Cantik Terlihat Jelek - Bab 351 Sudah Mau Lahir, Situasi Bahaya

“Tuan Mo, tolong sopan sedikit,”ucap Mia menyela, lalu menoleh kesamping, Mia tidak menerima penghinaan yang diberikan Mohan padanya dan tidak bersedia menerimanya.

“Tuan Mo? Sopan? hehe……kamu lagi pura-pura apa? bukannya tadi bilang dengan temanmu, hubungan kita masih lumayan? Kenapa, tidak ingin membuatnya menjadi nyata?”dia meraih pergelangan tangan Mia, dan menyindir, dia benar-benar benci akan kemunafikan dan kebohongan wanita ini.

Sentuhannya yang tiba-tiba diluar dugaan Mia, gambaran sebelumnya membuat perut Mia bergejolak, dia menutup mulutnya, lalu menghempas tangan Mohan, lari ke kamar mandi muntah.

Kemudian, Mia mendengar suara tutup pintu ‘Bang’, baru merasa lega, dan hatinya juga merasa lebih nyaman.

Setelah masalah ini, Mia membuat hubungannya dengan Mohan masuk kedalam perang dingin.

Sebelumnya, setiap Mohan melihat Mia pasti akan menyindir beberapa kalimat, tapi setelah kejadian itu, Mohan sama sekali tidak pernah menatapnya, dan ini sesuai dengan keinginan Mia.

Nenek Mo yang melihat keadaan mereka, sering menghela nafas cemas, lalu memegang tangan Mia, dan mencoba untuk berbicara dengannya, Mia tersenyum, dia tahu Nenek Mo sangat menyayanginya.

Wanita yang sedang hamil, kalau suaminya tidak bertanya dan tidak perhatian, sebagai istri pasti kesal.

Tersisa dua minggu lagi dari jadwal hari perkiraan kelahiran, teman belajar online mengirimi jadwal ujian C2 bahasa Jerman standar Eropa padanya, awalnya dia tidak ingin ujian, tapi setelah dipikir-pikir, dirinya sudah menghabiskan begitu banyak waktu belajar, kalau kali ini tidak ujian, mungkin nanti setelah melahirkan akan tertunda lagi, tiba waktunya, pasti akan lupa semuanya.

Setelah dipikir-pikir, akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti ujian, terlebih kehamilannya sudah memasuki usia hamil tua, seharusnya tidak akan ada masalah.

“Kamu tinggal dimana, sini kujemput.”ucap temannya dengan ramah, beberapa bulan ini, mereka berdua sering ngobrol secara online, selain membahas masalah bahasa Jerman, terkadang mereka juga membahas masalah kehidupan, tapi itu semua hanya sekedar cerita, dia tidak pernah menceritakan hubungannya dengan Mohan, dia sama sekali tidak pernah menanyakan teman nya kerja dimana, berapa usianya, dia hanya menganggapnya sebagai tempat mengekspresikan emosi.

“Tidak perlu, aku pergi sendiri.”

Teman nya lagi mengetik.

Tapi tidak kunjung mengirim pesan teksnya.

Ketika Mia mengira ada yang ingin dikatakannya, tiba-tiba muncul kalimat begini.

“Meskipun tidak pernah bertemu, tidak saling kenal, dan tidak saling tahu, tapi, begitu aku mengetahui bisa bertemu denganmu hari ini, hatiku berdetak kencang, aku akan membawa buku bahasa Jerman untuk pemula dan menunggumu di depan pintu ujian, sampai jumpa.”

Mia tertawa, apakah pria ini ingin pacaran secara online ya? Mia mengklik tombol X, menutup kotak dialog, dia menggeleng-gelengkan kepala, dirinya yang sudah mau melahirkan bertemu dengan teman online.

Dia mengatakan pada Nenek Mo akan pergi membeli barang keperluan bayi, dan tidak mengatakan yang lainnya.

Dia menyuruh supir menurunkannya di mall, lalu keluar dari pintu belakang mall ke lokasi ujian, dia tahu jarak dari mall ke tempat ujian sangat dekat.

Ketika sampai di pintu masuk ruang ujian, dia melihat ada seorang pria dari kejauhan yang memegang buku bahasa Jerman untuk pemula sedang berdiri di sana, kepalanya seperti tersambar petir, pria itu adalah Helmi.

Diluar dugaan, hatinya tidak bisa tidak mengagumi Helmi, menurut rekan-rekannya, Helmi ini mendirikan perusahaan sendiri, dan ada banyak proyek kerjasama di luar, selain itu, dia berdikari tidak mengandalkan siapapun, dibandingkan Mohan yang meneruskan bisnis keluarga, pria ini jauh lebih dihormatinya, hanya saja, dia tidak menyangka orang sesibuk Helmi, masih kepikiran untuk datang mengikuti ujian bahasa Jerman.

Setelah berpikir sesaat, dia melepaskan ikatan rambutnya, dengan perut besar, berjalan melewati pria itu dari samping.

Ujian bahasa Jerman C2 sama dengan ujian IELTS 6.0 didalam negeri, biasanya orang yang mengikuti ujian pasti mau bekerja disana atau mau mengadakan pertemuan, jadi orang yang datang mengikuti ujian cukup banyak.

Di sini, Mia bertemu dengan beberapa rekannya dari tempat magang sebelumnya, tapi tidak ada yang mengenalinya.

Setelah itu, dia dan Helmi ujian di dua tempat yang berbeda, ini membuat Mia merasa lega.

Membaca, mendengarkan, menulis, dan ditambah ujian berbicara, semuanya membutuhkan waktu dua jam lebih, ayahnya selalu mengatakan Mia memiliki bakat dibidang bahasa, jadi, dia bisa dengan cepat mempelajari satu bahasa.

Seluruh proses ujian berjalan lancar, dan Mia merasa sangat puas.

Tapi, karena hamil tua, setelah duduk begitu lama, tiba-tiba berdiri, membuat perut bagian bawahnya membengkak, lalu Mia mengerutkan kening.

Dia memaksakan dirinya jalan keluar, tapi karena terlalu sakit dia tidak bisa berdiri sama sekali.

Dia merasa ada orang yang memapahnya, “Kak, kamu sudah mau lahiran ya?”dia menoleh melihat ada seorang siswi yang memapahnya.

Mia mengangguk dan berkata dengan lemah: “Tolong……ada HP di tasku.”

Siswi itu membantunya membuka tas dan mengeluarkan HP.

Dia melihat HPnya dan tertegun, jarak orang tuanya terlalu jauh, tidak bisa membantu, Nenek Mo usia nya terlalu tua, satu-satunya yang bisa membantunya, hanya Mohan, memikirkan ini saja dia sudah sakit kepala.

Setelah telepon Mohan terhubung, yang mengangkatnya adalah Seli, dia mengesampingkan HPnya, lalu mematikan teleponnya.

Lalu menelepon 110.

Siswi ini sangat baik, terus memapahnya, tidak pergi.

Selang beberapa saat, banyak yang mengelilinginya, diantaranya ada Helmi.

Helmi bukan orang yang suka ikut campur, dia hanya salah satu diantara kerumunan itu, ketika melihat wanita yang terbaring ditanah itu, dia mengerutkan kening, karena merasa sangat familiar.

Saat ini diantara kerumanan ada orang yang berkata, “Wanita ini, bukankah dia istri Mohan?”beberapa waktu lalu jadi trending topik.

“Kelihatannya sedikit mirip.”lalu, ada yang mengeluarkan Hp, dan mulai mencari di halaman web, tapi karena keluarga Mo pernah menghapusnya, tidak dapat menemukan apa pun.

“Jangan bercanda, mereka itu orang kaya, apa perlu ikuti ujian dengan kondisi perut besar begini?”

Helmi tiba-tiba melangkah maju kedepan, dia berbalik, mendorong kerumunan, lalu berlutut di samping Mia, “Bagaimana keadaanmu? Ada yang tidak nyaman?”

Rasa sakit ini membuat Mia tidak bisa mengatakan apa-apa, dia megap-megap sekian lama, baru mengatakan: “Bantu aku……antar kerumah sakit, aku……sepertinya……air ketubanku pecah.”

Kerumunan itu terkejut.

Keringat Helmi menetes dari dahinya, dia yang selalu mengurusi masalah tidak pernah panik atau grogi, tapi saat ini, dia merasa tidak berdaya.

Dia berpikir, lalu mengeluarkan HP dan menelepon Mohan.

Telepon berdering sekian lama baru diangkat, “Halo, apa kabar, Mohan lagi meeting, ada perlu apa……”

“Suruh dia jawab telepon, sekarang, segera.”ucap Helmi dengan nada memerintah, dan dia tampak seperti raja.

Mia mengerutkan kening, di tengah kekacauan, dia merasa ada yang tidak beres, tapi rasa sakit ini membuatnya sama sekali tidak bisa memikirkan yang lain.

Seli melihat nama yang muncul di HP bertuliskan Helmi, dia mengerutkan kening, sepengetahuan dia, Helmi ini saingan Mohan di dunia bisnis, kenapa dia mencarinya?

Namun, nada suaranya membuatnya takut untuk berpikir lebih banyak, dia bangkit, keluar kantor, dan pergi ke ruang meeting, disana Mohan sedang membahas sesuatu dengan eksekutif senior.

Dia maju dan menyerahkan ponselnya ke Mohan, “Seseorang mencarimu, sepertinya ada sesuatu yang mendesak.”

Mohan mengerutkan kening, ketika menerima telepon ini, dia melihat sekilas, muncul nama Helmi, lalu dia menaruh telepon di telinganya, “Halo, Presiden He, angin apa……”

“Istrimu sudah mau melahirkan, sekarang ada di pintu timur Jalan timur 1, air ketubannya sudah pecah, lebih baik kamu cepat datang kemari.”

Istri? Raut wajah Mohan berubah, dia menyipitkan matanya, “Kenapa kamu bisa bersama dengannya?”

“Kamu kira sekarang ini waktu tepat untuk membahas masalah ini? Terserah mau datang atau tidak.”

Telepon ditutup.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu