Cantik Terlihat Jelek - Bab 396 Menyakiti

"Mohan, kamu sudah mau menikah" Mia menggunakan waktu menukar nafas untuk mengingatkan dia.

"Apakah kamu lupa, waktu kita menikah kemarin aku juga memiliki banyak wanita di luar?" Mohan menghela nafas kecil di telinga Mia dan berkata dengan santai.

Maksudnya adalah, Mohan menjadikan dia sebagai salah satu wanita-wanita itu? Hati Mia terasa marah dan dingin.

Mia menatap dia dengan wajah tidak senang.

Mo Fan mengerutkan alisnya, dia mengangkat tangannya dan mengelus rambut Mia dengan lembut, selanjutnya dia mencium dahi Mia, "Aku akan lebih lembut!" Sambil berkata, tangan dia sudah menuju ke bawah.

Mia tiba-tiba sadar diri, dia langsung menahan tangan Mohan dengan alis mengerut, sambil mengigit bibirnya, Mia berkata : "Jangan menyentuh aku dengan tanganmu yang kotormu itu, seberapa buruk tubuhku, aku pun tidak ingin memberikannya kepadamu"

Mohan mengerutkan alisnya, "Kalau begitu kamu ingin berikan kepada siapa?"

Setelah itu, Mia sudah mengerti, ada beberapa orang itu tidak boleh dilawan, kalau tidak yang sakit adalah diri sendiri.

Pria ini kalau bersikap kejam, tidak seperti seorang manusia lagi.

Berpikir tentang penyiksaan dari pria ini.

Air mata Mia mengalir seperti hujan!

Mia menoleh ke samping, tatapannya tetlihat kosong.

Mohan, kalau kamu tidak mencintai dia, mengapa masih mau menyakiti dia!

Mia bahkan tidak bisa menangis sekarang!

Setelah Mia bangun lagi.

Sakit, seluruh tubuhnya terasa sakit dan pegal, setiap tulangnya terasa di rombak kemudian pasang kembali, ada satu tempat yang sakitnya sangat luar biasa, bukannya orang berkata setelah pertama kali melakukan itu, tidak akan sakit lagi? Mengapa Mia masih terasa begitu sakit ketika sudah melakukan beberapa kali? Mia menarik nafas dengan dalam, dia merasa sangat kesakitan, semua ini bisa menunjukkan tadi Mohan itu seberapa kasar........

Semua ini juga membuktikan 'kekuatan' dia.

Satu tetes air mata jatuh, Mia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dengan gerakan yang pelan.

"Sakit ya?" Suara lembut berdering dari atas kepala Mia.

Mia menundukkan kepalanya, sakit ya? Haha....

Dia benar-benar ingin memarahi pria ini dengan kasar, tidak sakit? Kamu mau rasakan? Manusia binatang.

Tetapi, Mia bahkan merasa sakit ketika dia hanya bernafas, dia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk marah lagi, jadi, Mia hanya mengangkat kepalanya dan melirik ke Mohan.

"Seharusnya kamu tidak melawan aku tadi, kamu harusnya tahu personalitasku itu tidak tahan dilawan!" Mohan berkata dengan perlahan, seolah-olah dia sedang mencoba menjelaskan.

Mia menatap dia dengan tidak senang, kemudian menyimpan tatapannya dan menoleh ke samping, terus mengabaikan dia.

"Mungkin tadi aku agak kasar, tetapi....."

Tubuh Mia meluncur ke bawah, kemudian, dia menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya termasuk wajah.

Dia tidak mau mendengar penjelasan apa pun sekarang!

Kasar, apakah itu disebut kasar?

Otak Mia sangat kesal sekarang, sehingga setelah itu dia tidak mendengarkan kata-kata Mohan satu kata pun.

Kemudian Mia mendengar suara menutup pintu yang kuat, setelah itu dia baru menggeserkan kepalanya keluar dari selimut.

Mia menarik nafas dengan dalam.

Satu malam itu, Mohan tidak masuk lagi.

Satu malam ini, Mia tidak tidur.

Sambil memeluk selimut, Mia menyandar di tempat tidurnya dan melihat ke jendela sampai langit terang.

Sampai alarm Mia berdering, Mia baru turun dari tempat tidur, keramas dan mengganti baju dengan gerakan perlahan.

Semuanya dilakukan secara beruturan.

Tetapi di dalam hati, Mia tahu mereka berdua sudah berakhir, Mia memejamkan matanya dan menangis tanpa suara di atas tempat tidur,

Sampai air matanya sudah mengering, tenggorokannnya sudah menjadi serak, Mia baru duduk kembali secara perlahan.

Kemudian Mia berjalan ke kamar mandi dan terus mencuci wajahnya dengan air dingin.

Kemudian Mia menarik nafas sebelum mengambil tasnya dan berjalan ke arah pintu.

Rasa pegal dan sakit di kakinya membuat Mia merasa lemas pada saat dia melangkah.

Mia membuka pintu dengan lembut dan dia melihat Mohan yang duduk di lantai sebelah jendela ruang tamu.

Sementara di sisi Mohan dipenuhi oleh asap rokok.

Ternyata ketika Mia tidak tidur satu malam, Mohan berada di luar selama satu malam....

Hati Mia yang awalnya membenci sampai ke dalam tulang saat ini menjadi meragu.

Hanya saja, setelah bereaksi kembali, Mia memasang ekspresi dingin dan berjalan melewatinya, kemudian dia berjalan ke arah pintu tanpa menoleh ke belakang.

"Maaf!" Pada saat Mia berjalan dua langkah, pria yang dibelakangnya bersuara.

Langkah kaki Mia berhenti, terakhir kali dia meminta maaf adalah waktu sebelum dia 'mati'.

Hanya saja, meminta maaf itu sudah tidak berguna, ada beberapa luka itu tidak bisa sembuh hanya karena satu kata maaf. Mia menjawab dalam hatinya.

Mia menundukkan kepalanya dan terus berjalan ke depan.

Dia memilih untuk tidak menghiraukan dia, tetapi Mia merasa penglihatannya mengelap ketika dia baru berjalan dua langkah, kemudian dia pun kehilangan kesadaran.

"Mia......." Dia mendengar panggilan dari Mohan, tetapi...... tidak ada tenaga menjawabnya.

Pada saat dia sadar kembali, dia sudah berada di rumah sakit.

Sementara Mohan duduk di samping tempat tidurnya, dia sedang memejamkan matanya dan wajahnya terdapat kumis yang menumbuh.

Mia menggerakan kaki dan tangannya.

"Kamu sudah sadar diri?" Mohan berdiri dan bertanya dengan wajah gembira.

Mia mengabaikan perhatian di tatapannya dan menoleh ke luar jendela.

"Dokter berkata kamu mabuk terus satu malam tidak tidur, makanya........."

Mabuk, satu malam tidak tidur? Mohan, apakah kamu tahu malu?

Apakah kamu tidak tahu mengapa dia bisa pingsan?

Karena disiksa oleh kamu sampai staminanya tidak bisa menahan!

Di dalam hati Mia mengomel: 'manusia ini benar-benar bahkan kalah dengan binatang!'

"Mohan, aku tidak ingin melihat kamu, kamu pergi sekarang!" Mia memotong kata-katanya dan menunjuk ke arah pintu dengan dingin.

Mia sangat membenci Mohan menghadapi masalah dengan cara menampar kamu kemudian memberikan kamu permen.

"Lain kali aku akan lebih hati-hati" Mohan berkata seolah-olah hal ini adalah masalah kecil.

Mia mengerutkan alisnya dan melirik ke Mohan, "Lain kali?"

Mohan jarang-jarang bersikap tulus, dia mencium dahi Mia, "Jangan marah lagi, kamu mau makan apa, aku pergi beli"

"Apakah boleh makan jantungmu saja?"

Mohan mengerutkan alisnya, "Mau yang mentah atau masak?"

Sudut mulut Mia bergetar, "Mohan, aku tidak akan memaafkan tindakan kamu"

Mohan menuangkan segelas air untuk Mia, "Tindakan aku? Aku buat apa? Mia, antara suami istri, bukannya hal seperti ini normal?"

Di dekat pintu, terdengar suara 'pong', ada sesuatu jatuh ke lantai.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu