Cantik Terlihat Jelek - Bab 643 Aderlan, Aku Pergi

"Aderlan, atau kita lupakan saja, kita ditakdirkan untuk tidak memiliki hasil, jadi mari kita akhiri seperti ini saja, kelak jika kamu bertemu denganku, anggap saja kita tidak saling mengenal, ya?"

Suara sesuatu barang yang jatuh ke tanah, lalu pria itu berteriak, "Kamu berani menutup telepon dan berani menghilang lagi, Rozi, seumur hidupku aku tidak akan memaafkanmu."

Mimi mengendus hidungnya dan tidak berbicara.

Juga tidak menutup telepon.

Maafkan atau tidak juga bagaimana? Rozi bukan Mimi, tidak akan mungkin memiliki hasil dengan Aderlan.

Hanya saja, dia sendiri serakah dan selalu ingin memiliki kenangan yang lebih banyak.

Melihatnya tidak berbicara, nada bicara Aderlan mereda, "Katakan padaku, di mana kamu sekarang?"

"Aderlan, aku sama sekali tidak ingin melibatkanmu dalam masalah, aku sangat minta maaf … aku pikir, aku harus pergi dalam beberapa waktu."

"Apakah benar dirimu yang menelepon reporter?" kata-kata kejam yang memotong kata-kata Mimi.

Mimi tertegun beberapa saat dan baru perlahan mengerti, dia tertawa dingin.

Ternyata masih tidak benar-benar mencintai, tidak cukup percaya, untuk apa membahas masa depan?

Apalagi, jika suatu hari mengetahui dirinya adalah Mimi.

Dia bahkan tidak berani membayangkan, dia tentu akan meganggap semua ini adalah rencananya.

Memikirkan hal ini, dia perlahan menjongkok di tanah, kepalanya bertumpu pada lutut, dan tidak berbicara untuk waktu yang lama.

"Reporter? Haha … Aderlan, ternyata Rozi di matamu hanya sebatas begitu saja, jadi untuk apa kamu mencintainya? Gadis bajingan seperti itu, apa pantas dicintaimu?"

Nada suaranya rendah dan suasana hatinya lebih jatuh lagi.

Aderlan terdiam beberapa saat dan baru berkata, "Kita bicara langsung, ya?"

Mimi melihat ke tanah, garis-garis retakan yang dalam dan tidak berujung, di dalam retakan itu terdapat garis-garis yang saling terhubung.

Jika ada retakan dalam kepercayaan, mungkin itu juga akan seperti itu, segala sesuatu tampak tidak berhubungan, tetapi tidak dapat disembuhkan.

Kesenjangan antara Aderlan dan Rozi terlalu besar.

Jika hanya mengandalkan perasaan baik itu untuk mempertahankan hubungan ini. Setelah waktu yang lama, perasaan itu memudar dan mungkin masalah pun akan datang.

Dia tidak ingin begitu masuk akal, begitu pesimis, tapi ketika berpikir, jika dia memberi tahu Aderlan, dia adalah Mimi.

Oh, takutnya, perasaan-perasaan baik itu akan menghilang.

Memikirkan hal ini, dia merasa benar-benar jatuh ke dalam jurang.

"Bertemu, apa yang harus diketemukan, benar, aku adalah pembohong besar, sungguh, orang sepertiku ini, demi uang, tidak ada hal yang tidak bisa kukerjakan, sebenarnya, hari itu Ibumu sudah mengatakan padaku dengan sangat jelas, meskipun aku berusaha lebih giat lagi, kamu mencintaiku lagi, aku juga tidak akan menikah dengan Keluarga Mo."

Dia berhenti sejenak, dan melanjutkan: "Jadi, aku tidak ingin menderita lagi, aku memang sangat mencintaimu, bagaimanapun, kamu itu tampan dan kaya, wanita mana pun pasti akan tergerak."

"Namun, tidak akan ada hasil di antara kita, maka … karena hasil yang ditakdirkan itu sama, kamu anggap saja sedang membantuku, menghasilkan uang untukku, apa yang salah? Kamu juga sudah melihat, orang miskin seperti kami ini, demi nyawa seorang anak, dua ratusan juta pun tidak bisa mengeluarkannya, uang adalah suatu barang yang bagus."

Satu tangannya yang lain memegang lengan yang terluka itu, rasa sakit dihatinya membuatnya sedikit tersadar.

Di sisi lain telepon, terdiam untuk sementara waktu. Dan baru berkata, "Hanya karena tampan dan kaya saja?"

Juga karena kamu peduli padaku, karena kamu memperlakukanku dengan baik, karena kamu membuat hatiku tersentuh, masih banyak dan banyak ….

Tapi, dia tidak bisa mengatakannya.

"Kalau tidak?"

"Rozi, aku beri kamu satu kesempatan lagi, cabut kembali kata-kata yang baru saja kamu ucapkan, katakan padaku, di mana kamu?"

Mimi menggelengkan kepala, "Mengapa aku harus memberitahumu, jangan cari aku lagi, aku akan merindukanmu seumur hidupku, sungguh, bagaimanapun, begitu banyak uang cukup untuk dihabiskan seumur hidupku …."

Nada suaranya naik, dan berusaha agar suaranya terdengar sangat bahagia.

"Di mana? Aku … aku cabut kembali kata-kata itu, kita bertemu dulu ya?" Aderlan memotong kata-katanya, dengan suara tercekat.

Air mata Mimi terus menetes membasahi celana jeans di bagian lututnya, "Itu saja, aku harus naik mobil, selamat tinggal."

Dia berusaha untuk mengucapkan selamat tinggal dengan santai.

Hatinya malah terasa begitu berat, dia mengerti, kali ini, benar-benar sampai yang tidak akan berjumpa lagi?

Rozi dan Aderlan benar-benar berakhir.

Setelah menutup telepon, dia menekan tombol reset ulang mengeluarkan kartu telepon dan kemudian melemparnya ke saluran pembuangan di sampingnya.

Di sebuah restoran barat di kota

Rambo melihat Mimi yang makan berjam-jam di depannya, dan akhirnya tidak tahan untuk mengambil sumpit di tangannya.

"Bahkan jika kamu membuat diri sendiri kenyang sampai mati, dia juga tidak akan mengetahuinya."

Mimi menundukkan kepala dan tidak berbicara.

"Telepon hari itu, aku yang meminta orang di jalan untuk berbicara dengannya, masalah Kakekku tidak besar, aku tidak tenang jadi aku kembali lagi, aku lihat bosmu itu hanya ingin memerasmu … aku tidak ada kemampuan, jadi, akulah yang mengatakan padanya bahwa kamu berada di bar itu!"

Mimi masih tidak berbicara, dia sejak awal telah menduga bahwa Aderlan ada datang, mungkin Rambo yang memberitahunya.

"Aku hanya kasihan padamu, tidak ingin kamu begitu tersakiti, aku tidak tahu bagaimana bisa tiba-tiba dilihat oleh media, maaf."

Mimi baru mengangkat kepala melihat Rambo, mulutnya sedikit terangkat, dan menggelengkan kepala, "Tidak apa-apa, cepat atau lambat itu akan berakhir."

"Kamu bisa mencoba memberitahunya, berakhir, kamu tidak takut, mengapa kamu takut untuk memberitahu kebenaran padanya? Seandainya? Seandainya dia tidak akan menganggapmu begitu?"

"Dia bisa!"

Mimi menjawab, dengan senyum pahit di wajahnya, Aderlan benar-benar membencinya, sungguh.

Rambo tidak berbicara lagi.

Selanjutnya, Mimi benar-benar mengubah dirinya kembali menjadi Mimi, seorang mahasiswi baru, seorang gadis biasa.

Berita luar biasa hari itu langsung menghilang dalam semalam.

Tapi berita itu bisa menghilang, tetapi kesalahpahaman antara dia dan Aderlan malah sulit untuk dihilangkan.

Namun, meskipun Aderlan berkata seperti itu hari itu, dalam hati tetap mengkhawatirkan kondisinya.

Setelah menenangkan diri dan berpikir, lingkungan di mana keduanya hidup dan hal-hal yang mereka sentuh akan berbeda, selain itu, waktu hubungan mereka terlalu singkat, juga tidak terlalu mengerti tentang satu sama lain.

Juga sangat normal jika memiliki gagasan seperti itu.

Dia yang terlalu sempurna, dan terlalu menganggap cinta itu terlalu hebat.

Sampai sekolah libur di hari jumat, dia pun pergi ke Keluarga Mo.

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu