinganya.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu