Cantik Terlihat Jelek - Bab 783 Mau, Tidak Mau?

Dia tahu Renata adalah orang baru, tetapi dia juga pernah melihat rekaman video yang dikirimkan oleh ayahnya. Meskipun keterampilan akting Renata tidak bisa dibandingkan dengan para aktor senior, tetapi juga tidak akan serendah sampai seperti ini.

Masalah apa yang terjadi setelah itu, Fisi tidak tahu, karena Kenbo membawanya pulang ke hotel.

Perubahan ini, Fisi tidak tahu apa arti di belakangnya dan apa yang akan terjadi.

Fisi juga tidak ingin tahu, hanya terpikir bahwa Kenbo harus berakting bersama wanita seperti ini, dia merasa sedikit khawatir.

“Kamu jangan terlalu menyusahkan dia, aku sudah melihat jumlah adegan pemeran kedua wanita, tidak banyak….”

Fisi berpikir sesaat, lalu ketika makan, dia berpesan kepada Kenbo.

Kenbo meliriknya, tetapi tidak berbicara, hanya menyendokkan kuah untuknya.

“Aku tidak minum ini, mudah gemuk.”

Berkata sampai akhir, sudah menjadi tidak bersuara.

Di bawah tatapan Kenbo, Fisi dengan taat menghabiskan kuah di dalam mangkuk.

Setelah makan, ketika Kenbo pergi ke tempat editor, Fisi mengantarkan kuah yang sudah matang di kuali kepada Sherlin, juga membawakan makanan ringan dan manis kepadanya.

“Semuanya mudah gemuk, kamu jangan makan terlalu banyak.” Fisi berpesan padanya.

“Kamu tenang saja, aku tidak takut.”

“Fisi, kamu katakan padaku, kamu benar-benar rela untuk menjadi asisten Kenbo? Dia tidak mengancammu secara pribadi? Kamu jangan takut, ada aku….”

Fisi mengupas kacang untuk Sherlin, lalu menyodorkan kepadanya “ Kak Kenbo meskipun tidak banyak berkata, tetapi orangnya tidak jahat, kamu tidak perlu khawatir.”

Melihatnya berkata seperti itu, barulah wajah Sherlin membaik sedikit. Mereka berdua saling bersandaran dan mengobrol sesaat.

Khawatir Kenbo akan tidak senang jika tidak melihatnya ketika sudah pulang, Fisi mencari sebuah alasan untuk pulang awal ke kamar Kenbo.

Syuting film kali ini, karena adanya gabungan dari Sherlin, seluruh tim syuting pun menjadi ramai.

Mungkin karena Fisi, meskipun Kenbo tetap tidak suka dengan Sherlin, tetapi ketika Fisi membagikan makanan dan mengobrol dengan Sherlin, Kenbo sudah tidak bermuka masam lagi.

Juga termasuk berhubungan dengan sangat harmonis.

Suasana hati membaik, waktu pun berjalan dengan lebih cepat.

Mungkin karena sudah tahu akan keterampilan akting Renata, setelah editor berunding bersama sutradara, adegan film Renata langsung terpotong setengah.

Oleh karena itu, waktu kemunculan Renata di lokasi syuting tidaklah banyak.

Setiap kali muncul, Renata sudah tidak bertindak dengan perhatian tinggi seperti pada pertama kali, dia jauh bertindak dengan perhatian rendah,

Saking rendahnya, membuat Fisi hampir melupakan keberadaan pemeran kedua wanita.

Berbagai masalah yang dikhawatirkan Fisi, tidak terjadi sama sekali.

Pada hari penutupan syuting, Sherlin tidak hadir dalam perayaan penutupan syuting, sepertinya ada masalah keluarga yang terjadi, sehingga dia pergi lebih awal.

Awalnya sudah sepakat untuk merayakan bersama nanti malam, tetapi Sherlin tiba-tiba pergi, Fisi juga tidak ada semangat dan sedikit bersedih.

Mungkin Kenbo bisa melihat perasaan Fisi yang tidak terlalu baik, tiba-tiba dia menyuruh Fisi untuk mengemas barang, katanya pulang ke kota A.

Mobil sudah menaiki jalan tol, lalu melesat turun, gedung-gedung yang menjulang tinggi di luar jendela memberitahu Fisi bahwa dia sudah kembali lagi ke kenyataan.

Ketika hampir tiba di depan pintu kompleks perumahan, ponsel Kenbo berdering. Setelah dia mengangkatnya, wajahnya perlahan-lahan menjadi suram.

Mobil melaju turun ke ruang bawah tanah.

“Kamu pulang ke rumah dulu, aku ada sedikit urusan, pulang malam nanti.”

“Malam-malam begini masih ada….” Baru setengah berkata, Fisi langsung menarik kembali perkataannya dan mengangguk “Baik, kalau begitu kamu sendiri hati-hati.”

Fisi pulang ke rumah dan mengemasi rumah.

Fisi berkemas luar dalam hingga tengah malam, lalu Kenbo mengirimkan pesan kepadanya, menyuruhnya untuk tidur terlebih dahulu, dia sendiri akan pulang malam nanti.

Karena sudah duduk beberapa jam di dalam mobil dan sibuk untuk sesaat setelah pulang, awalnya Fisi ingin menunggu Kenbo, tetapi berbaring di atas kasur dan memejam mata, dia pun tertidur.

Hingga tengah malam, Fisi tiba-tiba terbangun dengan kaget.

Tidak sempat untuk memakai sandal, Fisi sudah berlari ke arah pintu.

Fisi membuka pintu, lalu aroma bir yang memenuhi ruangan membuat Fisi mengerutkan alisnya dengan kencang.

Lampu meja di ruang tamu masih menyala, Kenbo setengah berbaring di atas sofa, jaket luarannya terlempar di atas meja sofa, setengahnya sudah menjuntai ke lantai.

Fisi mengernyit dan berjalan pelan ke sana.

Sampai di depan Kenbo, Fisi setengah berjongkok dan kedua tangannya memeluk lutut. Fisi menatap Kenbo, terus-menerus masuk ke dalam tim syuting, Kenbo terlihat terlalu kurus.

Namun, apakah ada yang terjadi hari ini? Atau bertemu dengan orang apa? Kenapa minum begitu banyak bir?

Fisi menarik jaket luaran di samping dan menyelimuti badan Kenbo, lalu dia bangkit berdiri, ingin mengambilkan selimut dan bantal untuknya.

Baru saja Fisi berdiri, Kenbo mengulur tangan menarik pergelengan tangannya, lalu dengan kuat menariknya kembali.

Fisi tidak bisa menolak momen kemalasan dari gerakan itu, dia langsung terjatuh ke badan Kenbo.

Fisi terkejut, lalu dia menoleh menatap Kenbo.

“Di sini tidak nyaman, tidur ke kasur saja?”

Kenbo membuka mata, melihat Fisi mengenakan baju tidur, tetapi di dalamnya kosong, badannya menjadi kaku dengan jelas.

“ Kak Kenbo … kamu dengar tidak aku berbicara? Apakah kamu mabuk, aku pergi buatkan sup pereda mabuk untuk kamu saja?”

“Aku tidak mabuk!” Kenbo berbaring di atas sofa dan berkata terhadap Fisi yang menahan di atas badannya “Jangan pergi!”

Fisi dipeluk sepenuhnya oleh Kenbo, takut dirinya menimpa Kenbo, kedua tangannya menahan di dada Kenbo, baru saja dia ingin bangun, dia ditarik kembali oleh Kenbo.

“Kenbo, kamu lepaskan aku dulu.” Fisi berkata dengan suara kecil. Mereka berdua menempel dengan sangat dekat, Kenbo hanya mengenakan sehelai kemeja tipis, sementara dia baru saja bangun dari tidur, bahkan dalaman pun tidak dia kenakan.

Sedikit canggung, juga sedikit… berbahaya.

“Berikan aku, boleh tidak?” Kenbo mengeratkan lengannya yang merangkul pinggang Fisi dan menatapnya dengan mata linglung.

Fisi terbengong menatap Kenbo, sekujur tubuhnya menjadi kaku.

“Apa katamu?”

Fisi merasa wajahnya sendiri sudah terbakar.

Fisi menatap wajah Kenbo, dia yang mabuk dan linglung, kehilangan rasa dingin dan angkuh pada biasanya, bertambah beberapa rasa bersahabat, dia pun terlihat lebih tampan dan luar biasa.

Sambil menatap Kenbo, Fisi bahkan tidak tahan untuk menelan ludah.

Keelokan yang membuat orang ingin menikmatinya, mungkin adalah seperti ini?

“Tampan tidak?” Kenbo melihat reaksi Fisi dalam matanya, dia mendekat ke telinga Fisi, lalu berkata pelan di telinganya dengan suara bass yang membawa hasutan.

Fisi merasa sekujur tubuhnya kesemutan, dia memejamkan mata dan merasa pusing.

Jelas-jelas orang yang minum bir bukan dia, kenapa saat ini, dia justru merasa sedikit mabuk?

Tenggelam ke dalam keindahan, adalah perasaan seperti inikah?

Fisi merasa kali ini dia pun bisa mendengarkan detak jantungnya yang tidak tenang.

“Tam… tampan.”

“Suka tidak?”

“Suka….”

“Kalau begitu, mau atau tidak mau?”

Seketika otak Fisi meledak, elok bagaikan kembang api. Dia menggigit bibir, napasnya pun menjadi cepat dengan jelas sekali.

Mau, tidak mau?

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu