Cantik Terlihat Jelek - Bab 128 Cinta Clover

Clover menundukkan kepala, menutupi rasa sedih yang di tatapannya,”benar sekali, kamu semalam juga melihat, kakekku, adalah pemilik Pulau Kabut, ada masalah apa yang tidak bisa kuatur ?”

Habis berkata, ekspresi wajahnya yang sombong, merasa tersentuh karena nasib yang sudah diatur benar-benar sangat istimewa, kakek tiba-tiba muncul, membuat banyak hal, memiliki penjelasan.

Berkata dengan santai, sebenarnya hanya dia sendiri aja yang mengetahui, didalam hatinya, betapa sakit.

Tetapi Devan, selama Gabriel masih ada, kita tidak bisa benar-benar bahagia, jadi, lupakan saja Sherin !

Setelah keluar dari cafe, sampai kantor, Perjalanannya hanya beberapa menit saja, tetapi Clover sepertinya telah jalan beberapa tahun, sangat lama.

Dia merasa, dibelakangnya ada sebuah tatapan yang menatap dia.

Dia bisa merasakan, tatapan itu sangat putus asa.

Tetapi, dia tidak boleh melihat ke belakang, apabila begitu, penderitaan selama empat tahun ini, bukankah sia-sia ?

Setelah sampai di kantor, dia mengurung dirinya sendiri di toilet, menangis hingga suaranya menjadi serak, pelahan-lahan dia jalan keluar.

Kemudian, dia mengirim pesan ke Yuta ,”Yuta, teman kamu yang kemarin, masih single ?”

“Apa yang terjadi ? Atau tiba-tiba kamu berpikiran seperti itu ? Masih single, dia sering menanyakan hal-hal tentang kamu.” Yuta selalu cepat membalas pesan dia,

“Bukan begitu, selagi masih muda, ingin mencari seseorang.” Saat dia sedang mengetik, layar di HP penuh dengan air mata.

“Baiklah, aku akan mengatur waktu untuk mu.”

“Besok, bisa ?”

Yuta Tidak balas pesannya, tetapi beberapa saat kemudian, ada telepon yang masuk.

Clover batuk dengan ringan, kemudian minum air, melembabkan tenggorokan, kemudian mengangkat telepon.

“Apa yang terjadi ?”

“Tidak terjadi apa-apa.”

“Kakak sepupuku mencari kamu ?”

Ini adalah Yuta, Yuta selalu mengerti dia, Clover baru saja menahan air matanya, jatuh lagi, kemudian, dia menceritakan kejadian tadi siang ke Yuta.

Didalam telepon terdiam untuk waktu yang lama, kemudian baru terdengar suara Yuta,”Clover , kejadian tahun itu, semua ini bukan salahmu, kamu jangan menanggung semua kesalahan.”

Bukan salah dia ? Bagaimana mungkin bukan dia yang bersalah ?

“Kamu cepat sedikit aturkan aku kencan, kamu tidak ingin aku seumur hidup sendirian kan, kali ini apabila kamu tidak membantu, lain kali kamu jangan harap aku mau bicara denganmu.” Dia mengucek mata, sedikit sakit.

“Kamu unik sekali, aku baru saja menikah, kamu langsung bisa berpikiran seperti itu.” Yuta disana tertawa, Clover disini tertawa dengan canggung, sebenarnya dia sudah tau Yuta sudah tidak ada rasa cinta terhadap dia, Yuta hanya tidak mengakui saja.

……………………

Di hari kedua

Di restoran yang paling mewah dikota ini, dia mulai kencan pertama kali di seumur hidupnya.

Dia adalah teman Yuta saat kuliah, Supermodel dan aktor internasional, saat dia pergi ke perusahaanya untuk dirias, mereka saling kenal, dia pernah mengejar Clover untuk satu waktu, karena dia tidak bisa melupakan Devan, sikap Clover terhadap dia sedikit cuek, kemudian, Clover sengaja bersembunyi dari dia, orang itu sepertinya mengerti maksudnya, untuk beberapa lama dia tidak pernah muncul kembali.

Beberapa tahun ini, disekelilingnya yang mendekati dia lumayan banyak, mengapa dia memilih pria ini, karena penilaian Yuta pada pria ini sangat tinggi, apabila menjadi suaminya, mencari seseorang yang sudah diketahui semua riwayatnya, bagus juga. ”Clover, maaf, wartawan-wartawan itu mengikuti dengan ketat, terpaksa aku harus masuk lewat tangga pintu darurat.” suara pria itu terdengar sedikit mendesak dari belakang.

Clover mendongak, melengkungkan bibirnya, dia sudah duduk di hadapannya, pria yang dihadapannya, t-shirt warna hitam, celana jeans warna gelap, telinga dan bibirnya, memakai anting-anting hitam, wajahnya kelihatan tidak tua, apabila dia tidak mengetahui bahwa dia adalah teman Yuta, saat ini dia merasa, sapi tua yang memakan daun muda, ini sama sekali tidak mirip pria berusia dua puluh tujuh, ini adalah anak SMA, Yang benar saja ?

Tidak jauh dari restoran, seorang pria dengan kaki panjangnya menyilang, ekpresi wajahnya dingin, tatapannya tertuju pada pria dan wanita di meja ini, tatapan sungguh mengerikan.

“Aku dengar Yuta berkata, kamu sedang mengikuti kontes supermodel ? Apabila aku mengetahuinya, aku akan mengajak kamu di lain hari.”

“Tidak, kontes supermodel dibanding dengan ajakan kencanmu ? Di aku, Mohan, hal tentang Clover, adalah hal terpenting.”

Benar, pria di hadapan adalah Mohan, dia dengan anaknya Momo, memiliki satu kata yang sama, jadi, saat pertama kali jumpa, pria ini mengatakan bahwa dia dan Clover ditakdirkan berjodoh, Clover tertawa, harusnya dia berjodoh dengan Momo.

Clover menyeringai, tersenyum, ”Pesan makan ? Ingin makan apa ?” Ketulusan pria ini membuat dia merasa sungkan.

Saat makan, Clover baru tersadar, pria di hadapannya sangat lucu, mungkin karena dia adalah aktor, dia bisa menggunakan beraneka macam ekspresi dan bahasa menghibur dia.

Clover adalah orang yang cerewet di depan orang yang dia kenal, di depan orang asing, dia tidak tahu harus bagaimana, tidak bisa mencari topik, jadi, awalnya dia takut suasananya sangat canggung dan dingin, saat ini, dia merasa lega.

Kesan dia terhadap pria yang dihadapannya juga berubah.

“Ayo pergi, Mo besar antar kamu pulang melihat Mo kecil.” Melihat dia sedang melihat waktu, Mohan berkata.

“Maaf merepotkan kamu.” Clover berdiri, mengambil tas, Mohan merebutnya dan membawakannya ”Biar aku saja.”

Kemudian dengan sangat sopan dia mundur ke samping, artinya nona Clover silakan jalan duluan.

Karena suasana hatinya sedang tidak terlalu baik, jadi, tadi saat makan, Clover jarang bisa minum anggur merah, dan dia tidak mahir dalam minum minuman berakohol, satu gelas saja sudah bisa mabuk.

Jadi, saat ini, dia mulai merasa mabuk, kepala merasa sedikit pusing, langkah kakinya sudah tidak stabil.

Melihat kondisi seperti, Mohan segera mengulurkan tangan, merangkul bahunya, dengan sopan dia memeluk, tidak ada maksud lain.

Arah yang mereka tuju, berpapasan dengan Devan, Dylan melihat tingkah laku dua orang tersebut, dia langsung melihat pria yang dihadapannya, didalam hatinya merasa marah dengan wanita ini, beberapa tahun ini, kehidupan selama ini seperti apa, dia sangat mengerti.

Dia terhadap wanita ini, dia benar-benar mencintainya, jadi, tidak menyentuh wanita lain, dan tidak memberikan kesempatan untuk wanita lain menyentuhnya, tetapi dia ?

Devan tidak percaya dia pada saat itu, Clover sama sekali tidak ada perasaan dengannya, tetapi pada saat ini, didalam hatinya sedikit ragu.

Devan melihat bayangan tersebut mendekati dirinya, dia mengerutkan alis, meregangkan dadanya, rokok yang dijepit di antara kedua jarinya, karena waktunya terlalu lama tidak tersisa api pada rokok, abu rokok jatuh ke tangannya, tetapi dia tidak sadar.

Dua orang berbelok ke kanan, dari tempat duduk dua orang tersebut, melewati, jalan keluar.

“Sherin.”

Satu kata Sherin itu, suaranya tidak terlalu kuat tidak terlalu lemah, bisa untuk didengarkan Clover, dia terkejut, kemudian, pikirannya menjadi kosong, bahkan dia hanya bisa mendengarkan nafas dia yang desak saja.

Menarik nafas yang panjang, menghela nafas, menutup mata, lalu membuka mata, dia melihat Mohan ,”Temani aku menyapa, boleh ?"

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu