Cantik Terlihat Jelek - Bab 48 Kemarahan Devan

Bab 48 Kemarahan Devan

Sherin sudah pergi selama 6 tahun. Sejak dia meninggalkan tempat tinggal dulu, dia memutuskan semua kontak dengan semua orang dan temannya. Walaupun Sherin pernah berpikir apakah akan ada orang yang ingat tentang keberadaannya, dia tidak pernah berpikir orang itu adalah Yuta.

Di dalam ingatan Sherin, dia bekerja sama dengan Yuta selama dua tahun. Dalam dua tahun itu, mereka sangat akrab. Tetapi setelah berpisah, mereka sudah tidak kontak dengan sesama lagi. Memang hubungan mereka lebih baik dan dekat dari hubungan teman, tetapi menurut Sherin, hubungan mereka tidak sebaik sampai bisa membuat Yuta mencarinya selama 6 tahun.

Pada waktu SMA, Sherin memiliki personalitas yang aktif dan terus terang. Semua teman baik itu laki-laki dan perempuan cocok dengannya. Tetapi anehnya, Sherin tidak pernah memilki teman yang sangat dekat dengannya. Pertemanan dia dengan semua orang hanya sebatas teman bermain.

"Nona Sherin, apakah anda baik baik saja?" Suara Yuta yang indah memutuskan pemikiran Sherin. Sherin menganguk dan mengambil cangkir kopi yang berada di atas meja sambil menjawab, "Iya. Saya hanya terkejut. Mengapa orang berprestasi seperti direktur Yuta bisa memikirkan satu wanita selama 6 tahun"

Setelah berkata, Sherin mencicipi kopinya dengan gugup. Dia tidak berani bertatapan dengan Yuta. Suasana di dalam kantor menjadi sunyi sejenak.

"Saya juga mengira saya tidak akan membiarkan seorang wanita untuk mengatur perasaan hati saya"

"Tetapi, saya salah. Saya baru sadar saya telah jatuh cinta pada wanita itu setelah wanita itu hilang dari dunia saya"

Sherin menjadi bingung. Yuta sudah tahu tentang cinta pada saat SMA? Atau mungkin Sherin sendiri yang terlalu polos? Tetapi, apa yang sedang terjadi baru baru ini? Sudah ada tiga pria yang mengakui perasaan mereka terhadap Sherin baru baru ini. Setelah sunyi sejenak, Sherin menghembus nafas yang ringan dan berusaha menyingkirkan perasaannya yang kacau. Sherin meletakkan kontrak dan pena di meja Yuta dan berkata, "Saya menjadi ingin tahu penampilan wanita yang Direktur Yuta cintai"

Yuta mengangkat kepalanya dan memandang ke pipi kanan Sherin. Yuta tidak mengerti apakah karena Yuta terlampau rindu dengan wanita itu, dia bahkan bisa melihat bayangan wanita itu jika dia melihat Sherin dari jarak dekat. Merasakan tatapan Yuta, Sherin berdiri secara refleks. Sikunya secara tidak sadar menuangkan kopi yang di atas meja ke pakaiannya.

“Yah!” Sherin merasa kaget dan malah menjatuhkan kursi di belakangnya ketika dia ingin mundur ke belakang. Yuta ingin membantu Sherin tetapi dia tidak melihat kaki kursi di depannya saat dia berjalan ke Sherin dan malah ikut jatuh ke arah Sherin. Mendengar suara yang berisik, beberapa karyawan bergegas masuk ke dalam ruangan dan melihat posisi Yuta dan Sherin yang berada di atas dan bawah. Dari sudut pandang yang tidak diperhatikan semua orang, ada seseorang mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto Yuta dan Sherin yang sedang berada di lantai.Yuta menoleh ke arah pintu dengan tatapan yang dingin membuat semua orang meninggalkan ruangannya. kemudian Yuta bangkit dari posisinya dan membantu Sherin untuk berdiri, "Nona Sherin, apakah kamu baik baik saja?"

Sherin hanya mengangguk dan tatapannya tertera pada halaman terakhir kontrak yang berada di meja. Melihat tanda tangan Yuta sudah berada di kontrak, Sherin menyimpan kontraknya ke dalam tasnya. "Kalau begitu, saya akan pergi dulu"

Setelah berjalan dua langkah, Sherin tiba tiba teringat sesuatu dan menoleh ke Yuta, "Direktur Yuta, walaupun saya tidak mengerti perasaan anda terhadap wanita itu. Tetapi menurut saya, hati wanita itu pasti tidak memikirkan tentang anda jika dia bisa hilang 6 tahun tanpa kabar. Daripada keras kepala, mending direktur Yuta melepaskannya." Setelah itu, Sherin meninggalkan ruangan Yuta.

Di dalam bus umum, Sherin terus menatap pada kontrak di tangannya. Dia tidak mengerti perasaan dirinya terhadap Yuta. Sherin merasa sangat bersalah. Sibuk memikirkan tentang masalah Yuta, Sherin tidak sadar ponselnya terus bergetar. Turun dari bus, Sherin berjalan ke gedung Simba. Dia duduk di sebuah kursi panjang dan melihat ke jam tangannya, bermaksud untuk menunggu 20 menit di sana. 20 menit lagi dia sudah bisa makan siang.

Sherin tidak mengerti mengapa Yuta mencari dia untuk tanda tangan kontrak ketika Gabriel adalah tunangan sepupunya? Merasakan ada bayangan seseorang di depannya, Sherin mengangkat kepalanya dan melihat Devan yang berada di depannya dengan tatapan yang tajam.

"Siapa memberimu hak untuk tidak menjawab telponku dan tidak membalas pesanku?" Devan memandang pada wanita di depannya. Sherin bingung dan mengeluarkan ponsel di sakunya. Ada 37 kali telepon yang tidak diangkat dan puluhan pesan teks....

"Tuan Devan, apakah anda memiliki terlalu banyak waktu?" Sherin mengangkat alisnya. Dia tetap lebih terbiasa dengan Devan yang dingin dan cuek. Tetapi, Kehangantan Devan sekarang membuat hati Sherin tersentuh. Melihat ketidakpedulian Sherin, Devan menjadi makin emosi. Devan tidak bisa berbuat apa apa dari pagi karena Sherin tidak mengangkat telponnya dan tidak membalas pesannya. Tetapi Sherin malah bahkan tidak membaca pesan teksnya.

"Apakah dia seorang artis? Penampilannya sangat tampan"

"Kulit dia sangat bagus!"

"Yok, kita pergi menyapanya"

"Gak ah, Aku tidak berani!"

Ada sebuah universitas terletak di jarak tidak jauh dari gedung Simba. Jadi banyak mahasiswi yang melewati gedung Simba setiap hari. Tidak heran jika mereka mengira Devan yang begitu tampan adalah seorang artis. Sherin merasa tidak nyaman dengan tatapan Devan, "Tuan Devan, jika tidak ada urusan lain, saya akan pergi makan dulu" Sherin langsung berjalan melewati Devan. Tetapi Devan memegang lengannya dan berkata :"Sherin, apakah aku sudah terlalu baik terhadapmu?" Sherin memilih untuk cuek terhadap keluhan dingin Devan. Sherin hanya peduli dengan anaknya, yang juga anak Devan. Jadi, orang lain takut terhadap Devan, Sherin tidak.

"Apakah saya yang meminta anda untuk menelpon dan mengirim pesan teks kepada saya? Kamu adalah seorang direktur, kamu bisa main ponsel sesuka hatimu. Saya hanya seorang karyawan, apakah saya bisa main ponsel sesuka hatiku pada jam kerja? Saya tidak memaksa kamu untuk menyukai saya. Saya juga tidak menyukai kamu. Jadi kamu tidak perlu baik dengan saya" Karena masalah Yuta, Sherin sudah lapar dan capek. Ditambah menghadapi Devan, emosi dia menjadi naik.

Devan menatap Sherin dengan dalam dan berputar balik badannya, kembali ke mobilnya. Dia tidak memberikan Sherin kesempatan untuk berekasi dan langsung meninggalkan tempat. Sherin menghela sebuah nafas lega setelah melihat mobil Devan yang bergerak semakin jauh, tetapi Sherin tidak merasakan rasa lega yang dia rasakan waktu dia menolak tadi. Hanya ada rasa kekosongan di dalam hati Sherin saat ini.

Sherin mengira Devan yang memilki harga diri yang tinggi tidak akan bisa melakukan hal seperti terus mengejar seseorang yang cuek terhadapnya. Jadi Devan pasti akan melepaskannya setelah masalah ini.

Pada saat malam hari, Sherin yang sedang tertidur nyenyak mendengar suara

menggedor pintu...........

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu