Cantik Terlihat Jelek - Bab 475 Hidup Bersama

“Sebenarnya apa? Altius bertanya, melihat mata Weni melihat ke belakangnya, dia berbalik dan melihat tatapan Ayah dan Ibu Bima yang penuh keraguan.

“Weni, apakah kamu...... datang untuk makan?” Ibunya Bima berjalan menuju Weni dan tersenyum bertanya.

Dia memandang pada mereka berdua.

Weni menggigit bibir bawahnya, tiba-tiba tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Ibunya.

Mertua melihat menantu sendiri makan bersama pria lain, ini kalau terjadi di zaman kuno, mungkin akan dimasukkin ke dalam kandang babi.

Tetapi dia kan sudah bercerai dengan Bima?

Namun, Bima pasti tidak ingin orang tuanya tahu bahwa mereka berdua sudah tidak memiliki hubungan.

Pada saat ini, dia benar-benar bingung.

“Weni, aku melihat kamu seharusnya ada urusan lain, kalau begitu...... masalah pekerjaan, kita bicarakan lagi lain kali, Tifa mereka masih menungguku di depan, aku akan pergi dulu.”

Dengan beberapa kata ini, perasaan segan Weni teratasi, dia tersenyum penuh syukur pada Altius.

Kemudian dia mengangguk pada orang tua Bima dan pergi.

“Ayah, Mama, apakah kalian datang makan malam?”

Setelah melihat Altius pergi, Weni bertanya.

Ibunya Bima melihat Weni, “Weni, Bima akan pulang malam ini, kamu juga kembali dan menginap satu malam, oke?”

Weni ingin menolak, namun sebelum dia berkata.

Ayahnya langsung berkata, “Kebetulan mamamu meminta seseorang membawakan hadiah untukmu, jadi pulanglah malam ini.”

Oleh karena itu, Weni hanya memiliki dua pilihan.

Yaitu, jujur pada orang tuanya;

Atau, pulang bersama mereka.

Namun.....

Pada saat ini, Ibunya sudah mendekat, merangkul lengannya, “Ayolah, kami juga kebetulan sudah selesai makan, dan akan pergi.”

Dengan begini, Weni dibawa pergi oleh orang tuanya Bima.

Di perjalanan, dia mengirim pesan pada Bima.

Bima membalas dengan cepat, “Jangan banyak bicara, aku akan segera kembali.”

Dia benar-benar “segera” kembali, mereka baru saja memasuki rumah, Bima langsung tiba.

Melihatnya terengah-engah, Weni menyipitkan matanya.

“Hey, apakah kamu khawatir istrimu dibully oleh kami? Biasanya memintamu kembali, kamu selalu kembali di tengah malam, mengapa hari ini begitu cepat!” Ibunya menatap Bima dan mengejeknya.

Bima duduk di sofa samping Weni, menyalakan TV dengan remote control, “Aku selesai mengantar Moe dan Suya kembali, langsung ke sini.”

Dia berkata dengan nada tenang.

Tatapan Ibunya tertegun, dia melirik ke arah Weni, dan batuk pelan.

“Ma, dia tahu semuanya.” Bima tentu mengerti maksud ibunya, jadi langsung berkata.

Weni menjilat bibirnya dan mengangguk pada ibunya, “Kakak Suya adalah temannya, Ma, aku tidak akan salah paham.”

Sang ibu barulah merasa lega.

Kemudian mereka mengobrol sebentar, Ibunya bertanya pada Weni, tentang pelaksanaan pernikahan mereka?

Weni mengatakan orang tuanya berada di luar negeri, dia dan Bima sedang berada di tahap percobaan pernikahan, mereka akan memberitahu orang tuanya ketika mereka merasa hubungan mereka sudah stabil.

Mengenai tren mode kehidupan baru mereka, Sang ibu sangat jelas tidak dapat menerimanya.

Namun, setelah bertahun-tahun, akhirnya putranya memiliki seorang wanita bersamanya, dia tidak berani mengatakan apapun.

Kemudian mereka bilang sudah ngantuk, dan meminta untuk istirahat lebih awal.

Setelah mengawasi mereka memasuki kamar yang sama, barulah merasa lega.

“Bagaimana kamu bisa bertemu dengan orangtuaku?”

Setelah pintu kamar ditutup, Bima melepaskan mantelnya sambil bertanya pada Weni.

“Aku makan bersama teman......”

“Pria teknologi informasi itu?”

Tangan Bima yang sedang membuka kancing kemeja tertegun, dia memutar kepala, dan menatap langsung ke arah Weni.

“Ya.”

“Situasi dirimu sudah menjadi begini, masih saja pergi berkencan.”

Bima terus melepaskan pakaiannya dan mengejek.

Weni tidak berkata, melihatnya membuka celana, dia merasa sangat tidak nyaman, “Itu, kalau tidak kamu mengantarku kembali?”

“Menginaplah satu malam, kalau tidak orangtuaku pasti akan curiga.”

Dia berkata, dan tiba-tiba berjalan ke depannya, tersenyum lembut padanya, dan hanya mengenakan celana dalam.

Weni mengerutkan kening, berbalik, “Kamu...... kamu mengenakan pakaianmu dulu.”

“Aku mau mandi, bagaimana mandi kalau mengenakan pakaian?” Selesai berkata, dia masuk ke kamar mandi.

Weni menatap pintu kamar mandi yang tertutup dan mendengar suara air di dalam, dia berjalan ke jendela.

Tak terhitung berapa kali dia pernah membayangkan bahwa pada suatu hari, mereka berdua akan hidup rukun seperti sekarang ini.

Dan pernah membayangkan mereka berdua akan hidup bersama dan tidur di ranjang yang sama.....

Sekarang terkabul dengan cara begini, namun mengapa hatinya merasa begitu tidak menyenangkan.

Dia menganggapnya sebagai apa? Orang yang sangat mendengarkan perintahnya?

Tiba-tiba, sebuah handuk dilemparkan ke tubuh Weni, “Kamu pergi mandi dulu, malam ini, aku tidur di lantai, kamu tidur di ranjang, ini piyamaku yang sudah dicuci, kamu bisa memakainya.”

Sambil berbicara, dia mengambil satu set piyama dari bagian atas kabinet dan meletakkannya di ranjang, lalu dia mengeluarkan sebuah selimut dan membentangkannya di lantai, lalu dia berbaring di atasnya.

Keduanya pernah hidup bersama selama satu tahun, namun mereka selalu tidur di kamar masing-masing, mereka terlihat seperti sepasang suami istri, namun Bima tidak pernah melewati batas dan bahkan sama sekali tidak menganggapnya sebagai wanita.

Masih ingat beberapa hari setelah kejadian itu, pada suatu malam, dia mengenakan lingerie piyama dan keluar untuk minum air di tengah malam, dan kebetulan Bima juga keluar dari kamar.

Mereka saling memandang di bawah lampu yang redup, dan suasana di sekitar menjadi mesra.

Pada saat itu, dia menyangka mungkin akan terjadi sesuatu, mengatakan yang lebih tepatnya, dia sedang menantikan sesuatu.

Akhirnya, lampu tiba-tiba menyala, Bima mengambil gelas airnya dan menyerahkan padanya, “Jangan minum terlalu banyak, terlalu dingin kalau masuk ke toilet di tengah malam.”

Selesai berkata, dia berbalik dan kembali ke kamarnya.

Juga karena kejadian ini membuatnya mengerti bahwa dia benar-benar tidak menyukainya sama sekali.

Sebenarnya walaupun penampilannya bukan wanita yang paling cantik, namun juga merupakan wanita yang lumayan cantik dan lembut, lagipula meskipun tubuhnya kurus, namun lumayan berisi di bagian tertentu.

Pada saat itu, dia juga mengerti bukan karena Bima tidak mencintainya, tetapi ada seseorang di dalam hatinya, sehingga dia tidak bisa mencintainya.

Dia masuk dan mandi, karena cuaca lumayan dingin, dan pakaiannya juga baru diganti ketika dia keluar, tidak terlalu kotor, jadi dia tidak menggantinya.

Selesai mandi, melihat Bima tidak ada di dalam kamar, dia merasa lega.

Berdiri di samping ranjang, dia menggaruk kepalanya.

Pintu terbuka, dan Bima masuk dengan membawa dua mangkuk sup dari luar.

“Minumlah ini sebelum tidur.”

Melihat mangkuk itu, Weni mengerutkan kening, “Apa itu?”

Novel Terkait

My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu